Pertanyaan nya. Berarti orang piaman di Rantau tidak kompak dong .?? Â Jelas kompak.!
Loh kok. Di politik punya sikap seperti itu (di atas)?
Tentu pertanyaan itu kerap kita dengar dan jawaban juga sering kita lontarkan untuk menjawab pandangan orang bahwa kita kita tidak kompak..
Secara organisasi orang Minang di rantau dalam bersikap pada politik, "Netral" dan tidak tidak berpihak pada calon tertentu,baik suku Minang sendiri maupun pada suku lain. Ini jelas. Sejalan dengan di bangunnya pangayuban Minang terutama Persatuan keluarga Daerah Piaman yang di singkat menjadi PKDP, yang merupakan organisasi payung Panji adat masyarakat Piaman di Rantau.
Tetapi secara moralitas dan kebersamaan dan Rasa bedunsanak. jelas menjadi keinginan masyarakat rantau itu sendiri untuk mendukung dan mendorong setiap warga Rantau untuk ikut dalam kancah politik , baik itu pileg dan pilkada.
Dan inilah, yang selalu menjadi Tema pembicangan di setiap palanta (warung kopi) dalam menyikapi keinginan mereka (dunsanak) yang maju Pileg di dapil masing masing. Â
Namun keinginan itu. Kadang kala tidak di akomodir dengan rapi rapi sehingga timbul banyak Caleg yang terkesan "Hoby Caleg" dalam pandangan seorang tokoh dan penasehat PKDP Arisman di Rantau Karimun.
Pandangan ini tentu sangat beralasan, karena di sebabkan banyaknya caleg dari suku Minang (Piaman) tanpa bisa bisa bendung. Sehingga sulit untuk mendudukkan satu perwakilan di DPRD,
Ini problem, bagi masyarakat rantau dan juga problem bagi persatuan . Â Ini ibarat makan "buah simalakama" di dukung secara organisasi,jelas menciderai semangat organisasi itu sendiri. Di dukung secara gerilya (moral) jelas . Tidak ada jaminan dan konsekuensinya bagi yang menyatakan mendukung. Â Sehingga sering terjadi . Para penyataan mendukung dengan Slogan "dari pada mengemukakan kerbau orang ,bagus kerbau yang di gemuk kan" itu bermain kaki dua dalam hal pilihan. Â Artinya dukung itu berupa hanya di Mulut. Dan pemanis pahit kopi di Palanta.
Baca jugaÂ