Mohon tunggu...
Hendri Julian
Hendri Julian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teori Belajar Sosial Albert Bandura

19 Januari 2025   03:38 Diperbarui: 19 Januari 2025   03:38 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Teori Belajar Sosial Albert Bandura adalah salah satu teori utama dalam psikologi yang menjelaskan bagaimana individu belajar melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain dan lingkungan sosial. Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura, seorang psikolog asal Kanada, pada tahun 1960-an sebagai pengembangan dari teori pembelajaran behaviorisme dan kognitivisme.

Bandura menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi melalui pengalaman langsung (trial and error) tetapi juga melalui observasi, peniruan, dan modeling terhadap perilaku orang lain. Konsep utama dalam teori ini adalah bahwa manusia dapat belajar dengan mengamati tindakan orang lain dan konsekuensi dari tindakan tersebut.

---

Konsep Utama dalam Teori Belajar Sosial

Bandura mengembangkan beberapa konsep kunci yang membentuk dasar dari teori ini:

1. Pembelajaran Melalui Observasi (Observational Learning)

Individu belajar dengan mengamati perilaku orang lain dan hasil yang diperoleh dari perilaku tersebut.

Contoh: Seorang anak belajar berbicara sopan setelah melihat orang tuanya berbicara dengan ramah kepada orang lain.

2. Modeling (Pemodelan)

Modeling adalah proses meniru perilaku yang diamati dari seseorang yang dijadikan panutan (model).

Model bisa berupa orang tua, guru, teman sebaya, tokoh masyarakat, bahkan karakter dalam media seperti TV dan film.

Contoh: Seorang remaja meniru gaya berpakaian idolanya.

3. Imitasi (Peniruan)

Imitasi adalah tindakan langsung menyalin perilaku yang diamati dari model.

Tidak semua perilaku yang diamati akan ditiru. Hanya perilaku yang dianggap relevan dan bermanfaat yang biasanya diimitasi.

4. Reinforcement dan Punishment (Penguatan dan Hukuman)

Penguatan positif: Jika perilaku yang diamati menghasilkan konsekuensi positif, maka kemungkinan perilaku itu akan ditiru meningkat.

Penguatan negatif: Jika perilaku menghindari konsekuensi buruk, individu juga cenderung meniru.

Hukuman: Jika perilaku diikuti dengan konsekuensi negatif, individu cenderung menghindari perilaku tersebut.

5. Faktor Mental (Cognitive Factors)

Bandura menekankan bahwa pembelajaran melalui observasi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan, tetapi juga faktor kognitif seperti:

Perhatian (Attention): Individu harus memperhatikan model untuk belajar.

Retensi (Retention): Individu harus mampu mengingat perilaku yang diamati.

Reproduksi (Reproduction): Individu harus mampu meniru perilaku tersebut secara fisik dan mental.

Motivasi (Motivation): Individu perlu memiliki alasan atau motivasi untuk meniru perilaku tersebut.

---

Eksperimen Boneka Bobo (Bobo Doll Experiment)

Salah satu eksperimen paling terkenal yang mendukung teori belajar sosial Bandura adalah Eksperimen Boneka Bobo (1961).

Desain Eksperimen:

Anak-anak diperlihatkan video seorang dewasa yang memukul boneka Bobo dengan kekerasan.

Beberapa anak melihat model yang menerima hadiah setelah berperilaku agresif, sementara yang lain melihat model yang dihukum atau tanpa konsekuensi.

Hasil:

Anak-anak yang melihat perilaku agresif cenderung meniru tindakan tersebut, terutama jika model tidak dihukum.

Anak-anak yang melihat model dihukum cenderung lebih sedikit meniru perilaku agresif.

Kesimpulan: Anak-anak belajar perilaku (baik positif maupun negatif) melalui observasi, terutama jika perilaku tersebut tampak mendapat penguatan positif atau tidak dihukum.

---

Proses dalam Pembelajaran Sosial (4 Tahap)

Bandura mengidentifikasi empat tahap penting dalam proses belajar sosial:

1. Perhatian (Attention)

Individu harus memperhatikan model dan perilakunya.

Faktor yang mempengaruhi: ketertarikan, kejelasan perilaku, status model (misalnya orang yang dihormati lebih mudah menjadi panutan).

2. Retensi (Retention)

Individu perlu mengingat perilaku yang diamati.

Retensi dipengaruhi oleh kapasitas memori dan proses kognitif individu.

3. Reproduksi (Reproduction)

Kemampuan untuk mereplikasi perilaku yang telah diamati dan diingat.

Memerlukan kemampuan fisik dan keterampilan yang sesuai.

4. Motivasi (Motivation)

Motivasi diperlukan agar individu benar-benar melakukan perilaku yang dipelajari.

Faktor yang mempengaruhi: penghargaan, hukuman, dan relevansi perilaku dengan kebutuhan pribadi.

---

Aplikasi Teori Belajar Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Pendidikan:

Guru sebagai model dalam mengajarkan nilai, norma, dan keterampilan.

Pembelajaran kooperatif dengan mencontohkan perilaku belajar yang positif.

2. Pengasuhan Anak:

Orang tua yang menjadi contoh dalam perilaku yang positif seperti berkata jujur, berbagi, dan empati.

Menghindari perilaku agresif di depan anak.

3. Media dan Iklan:

Pengaruh iklan dalam membentuk perilaku konsumtif dengan menggunakan tokoh terkenal sebagai model.

Pengaruh tayangan kekerasan pada perilaku agresif anak.

4. Psikoterapi dan Konseling:

Terapi model peran untuk membantu mengatasi fobia atau gangguan perilaku.

Modeling dalam terapi perilaku kognitif.

---

Kelebihan Teori Belajar Sosial Bandura

Menekankan peran lingkungan sosial dan kognitif dalam pembelajaran.

Menggabungkan aspek kognitif dan perilaku yang lebih lengkap dibandingkan teori behaviorisme klasik.

Eksperimen empiris seperti Boneka Bobo mendukung teorinya.

Kritik terhadap Teori Belajar Sosial Bandura

Kurang Menjelaskan Motivasi Internal: Teori ini cenderung lebih fokus pada faktor eksternal seperti penguatan dan hukuman daripada motivasi internal individu.

Fokus pada Observasi: Kurang menyoroti pembelajaran yang terjadi melalui eksplorasi dan pengalaman langsung tanpa model.

Tidak Menjelaskan Perbedaan Individual: Tidak semua orang yang mengamati perilaku tertentu akan meniru perilaku tersebut.

---

Kesimpulan:

Teori Belajar Sosial Albert Bandura memberikan wawasan penting tentang bagaimana manusia belajar melalui pengamatan dan interaksi sosial. Bandura menekankan bahwa belajar tidak hanya melalui pengalaman langsung tetapi juga melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain, yang diperkuat dengan proses kognitif seperti perhatian, retensi, reproduksi, dan motivasi. Teori ini banyak digunakan dalam pendidikan, pengasuhan, media, dan psikoterapi untuk memahami serta memodifikasi perilaku manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun