Secara tidak langsung Rasulullah mengajarkan tetang kaidah ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidup pada sahabat Anshar tersebut. Rasulullah menghindarkan agar sahabat dari Anshar tersebut tidak menjadi peminta-minta yang akan berakibat buruk pada kehidupannya baik didunia apalagi diakhirat. Rasululah ingin menanamkan juga sikap mandiri pada lelaki Anshar tersebut. Dalam suatu hadis yang diriwayatkan Bukhari, Muslim dan Nasai dari Zubair bin Awwam Rasulullah bersabda :
“ Seseorang yang membawa tali (pada pagi hari) berangkat mencari dan mengerjakan kayu bakar ke bukit-bukit, lalu menjualnya, memakannya dan menyedekahkannya lebih baik daripada hidup meminta-minta kepada manusia.”
Kaidah ekonomi yang tergambar dalam sikap Rasulullah adalah dengan memberi contoh untuk memanfaatkan sumber daya yang ada pada lelaki Anshar itu walaupun dalam keadaan sumber daya tersebut yang sangat terbatas buat menghasilkan sesuatu yang bernilai guna bagi usaha dan menciptakan nilai tambah suatu barang sehingga dapat dimanfaatkan. Sebagaimana yang dikatakan beliau :
“separuh uang ini kamu belikan makanan untuk keluargamu dirumah dan separuhnya lagi kamu belikan kampak dan bawalah kepadaku disini.”
Selanjutnya Rasulullah juga langsung mempraktekan bagaimana menciptakan nilai tambah suatu barang dengan memberikan wawasan layaknya seorang pengusaha mencari suatu produk/memproduksi dan mengolah serta menjualnya/mendistribusikannya untuk mendapatkan hasil. Sebagaimana yang beliau katakan :
“Berangkatlah engkau sekarang mencari dan menebang kayu, kemudian menjualnya (lanjutan hadis diatas). Janganlah kamu menjumpaiku dalam waktu lima belas hari !”
Jauh-jauh hari beliau sudah memperkenalkan soal-soal ekonomi sebagaimana hadis beliau :
“ Seseorang yang membawa tali (pada pagi hari) berangkat mencari dan mengerjakan kayu bakar ke bukit-bukit, lalu menjualnya, memakannya dan menyedekahkannya lebih baik daripada hidup meminta-minta kepada manusia."
Dalam konteks kekinian dimana sebagian warga kita sebagaimana yang banyak ditayangkan di beberapa media bahwa ada kebiasaaan dan perilaku untuk selalu meminta-minta, sedangkan tangannya masih kuat untuk melakukan usaha dan upaya untuk memenuhi dan mencari nafkah. Bahkan ada yang sampai menimbulkan korban jiwa, dan yang lebih menyedihkan lagi adalah bahwa orang yang hidupnya tergolong mampu mengaku miskin dan tidak mampu hanya sekedar untuk mendapatkan bantuan yang tidak seberapa. Hal ini sangat kontradiktif sekali kita sebagai umat Muhammad SAW. dengan apa yang diajarkan oleh Nabi sebagaimana hadis tersebut di atas.
Sebagai umat Muhammad sudah sepatutnya kita meneladani apa-apa yang diajarkan Rasulullah agar kita terhindar dari segala petaka dan bencana yang sudah dijanjikan oleh Allah swt dalam banyak ayat-ayat Al Qur’an.
Melalui hadis ini Rasulullah sudah mengajarkan kepada kita untuk membangun sikap mandiri sekaligus wawasan untuk menjadi seorang usahawan yang menghasilkan suatu barang/produk dan mendistribusikannya bagi memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan orang lain kemudian membagikan/menyedekahkan sebagian hasil yang didapat untuk bermuamalah kepada sesama sebagai cerminan takwa yakni melaksanakan perintah Allah swt.
Semoga Allah swt. memberikan kekuatan kepada kita untuk melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah swt dan disunahkan Rasulullah SAW. Amin…