Mohon tunggu...
Penjelajah Alam
Penjelajah Alam Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat sosial budaya, politik dan pemerintahan serta aktif di bidang informasi dan komunikasi publik

Sekedar memberikan pandangan, saat perasaan mewajibkan pikiran mencantumkan sebuah kecenderungan untuk memilih berada pada sisi yang jelas, sehingga masih bisa berharap bahwa sesuatu yang mengatur persepsi benar adanya mewakili diri sendiri, bahkan orang lain dan khalayak banyak.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dehem dan Sergah Saat Virus Bersembunyi di Balik Uvula

18 April 2020   10:30 Diperbarui: 18 April 2020   10:50 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: prevention.com

MOHON MAAF saya bukan dokter, dan bukan pula ahli medis, hanya ingin berbagi pengalaman pribadi. Karena selama ini saya sering kerja sampai malam, bepergian jauh dengan kendaraan, bahkan pekerjaan yang menguras stamina dan energi.

SATU daging kecil tergantung di ujung atas tengah lidah dikenal dengan nama UVULA, perannya sangat besar untuk menghalau virus dan bakteri yang masuk melalui hidung atau mulut.

Saat kuman akan masuk ke saluran nafas bagian atas, Uvula akan mengibas bersama air liur dengan respon gatal sehingga kita bersin atau meludah, Virus atau bakteri terbuang keluar. Bisa juga bila cakar virus atau bakteri tidak tajam mencengkram, Uvula bersama air ludah akan menggelindingkannya ke lambung, kita menelan, virus dan bakteri mati dihajar asam lambung.

LALU KENAPA KITA BISA TERINVEKSI...??

1. Karena kita anggap remeh saat gatal di Uvula, membiarkan saja, sehingga virus menapak cakarnya ke saluran nafas atas dan masuk tenggelam ke dalam sel melalui membran, lantas kita terinfeksi.

2. Karena kita malu "BER-DEHEM", yaitu bunyi yang terdengar saat kita merasa gatal di Uvula (kerongkongan), dibiarkan saja saat di tengah orang ramai, dalam rapat, dalam ruangan kerja dan sebagainya untuk menjaga sopan santun. Padahal dengan "DEHEM", sekian detik Virus dan Bakteri yang akan tenggelam masuk ke membran sel bisa langsung terlempar lagi keluar.

3. Karena kerongkongan Kering di Ruangan ber-AC, kelembaban kerongkongan disedot oleh freon sehingga kita kekurangan air liur, saat itulah virus dan bakteri lebih cepat mencakar membran sel dan masuk menginfeksi sel.


INI YANG PALING BAHAYA DAN CARA CEGAHNYA

1. SAAT bakteri dan virus BERSEMBUNYI di belakang Uvula, sehingga bila di-DEHEMKAN pun akan tetap sembunyi dan tidak bisa dilontarkan ke luar atau tertelan ke dalam lambung. Karena Uvula hanya mengayun ke depan dan mengayun ke belakang. Virus dan bakteri yang sembunyi Ini sangat berbahaya.

Caranya adalah saat "ber-DEHEM" tambahkan dengan kekuatan suara SERGAH ("HAAAHHH!!!") maka getaran pita suara dan tekanan bunyi dari dalam tenggorokan menghantam virus dan bakteri yang sembunyi di balik Uvula sehingga bisa keluar kembali ke lidah dan sekitar mulut lalu bisa kita ludahkan atau ditelan masuk ke lambung. Dan mati lah si Virus dan si Bakteri.

2. Saat kita benar-benar kelelahan maka harusnya "JANGAN LANGSUNG TIDUR", walaupun mata sangat mengantuk, upayakan dahulu makan dan minum sambil relaksasi untuk kembali membuat tubuh bertenaga dan daya tahan tubuh meningkat kembali stabil, dan setelah tubuh terasa lebih bertenaga silahkan tidur.

Bila langsung tidur saat lelah, maka daya tahan tubuh drop jauh dan situasi ini paling empuk bagi virus dan bakteri merangsek masuk ke dalam sel untuk menginfeksi.

Apabila terlanjur ketiduran dan tiba-tiba terbangun karena kerongkongan gatal, maka langsunglah DEHEM-kan dan SERGAH (HHAAAAHHH!!!!) sampai rasa gatal itu hilang diludahkan atau ditelan. Bisa juga dibantu dengan air hangat, balsem atau minyak kayu putih di sekitar leher.

INTINYA jangan sepelekan peringatan dan tanda-tanda yang disampaikan tubuh anda, maka kenalilah diri anda, KAJI DIRI. Bersahabatlah dengan diri sendiri sebaik-baiknya, ikuti pesan dan suara hati.

Demikian, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun