[caption id="attachment_88640" align="alignleft" width="300" caption="www.bbc.co.uk"][/caption] Setelah Mesir, Virus Tunisia mulai menyebar ka Yaman. Puluhan ribu warga Yaman menggelar unjuk rasa di ibukota Sana meminta Presiden Ali Abdullah Saleh, yang telah berkuasa dalam 30 tahun terakhir, didesak mundur. Presiden Saleh, yang dikenal sebagai sekutu Barat, menjadi pemimpin Yaman Utara pada 1978. Ia juga menjadi pemimpin negara ketika Yaman Selatan bergabung dengan Utara pada 1990.Terakhir kali ia terpilih kembali menjadi presiden pada 2006. Koar-koar para pengunjuk meneriakan "saatnya sekarang untuk perubahan!" Teriakan itu terus menerus dikobarkan. Mereka juga melakukan orasi yang menyebutkan tentang gerakan rakyat Tunisia yang menumbangkan Presiden Zine al-Abidine Ben Ali beberapa hari lalu. Virus Tunisia memang terus menyebar. Gerakan anti pemerintahan hegemonik menjadi pemicu aksi demonstrasi kerap menjadi alasan penting bagi rakyat yang merasa tertindas. Kekuasaan yang terlalu lama dan tidak menunjukan perubahan yang signifikan pun menjadi alasan penting dalam sebuah aksi demonstasi. Selain itu, upaya Saleh untuk menjadi peresiden seumur hidup dan isu penyerahan jabatan presiden ke anak sulungnya pun menjadi pemicu warga negaraYaman menjadi geram. Namun Presiden Saleh membantah semua tuduhan tersebut. "Kami berkumpul di sini menuntut agar Presiden Saleh dan pemerintahnya yang korup meletakkan jabatan," kata anggota parlemen dari partai oposisi, Abdulmalik al-Qasuss kepada kantor berita AFP. Pertanyaanya, kemana lagi Virus Tunisia akan menyebar? Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H