[caption caption="Ceria naik jungkat jungkit"][/caption]
Mencari ruang publik di Kota Padang, susah-susah gampang bukan lagi gampang-gampang susah. Kenapa disebut susah-susah gampang, karena memang sangat susah ditemukan.
Salah satu harapan warga untuk ruang publik yang terbuka untuk umum hanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol Padang. Di lokasi yang memang hijau ini, siapa yang ingin masuk gratis, jika memang hanya sekedar duduk-duduk saja.
[caption caption="main jungkat jungkit"]
Paling hanya akan membayar biaya parkir. Jika anak-anak mau bermain di wahana permainan yang ada dekat RTH, barulah uang kembali keluar dari kantong.
Namun sayangnya, RTH Imam Bonjol Padang tidak begitu ramah bagi mental anak-anak. Pasalnya area ini kadang jadi lokasi bebas bagi insan muda yang sedang di mabuk cinta.
Bukan sekali dua kali di lokasi ini tertangkap basah muda-mudi yang sedang di mabuk cinta. Mereka akhirnya digiring ke Polresta Padang yang ada di seberang jalan RTH Imam Bonjol, untuk dimintai pertanggungjawaban.
[caption caption="Ceria naik mobilan"]
Maka dari itu, saya kalau ada waktu membawa main anak-anak terpaksa langsung ke arena bermain anak-anak. Di sana bebas dari tatapan remaja-remaja yang sedang dimabuk cinta.
Setelah puas bermain mobil-mobilan dan wahana lainnya, mereka saya ajak makan, baru setelah itu langsung pulang. Hanya itu satu-satunya ruang publik hijau terbuka yang ada di Kota Padang. Dan itupun dimiliki oleh TNI, bukan punyanya Pemko.
Tempat terbuka lainnya juga ada. Seperti GOR Agus Salim. Namun di hari libur, sesaknya bukan main dan tidak boleh bawa kendaraan ke dalam. Kadang suasanya seperti pasar kaget, dengan banyaknya pedagang yang diizinkan berjualan.
Tidak adanya ruang publik di Kota Padang yang tidak berbayar, hendaknya jadi pemikiran bagi Walikota Padang di masa datang. Setidaknya minimal ada satu ruang publik gratis untuk satu kecamatan.
Jika di Padang ada 13 kecamatan, itu berarti ada 13 ruang publik yang bisa dikunjungi warga. Buatlah suasananya nyaman, sehingga anak-anak betah untuk bermain. Laranglah mereka-mereka yang dimabuk cinta, agar tidak merusak mental anak-anak yang lagi bermain di ruang publik.
Jika ruang publik tersedia dengan baik, tentunya masa kecil anak-anak akan lebih bahagia. Mereka bebas bermain bola, petak umpek, kejar-kejaran dan lainnya.
Semoga saja Kota Padang dipimpin oleh walikota yang peduli dengan ruang publik. Makin banyak ruang publik yang tercipta, maka akan bertambah-tambahlah kebahagian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H