Sejak aku lulus dari SMA,yang terfikir olehku hanya bagaimana caranya menjalani hidup ini sebagai laki-laki tentunya.Aku bercita-cita menjadi orang yang sukses serta suatu saat nanti didampingi oleh istri yang saleha.Sejak saat itu aku selalu serius menjalani hidup ini di bawah bayangan cita-citaku.Mungkin hanya suratan tangan yang membawaku kesana kemari merantau agar bisa menjadi orang yang sukses seperti yang aku impikan.Tahun berganti tahun,usiapun terus bertambah,namun kesuksesan itu masih terlalu jauh untuk bisa ku gapai.Hingga hampir saja putus asaku ini dalam meaih sebuah kesuksesan.Akhirnya aku menyadari,bahwa semuanya telah ada yang mengatur,dan semuanya aku serahkan padaNYA.Hasrat untuk meraih kesuksesan sudah tidak semenggebu-gebu seperti dahulu,tapi setelah itu,bayangan keduapun muncul begitu saja,tak ku sangka tahun itu tahun 2005,usiaku pun genap 26tahun.Hatiku tergugah ingin rasanya memiliki seorang istri,dan berharap semoga setelah beristri nanti kan terbuka lebih lebar lagi pintu rejeki.
Perburuan calon istripun ku mulai,,tidak banyak wanita yang ku bidik dan ku tembak sebagai calon istriku.Mungkin aku tipe laki-laki yang sedikit kuno,sebab aku tidak bisa pacaran layaknya pemuda pemudi ketika itu.Dari 3 wanita yang ku dekati,selalu kusebutkan misiku,bahwa aku berpacaran hanya karena ingin mencari seorang istri.Pada awalnya mereka menerima misiku,,”,,semua kita jalani saja,,”itu kata mereka,namun di penghujung hubungan itu,mereka menolak untuk kunikahi,sedikitpun aku tidak berfikir panjang,,”,,kalau semua ini hanya main-main,lebih baik kita akhiri semua ini,kamu tahu bahwa yang aku inginkan seorang istri bukan seorang pacar,dan tak baik untuk kita teruskan,hanya dosa yang kan kita dapat jika kita seperti ini,maafkanlah aku,jika aku telah menyakitimu,dan mungkin kau bukan jodoh terbaik untukku,maafkanlah aku jika aku meninggalkanmu dan kembali seperti dulu,bahwa kita tidak pernah saling mengenal,sebab tak mungkin cintaku minta kau ubah menjadi sebuah jalinan persahabatan,,maafkanlah aku,,”itulah kata-kata yang ku utarakan pada dua wanita calon istriku itu.
Aku bekerja besama pamanku dengan menjaga salah satu konter miliknya di sebuah super market.Walaupun penghasilanku tidak seberapa,tapi hatiku cukup senang.Disana aku memiliki banyak teman yang baik padaku,dan ada beberapa teman wanita yang cukup dekat dan perhatian padaku,dan aku yakin,apabila salah satunya kupacari dan kunikahi,hati kecilku mengatakan bahwa mereka takkan menolaknya,tapi untuk apa?”sebab di hatiku tak ada rasa cinta pada mereka,kami hanya berteman,walaupun orang disekitarku menganggap kami berpacaran.
Suatu ketika,salah satu temanku sesama penjaga konter,keluar dari pekerjaannya,sebelum berpisah,sengaja dia temui aku untuk berbicara bahwa dia ingin menitipkan adik perempuannya nanti ketika dia sudah tidak bekerja lagi,dan pekerjaannya itu akan diteruskan oleh adik perempuannya itu,sebab hanya aku yang bisa dia percaya.Di hari-hari berikutnya,konter itu telah dijaga oleh gadis lain,yang tidak lain adalah adik dari temanku itu.Ismi namanya,anak bungsu dari 6 bersaudara.Kedekatanku dengan ismi ibaratkan hubungan kakak dengan adik perempuannya.Rasa sayangku pun layaknya rasa sayang yang dimiliki seorang kakak terhadap adiknya,tak rela rasanya hati ini jika ada orang yang menyakitinya.setiap laki-laki yang suka padanya dan ingin memacarinya,harus melalui aku dulu seraya mengancam”,,Awas!kalau sampai dia kamu permainkan,kamu akan berhadapan dengan saya..!”itu yang ku katakana pada setiaplaki-laki yang naksir pada ismi,jadi seolah-olah aku terlalu over protected pada dia.Anehnya,sebanyak itu laki-laki yang menyukainya,tidak satupun yang dia terima untuk menjadi kekasihnya,,aneh..?”
Aku selalu berusaha untuk menjaganya dari hal-hal yang mungkin tidak baik baginya,ismi terlalu polos,dan belum mengenal apapun,karena dia baru pertama kalinya merantau dari kampungnya.Ismi hanyalah gadis lulusan SMP,dia selalu bekerja keras,terkadang melebihi dari kemampuannya sebagai seorang gadis remaja.Segalanya dia kerjakan untuk membantu kakaknya di kampung sana,dari mulai mencari air,mencuci,memasak,berjualan makanan di warung kecil-kecilan milik kakaknya,bahkan hingga mengurus keponakannya yang super bandelpun dia handle sendiri.Iba rasanya mengetahui semua latar belakang dia dan keluarganya.,yang terlebih membuatku iba,ketika ia menceritakan tentang keadaan kedua orang tuanya,tak ku sangka ismi seorang gadis yatim piatu yang sejak kecil telah ditinggalkan ayah ibunya.
Sang ibunda tercinta pergi di panggil Yang Kuasa ketika melahirkan ismi.Bayi merah yang terlahir kedunia ini dengan berat kurang dari 3kg itu terpaksa terlahir tanpa merasakan betapa nikmatnya air susu ibunya yang semestinya dapat menghentikan tangisannya ketika itu,tapi semua tak ia dapatkan.Dikarenakan itu,ayah beserta kakak-kakaknyapun menjadi kewalahan menghadapi masalah yang mereka hadapi,yaitu bagaiman caranya agar si bayi mendapatkan ASI.Kebetulan istri dari kakak si’bayi yang tertua masih menyusui anaknya,terpaksa ismi satu susuan dengan keponakannya.Tentu saja air susu yang ada tidak dapat mencukupi kebutuhan dua bayi sekali gus,dan kembali terpaksa,ismi lah yang harus mengalah.Air tajin atau air nasi yang menjadi pengganti ASI untuk ismi.
Orang-orang kampung ismi ketika itu memanggil ismi ketika bayi dengan sebutan si’orok beureum,atau dalam bahasa Indonesia si’bayi merah artinya..Karena waktu itu ismi terlahir dengan warna kulit yang memerah.Saat itu kelurga ismi benar-benar memprihatinkan,jangankan untuk membeli susu kaleng pengaganti ASI,untuk makanpun masih sering menggunakan garam sebagai perasa nasi putih agar meliki rasa ketika ditelan.
Panjang lebar cerita ismi yang ku dapat,hingga dia sering mengurai air matanya ketika ia teringat akan latar belakangnya itu.Ketika usianya 10thn iapun mesti kehilangan ayahnya untuk selama-lamanya.Makin bertambah rasa sedih yang ismi rasakan.Kehidupan yang morat-marit telah membuatnya jenuh berada di kampung halamannya dan Bandung menjadi tujuannya untuk mengadu nasib.kebetulan juga kakaknya sudah tidak ingin bekerja karena memenuhi tuntutan suaminya,dan ismi lah yang menggantikan posisi kakaknya itu.Semenjak dari sana aku aku mengenal ismi dengan latar belakang yang menyedihkan.Dan makanya aku sangat menyayanginya,dan selalu menjaganya,sekurang-kurangnya aku berusaha sebisa mungkin untuk meringankan beban yang dia rasakan.
Selama ismi bekerja di super market itu,ismi terlihat sangat rajin serta baik padaku.Mungkin untuk membalas kebaikanku padanya,dia sering sekali membantuku di konter,ya,,walupun hanya bebersih atau membenahi barang-barangku yang terserak.Waktu itu aku sedang dekat dengan seorang gadis yang berasal dari garut,hubunganku berjalan lancar dan normal-normal saja,tapi tetap masih dalam konteks ‘mencari seorang istri’.Aku mencintainya,dan diapun begitu.Kami berpacaran cukuplah lama,ismipun mengetahui itu.Anehnya seiap kali gadis itu ku bawa ke konter,ismi selalu memperlihatkan seolah-olah dia tidak senang akan hubunganku dengannya,ia seolah-olah memata-matai semua tingkah laku kami.Aku hanya bisa menilai ada apa antara aku,ismi dan si’gadis garut calon istriku itu.
Kian hari tingkah laku ismi semakin membuat hatiku bertanya-tanya,pacarku itu seakan ikut terusik akan kehadiran ismi.Terkadang mereka berdua saling memasang muka masam di hadapanku,ini tak boleh ku biarkan,aku harus bertindak sesuatu.Untuk menjaga semua agar baik-baik saja,kulanjutkan misiku,,ku bawa pacarku itu untuk bicara 4mata dan akupun segera melamarnya,,Dasar..!Dia malah menolak lamaranku!gadis yang aneh!seolah-olah hubungan cinta kami selama ini tiada artinya buat dia,dia hanya ingin bersenang-senang saja “,,aku belum siap untuk menikah ,,”katanya”.Seperti sebelumnya pada perempuan sebelum dia,segera saja ku akhiri semuanya,walau sedih terasa tapi lega rasanya semua telah berakhir dengannya.Karena waktu dan usiaku terus bertambah,jika ku teruskan hubungan itu,itu hanya membuang-buang waktu saja.
Semua sedih yang ada kusimpan serapi mungkin dari ismi,ismi menyangka aku masih berhubungan dengan gadis itu.Rasa cemburu ismi makin terlihat olehku pada mantan pacarku.Aku bertanya-tanya dalam hati ”,,apakah ismi menyukaiku,,?” atau hanya perasaanku saja.Ketika dia kupandang lebih dalam lagi,ternyata ismi tidak kalah cantiknya daripada mantanku itu.Akupun segera beraksi kembali,tidak peduli dia yang telah ku anggap seperti adikku itu,akupun harus mencari tahu apakah benar dia juga menaruh hati padaku seperti dugaanku.Lama kelamaan aku semakin yakin bahwa memang ia menaruh hati padaku,semua itu terlihat dari tingkah laku dan perhatiannya padaku.
Ismi gadis yang tahu diri,apapun isi hatinya,tak kan mungkin ia ceritakanpadaku.Namun kematanan usiaku yang bertaut 7thn dengan ismi disertai pengalaman dalam menjalin sebuah hubungan cinta,akhirnya memaksanya untuk bercerita.Aku terkejut ketika dia baru menjelaskan setengahdari ceritanya,belum selasai dia mengatakan semua,aku langsung untuk menyuruhnya berhenti bercerita “,,STOP,,!” jangan diteruskan ceritanya,sambungku”,,dan sekarang biarkan Uda yang bicara,,”bagaimanapun uda adalah laki-laki yang normal yang menjunjung tinggi perasaan seorang wanita,ga baik kalau seandainya seorang wanita sampai mengatakan cinta pada seseorang laki-laki.Dan sekarang biarkan uda yang memulainya,,”akupun mencari-cari kata yang tepat untuk kusampaikan padanya.Akhirnya aku memberanikan diri ”,,uda suka sama ismi,dan uda harap ismipun begitu,kalau seandainya ismi juga suka sama uda,bagaimana kalau seandainya kita jadian aja,,?”tanpa pikir panjang,ismi cepat menjawab “ya,,”.
Entahlah,apa yang ada dalam benakku saat itu,semua campur aduk tidak karuan.Ismi kemudian bertanya akan mantanku gadis garut “,,bagaimana dengan dia,,?”.”,,Uda sudah tidak berhubungan dengan dia lagi,,”jawabku.Berselang 3hari setelah kunyatakan suka padanya,ismi terlihat masih penasaran tentang hubunganku dengan mantan pacarku.Untuk meyakinkannya,karena aku telah tau semua tentang seluk-beluk ismi,penderitaan dan segala cobaan yang telah dia lalui,serta benih cinta yang telah padanya sejak aku meninggalkan si gadis garut beberapa waktu lalu,akhirnya aku memberanikan diri untuk langsung saja menyatakan cinta seraya melamarnya,,”,,kalau untuk kata suka,3hari yang lalu uda telah bilang suka sama ismi.Kalau untuk kata cinta,uda sekarang benar-benar telah jatuh cinta sama ismi,mau ga kalau seandainya ismi jadi istri uda,,?”ucapku pada ismi.Dia seakan-akan terkejut dengan pernyataanku,seolah-olah dia tidak percaya akan apa yang terjadi saat itu,walaupun demikian,sambil tersipu malu,ismi menjawab “,,ya,,ismi mau,,”.Oh bahagianya hati ini,tak kusangka akan mendapatkan istri semudah ini,hanya butuh 3hari saja.
Tak mau ku mengulur-ngulur waktu lagi,ketika kesempatan ada,keesokan harinya segera saja ku temui kakak-kakaknya untuk melamar adik bungsu mereka,dan juga memberi tahu keluragaku karena aku telah memiliki seorang calon istri yang ku cintai,dan dia lebih lagi mencintaiku.Pada awalnya keluargaku dan keluarganya berat untuk memberi restu pada kami,karena aku sendiri orang minang,karena orang minang menganggap bahwa orang sunda bisanya hanya dandan dan menghamburkan uang.Begitu juga dengan keluarga ismi,mereka menganggap,lelaki minang itu tukang kawin dan takut adiknya menjadi korban akan keganasan lelaki minang.Kami tidak mempedulikan apapun anggapan keluarga kami,aku dan ismi yakin bahwa cinta kami tak terpisahkan,berkat kesabaran kami dalam meminta restu setelah melihat kesiapan kami,akhirnya restupun kami dapatkan.Kekuatan cinta itu telah membawa kami pada tanggal 11 november 2006 untuk berdiri di sebuah pelaminan yang sangat sederhana.Kami tidak pedulikan mewah atau tidaknya pesta yang kami adakan.Kebahagiaan kami menjadi seorang suami dan istri telah mengalahkan semua rasa yang ada yang hingga detik inipun masih hangat terasa.Waktu itu rasanya tak kan ada satupun yang dapat merenggut kegahagiaan itu dari kami,kecuali maut yang datang menghadang.
Satu minggu berlalu menjalani indahnya perkawinan layaknya pengantin-pengantin baru yang lainnya,wajah lelah disertai panas dalam terlihat dari wajah dan bibir ismi yang pecah-pecah,padahal aku tipe suami yang bisa menahan,takkan mungkin aku menghabiskan istriku dalam satu malam.Beberapa hari berikutnya,kelelahan yang tampak pada wajahnya makin sangat mengkhawatirkanku,panas dalamnya semakin parah,bibir pecah-pecah dan lidah seperti mulai mengeluarkan jamur.
Bermacam-macam buah-buahkan aku belikan untuk menambah vitalitasnya,tapi itu semua tidak berpengaruh sedikitpun.Dalam waktu 2hari kondisi ismi semakin parah dan meradang.Selain dari bibir yang pecah-pecah,kini pada bagian dalam mulutnya berjamur dan bernanah.Padahal dia tidak kuporsir sama sekali untuk menjalankan tugasnya sebagai istri.Aneh,,?”Dan kemudian terlihat ruam/rona merah menyala seperti warna merah bekas kerokan pada ke dua pipinya yang kalau diperhatikan ruam itu menyerupai sayap kupu-kupu.Semua persendiannya menjadi sakit,tulang-tulangnya terasa ngilu.Sudah dua kali ismi ku bawa ke klinik dekat rumahku,kemudian oleh dokter penjaga disana diberi vitamin dan antibiotik,namun tetap saja tidak ada perubahan,malah makin parah yang ada.
Hatiku sangat gelisah saat itu,kenapa dengan istriku,,?”Untuk mengobati rasa penasaranku,ku sisihkan sedikit uang untuk mencoba membawa ismi ke Rumah Sakit.Kebetulan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) berada tidak begitu jauh dari kontrakan kami.Akupun segera membawanya kesana,seampainya disana,aku masih bingung akan membawa ismi kemana.Aku berfikir dikarenakan bagian yang tampak jelas yang terkena sakit adalah pada bagian mulut,maka aku berinisiatif untuk membawa ismi pada poli bedah mulut.Disana aku bertemu dengan seorang dokter yang kebetulan sang dokter berasal dari daerah yang sama denganku yaitu sumtera barat,sehingga makin terbukalah aku untuk bercerita akan apa yang dirasakan oleh ismi istriku.Akhirnya sang dokter yang aku lupa akan siapa namanya,menyarankanku agar aku mebawa istriku untuk di rujuk ke poli alergi.Disana di poli alergi,tanpa banyak tanya si dokter langsung membuatkan resep untuk istriku yang mana obatnya adalah Lameson/methilprednisolon nama generiknya,vitamin,salep dan obat kumur.Segera ku tebus resep dari dokter itu,aku yakin dokter yang meresepkan abot ini pasti dokter hebat,terbukti setelah mengkonsumsi obat-obat itu,semua gejala yang ada hilang tak berbekas kecuali pesendian dan tulang-tulang yang terkadang masih terasa ngilu,tapi tak mengapa kata ismi istriku.Setelah semua obat habis disertai adanya perbaikan pada sariawan/panas dalam ismi,ntah mengapa rasa was-was dalam hatiku tak kunjung hilang.Setiap saat ku pantau kondisi ismi,perubahan-perubahan apa saja yang terjadi padanya selalu ku perhatikan.
Hari demi hari berlalu ,hingga pada suatu sore aku dikejutkan oleh telfon dari ismi dengan dialek ketakutan ismi menyuruhku agar segera pulang,walau jam kerjaku masih ada 5jam lagi,akupun bergegas pulang,aku takut terjadi apa-apa dirumah,sedangkan dia hanya sendirian disana.Sesampainya di rumah,aku langsung menuju kamar dimana ismi berada,terdengar keras oleh telingaku gemetar giginya seperti orang yang sedang menggigil menahan dingin disertai ketakutan yang sangat sambil bersembunyi di balik selimut yang tebal sedangkan pada saat itu cuaca sedang panas “,,Ada apa ini,,?”ketusku dalam hati
“,,ada apa ismi,,?kok ketakutan seperti itu,,?”tanyaku.
Dia melihat sesuatu berkelebat putih lewat di hadapannya sambil menunjuk ke arah yang dia maksud sambil tetap bersembunyi di balik selimut dan hanya tangannya saja yang dijulurkannya keluar.
“,,apa mungkin ada gangguan gaib di rumahku ini,setahuku,rumah kontrakanku ini bebas dari hal-hal semacam itu,,”lamunku.
Hingga sejak saat itu perhatianku untuk ismi semakin besar,semua pekerjaannya aku ambil alih dulu untuk sementara waktu,agar dia bisa beristirahat total.Berselang satu hari setelah itu,mulai kembali terlihat gejala-gejala yang sebelumnya telah hilang,sariawan yang disertai jamur dan nanah kembali terlihat,ruam merah di kedua pipinya terlihat semakin nyata.Keesokan harinya kulihat semuanya semakin parah,aku tak mau buang-buang waktu,segara saja ku bawa kembali ismi ke RSHS untuk menemui dokter di poli alergi yang kusangka hebat itu.Seperti sebelumnya,tanpa banyak tanya ini dan itu,si dokterpun segera membuatkan resep obat,yang isinya sama dengan resep sebelumnya,hanya saja dosisnya sedikit ditambah,iya memang semuanya kembali hilang,tapi hanya beberapa hari saja,gejala-gejala itu muncul kembali,sejak saat itulah keraguanku pada dokter hebat itu mulai berkurang.
Sebelum semua semakin parah,kembali ku bawa ismi ke RSHS,namun bukan untuk menemui dokter alergi yang sekarang mulai tak kusukai.beberapa hari sebelumnya aku selalu memikirkan tentang apa yang terjangkit pada istriku,aku yakin ini bukan penyakit biasa,oleh karenanya ketika kembali ke RSHS aku tidak membawanya ke dokter alergi melainkan pada poli penyakit dalam wanita berharap agar bias di periksa darahnya.Alhamdulillah,di poli penyakit dalam wanita aku dipertemukan dengan dokter yang benar-benar hebat,namanya seperti nama seorang pemberontak yang kini menjadi president Timor-Timur.Dokter itu bernama Antonio Gusmao,,mirip kan J.Belum selesai aku bercerita pada Dr.Gusmao,ia segera memotong pembicaraanku,sambil meberikan sedikit penjelasan yang intinya bahwa apa penyakit istri hanya akan ditemukan apabila aku membawanya pada dokter di poli ginjal dan hipertensi.
”,,Aneh,,apa hubungannya dengan ginjal yaa,,,?”
Dr.Gusmao menyodorkan secarik kertas rujukan yang mesti aku serahkan pada dokter ginjal nanti sambil menyuruhku agar lekas pergi dari hadapannya.
Aku bergegas ke poli ginjal dan hipertensi,sesampainya disana aku dan istriku diharuskan antri terlebih dahulu karena banyaknya pasien lain yang ingin sama-sama berobat kesana.Untuk menghabiskan waktu menunggu antrian,kulihat sekelilingku banyak artikel menarik yang tertempel di dinding-dinding poli yang ada disana.Ada satu tulisan yang sangat menarik untuk kubaca yang tertempeldi dinding poli Rhematologi.
”,,Hah,ada-ada saja nih judul penyakit,,” sambil membacanya
‘ LUPUS ‘
“,,kayak judul pilem aja,,” ketusku dalam hati.
Setelah kubaca semua keterangan yang ada disana,tak kusangka ternyata isinya jauh lebih mengerikan ketimbang judul penyakitnya.
“,,Yaah,,semoga saja istriku jauh dari penyakit ini,,?”do’aku.
Tak terasa karena keasyikan membaca,nama istriku dipanggil oleh petugas yang ada disana.Akupun bergegas menghampiri ismi untuk menuntunnya ke poli karena ismi sulit berjalan semenjak semua tulang dan persendiannya terasa sakit.Setibanya di dalam ismi segera disuruh duduk untuk diperiksa tensi darahnya yang ternyata memang tinggi.
“,,ooh,mungkin Dr.Gusmao menyuruh kami kesini,mungkin ini penyebabnya,tensi istriku yang tinggi,sebab tadi di poli penyakit dalam wanita,tensi ismi juga diperiksa,,”pikirku.
Setelah tensi dipriksa,kami disuruh pindah duduk ke meja Dokter yang telah menunggu kami.Dr.Lazuardi yang menghadapi kami saat itu,banyak pertanyaan ini dan itu yang ia ajukan,berbeda sekali dengan dokter di poli alergi yang aku telah salah sangka menilainya.Selesai menjawab semua pertanyaan yang Dr.Lazuardi ajukan,dia lama berfikir untuk menentukan penyakit apa yang diidap oleh ismi yang pada akhirnya mengharuskan ismi untuk chek darah.Pada lembaran pengantar untuk laboratorium tertulis disana tulisan yang hanpir sama dengan judul artikel yang ku baca tadi’SUSPECT LUPUS’ atau yang jika kuartikan sepihak artinya Kecurigaan Mengidap Lupus.Ternyata Dr.Lazuardi curiga dengan apa yang ada pada ismi,namun hanya bisa dipastikan setelah melihat hasil darah nanti.Aku disuruh segera pergi oleh Dr.Lazurdi untuk chek darah ke laboratorium dan kembali besok untuk memperlihatkan hasilnya padanya.Perlahan ku tuntun ismi agar bisa kubawa menuju laboratorium.Kasihan,,lirih hati ini ketika melihatnya,kecantikannya seakan sirna oleh penyakit yang melekat pada istriku.Setibanya di laboratorium,aku segera mengurus segala sesuatunya dan membayar administrasi sebesar -/+Rp.600 ribu.mahal sekali kurasakan saat itu,tapi tak mengapa,yang penting nanti setelah hasil chek darah keluar aku tak kan ragu akan apa yang sebenarnya terjadi pada ismi.Semuanya ditentukan esok hari.
Keesokan harinya aku kembali bersama ismi ke RSHS untuk mengambil hasil laboratorium dan menyerahkannya pada Dr.Lazurdi.Di perjalanan menuju poli ginjal tadi,sepanjang jalan kubaca hasil darah tersebut,terlalu banyak positifnya,dan yang paling menyolok dari hasil itu ialah ANA anti DsDNA positif(+)(+) dua hasilnya.Cemas hati ini rasanaya teringat akan artikel yang kubaca kemarin,bahwa penyakit LUPUS hanya akan dapat dipastikan setelah melihat dari hasil ANA anti DsDNA.Sesampainya di poli ginjal dan hipertensi,kembali kuserahkan hasil darah tsb pada Dr.Lazuardi,ia segera membuat hasil diagnosanya dan membuat selembar kertas rujukan teruntuk poli Rhematholagi.Kecemasanku makin besar ketika itu..Sudahlah,,aku pasrah saja.jika nanti hasil dari diagnosa dokter di Rhematolagi mengatakan istriku mengidap penyakit LUPUS,aku kan menerimanya dengan lapang dada.
Para dokter di Rhematologi ternyata telah terbiasa menangani penyakit semacam yang di idap oleh ismi istriku,mereka begitu cekatan,tanpa ragu mereka menyampaikan padaku bahwa istriku benar mengidap penyakit LUPUS/SLE Systemic Lupus Erythematosus.Ibu Haji kepala poli Rhematologi saat itu,kebetulan orang Sumatera Barat sama sepertiku.Ia iba melihatku,setelah ku ceritakan semua padanya,kukatakan juga bahwa kami masih pengantin baru yang menikah bulan lalu.
“,,sabar yaa,,”kata Ibu Haji
Banyak yang ia tanyakan tentang latar belakang kami,sambil menyambungnya dengan sebuah pertanyaan yang mungkin jarang ia tanyakan pada orang lain.
“,,apakah kamu punya banyak uang,,”Tanya Bu Haji
“,,seperti yang Ibu tahu,saya hanya seorang penjaga toko yang tidak punya banyak uang,,”
“,,memang kenapa Bu,,?”sambungku
Kemudian Ibu Haji memberikan saran untukku,
“,,kamu persiapkan semuanya,LUPUS adalah penyakit yang mahal,jika kamu tidak punya banyak uang,segera urus surat-surat yang menerangkan ketidak mampuanmu,minta ke RT dan RW tempat kamu tinggal,suatu saat kamu pasti akan membutuhkan itu,,”
Aku mengikuti semua apa yang disarankan oleh Bu Haji.Sekarang istriku telah positif mengidap penyakit LUPUS,aku harus tabah menerima semua itu,dan akupun mulai mempelajari segala sesuatunya apapun mengenai LUPUS.
Setelah pengobatan pertama semenjak istriku diketahui mengidap penyakit LUPUS,bayak obat-obatan yang diberikan,salah satunya Azathioprim yang aku ingat,dan beberapa obat yang harus kami minta gratis di PUSKESMAS.Seminggu mengkonsumsi obat-obatan itu,kondisi ismi istriku tak kunjung ada perubahan dan malah semakin parah dan semakin sering berhalusinasi seperti melihat hal-hal gaib yang pernah dialaminya beberapa waktu yang lalu ditambah sering kerasukan,terkadang seperti ada seorang nenek-nenek yang merasukinya,atau seorang anak kecil,tingkah lakunya selalu berubah-rubah.Aku hanya bisa kebingungan,teman-temanku bergantian datang menjenguk istriku bahkan ada yang sangaja menginap menemaniku.Aku takut semua ini disebabkan oleh obat-obatan yang diberikan tidak cocok dengan kondisi ismi saat itu,maka aku putuskan untuk menghentikannya sementara waktu.Aku kesana-kemari mencari segala macam mengenai penyakit ini,sehingga aku harus berhenti bekerja dan hanya focus untuk merawat istriku.Segala daya dan upaya ku lakukan,membawanya ke beberapa klinik therapy dan memberinya obat-obatan herbal telah ku lakukan,beruntung aku memiliki sanak saudara,sahabat dan tetangga yang baik,mereka semua banyak membantu kondisi finansial kami,karena aku sudah tidak bisa menghasilkan uang lagi saat itu.
Seolah putus asaku ketika istriku sudah mulai kejang-kejang dan mulai bicara meracau tidak menentu.Ketika itu pada hari jum’at siang aku hanya berdua dengan istriku di rumah.Teman-teman dan adik-adiku mesti bekerja dan pada malam harinya saja mereka bisa menemani dan membantuku di rumah.Saat itu istriku sedang kejang-kejang dengan kondisi mulut yang berjamur yang disertai bercak nanah,muka merah seperti terbakar,tatapan matanya kosong.Aku panik dan tak tahu harus berbuat apalagi.Setelah selesai kejang ismipun terdiam kelelahan sambil menatapku dengan raut wajah penuh keheranan dan bertanya padaku.
“,,SIAPA KAMU,,!?”sambil membentakku
“,,SIAPA AKU,,!?”sambungnya lagi yang disertai tawa yang aneh keluar dari mulutnya.Terus dia ulangi pertanyaan itu dan kembali tertawa.Aku hanya bisa memperhatikan apa yang ada padanya saat itu dan menjawab pertanyaannya berulang-ulang sesering ia bertanya.
“,,AKU UDA,SUAMIMU..!Kita menikah bulan lalu,kita ini masih pengantin baru,,”jawabku sambil memperlihatkan foto pernikahan kami.Ismi hanya bisa meracau dan tidak mempedulikan apa yang aku ucapkan.Hatiku gemetar “,,Apakah istriku telah terganggu jiwanya,atau memang dia telah dirasuki makhluk gaib,atau memang istriku benar-benar telah menjadi gila,,?”pertanyaan itu memenuhi otakku dan membuatku stress dan menangis.Biasanya aku paling tidak bisa untuk menangis,tapi ketika itu terbayang semua penderitaan istriku sejak kecil hingga dia bersamaku.Aku menikahinya benar-benar ingin membuatnya bahagia,bukan untuk membuatnya semakin menderita seperti ini.Namun malang tak dapat ku tolak,untung dapat ku raih,yang terjadi harus kuhadapi.Dengan terisak-isak tak terasa sambil membayangkan itu semua air mataku tak henti-hentinya mengalir dengan derasnya hingga kering air mata ini rasanya.Tak sadar aku bahwa ismi sedari tadi memperhatikanku menangis.Aneh..?”Dia mulai mengingat sesuatu.”,,Uda,,,uda jangan nangis,kan ada ismi,,”lirih istriku.
Padahal sudah tiga hari dia tidak mengingat dan menyadari apa yang terjadi padanya.Ucapannya itu semakin membuatku larut dalam tangisanku hingga membuatku tertidur kelelahan karena sudah beberapa hari ini aku sangat kurang tidur.Hanya sekejap aku tertidur karena aku terbangun dikejutkan oleh acoan istriku.Aku tidak bisa seperti ini terus,Aku harus bangkit sebelum aku benar-benar terpuruk hanyut dalam kesedihan.Aku harus melakukan sesuatu untuk istriku.
Sanak saudara dari pihak istriku berbondong-bondong datang menjenguk.Tangisanpun kembali pecah,tapi aku tetap tegar dan menceritakan semuanya,diakhir cerita aku bertanya pada mereka,
“,,Teteh,Aa,,seperti Teteh dan Aa ketahui,saya baru satu bulan menikahi ismi,ada apa dengan ismi sebenarnya,,?adakah yang tidak teteh atau Aa ceritakan pada saya,,?”tanyaku.Mereka hanya bisa menangis,karena memang iya mereka tidak mengetahui apa-apa mengenai adik mereka,dan akupun kembali bertanya,
“,,setelah seperti ini, bagaimana baiknya jalan yang akan kita tempuh,apakah kembali ke RSHS atau bagaimana,,?”Mereka segera berunding bersama dan memutuskan untuk membawa adik mereka kembali ke kampung halamannya.
Singkat cerita,di kampungnya kondisi ismi semakin memprihatinkan.Para normal bergantian datang untuk berusaha mengobati.Segala ritual ismi jalani dalam ketidak sadarannya.Tak tega rasanya melihat istriku menjalani ritual-ritual itu,semua dayapun telah diusahakan oleh keluarga ismi.Keluargaku baik dari bandung maupun yang dari sumatera juga datang menjenguk.Warga kampung merasa sangat iba pada ismi,sebab mereka tahu bahwa ismi adalah si orok beureum/si bayi merah yang piatu ketika melahirkannya.Pengajianpun diadakan untuk memohon akan kesembuhan ismi dan menyerahkan semuanya pada Ilahi.
Satu minggu lebih aku berada di kampung istriku,malam aku begadang menjaga ismi yang sering meronta dan mengamuk,dan siangnya aku keluyuran mencari informasi mengenai LUPUS.Tepat pada suatu siang,ketika itu hujan sedang lebat,aku pergi ke RSHS untuk membaca ulang artikel tentang LUPUS yang menempel pada dinding poli rhemato yang waktu pernah ku baca,tujuanku membaca ulang artikel itu ialah untuk mengetahui alamat yayasan yang tercantum disana yaitu yayasan SYAMSI DHUHA FOUNDATION yang di kelola oleh Ibu Dian,mungkin di yayasan itu aku bakal menemui banyak informasi.Segera saja aku berangkat kesana,walaupun hujan cukup lebat,tapi tak mengapa,yang penting aku ingin mengantongi banyak informasi tentang penyakit istriku.Sesampainya disana aku tidak menemui Ibu Dian ada di tempat,aku hanya disambut pengurus yang ada disana,kemudian aku diberi beberapa brosur dan buku saku yang kemudian aku perbanyak untuk aku bagi-bagikan pada siapa saja yang datang berkunjung menjenguk istriku agar mereka lebih memahami akan apa yang diderita oleh istriku adalah sebuah penyakit dan bukanlah sebuah guna-guna seperti yang kebanyakan orang kampung menganggapnya.
Di SYAMSI DHUHA aku asyik membaca mading yang ada disana.”,,hebat ternyata ibu Dian ini rupanya,,”ketusku dalam hati.sebab telah banyak media yang menyorotinya,dengan semangat yang dimiliki oleh Ibu Dian,aku yakin bahwa akupun pasti bisa membuat istriku setegar Ibu Dian.Setelah selesai mendapatkan apa yang kucari dari SYAMSI DHUHA,akupun bergegas pulang ke kampung istriku.
Ku pelajari semua data yang ada,kemudian aku putuskan apabila hingga esok hari ismi masih kejang-kejang dan mengamuk atau meracau,maka dengan apapun caranya ia harus segera ku keluarkan dari rumahnya untuk kembali ku bawa ke RSHS.Ternyata benar,tak perlu menunggu datangnya esok,pada subuh harinya ismi kembali kejang-kejang dan mengamuk,tanpa pikir panjang lagi segera ku bawa ismi menuju UGD RSHS dari cipatat sana dengan menggunakan mobil rental yang entah siapa yang membayarkan ongkosnya pada saat itu.
Ismi berkali-kali kejang dan mengamuk ketika di UGD,aku bercerita pada dokter jaga disana bahwa ismi telah 10hari tidak tidur,makanya pembuluh darah pada matanya pecah karena kelelahan hingga matanya merah seperti itu,kemudian dokter menyuntikan sesuatu pada istriku,dan ismipun segera tertidur pulas hingga lebih dari 15jam dia tertidur.Betapa leganya aku,akupun sempat terduduk dan terkapar nyenyak di Hall RSHs.Satu minggu di ruang perawatan,kondisi ismi sedikit mulai membaik.Beribu terima kasih ku ucapkan untuk ibu Haji yang menyuruhku untuk mempersiapkan segala sesuatunya ketika itu,dengan surat keterangan tidak mampu yang telah ku sediakan lama sebelumnya itu,semua biaya perawatan di tanggaung oleh pemerintah.Dan beribu terima kasih juga untuk dr.Jhony yang spektakuler,seorang Kapten dokter dari AD yang benar-benar 100% dia curahkan semua kemampuannya untuk istriku,Terima kasih Dok,you are The Best…
Fase-fase pengobatan untuk istriku semua dijalani dengan apik,dari mulai EEG.EKG.PA dll semua terlaksana dengan baik.Paru-paru yang tadinya digenangi air kini telah berkurang setelah dilakukan penyedotan.Jaringan otak yang tadinya terganggu,kini sudah berangsur pulih.Saluran cerna yang tidak berespun,kini sudah mulai menjalankan fungsinya,walau aku harus mencongkel tinja yang mengeras pada ujung pencernaannya agar semua kotoran yang ada dapat keluar.Jamur dan bercak nanah pada mulut ismi sudah tidak ada lagi.Pembuluh darah yang pecah pada matanya beberapa hari lagi pasti akan hilang dan kembali normal seperti sedia kala.Dokter kulitpun mengatakan bahwa merah pada muka istriku yang meradang,lambat laun akan hilang setelah menggunakan krimyang dia berikan.Senangnya hatiku,hampir satu bulan aku menemani istriku di Rumah Sakit,ibaratkan pindah tempat tinggal,semua aku lakukan disana,dari mulai mandi,makan,tidur dan hanya mencuci pakaian saja yang tidak ku lakukan disana.
Sekarang istriku sudah bisa kembali berjalan walau harus menggunakan pegangan,ia pun dianjurkan pulang untuk melanjutkan perawatan di rumah dengan se abrek obat untuk dibawa pulang yang salah satunya CELLCEPT,setelah Dr.Jhony bersitegang dengan pihak apotik,akhirnya obat itu di berikan juga oleh apotik,sebab obat itu sangatlah mahal,3jt untuk setiap bulannya,dan istrikupun mendapatkan subsidi dari PT.Askes untuk bisa menggunakan obat itu selama 6 bulan.
Hari-hari baru setelah 2 bulan yang mengerikan kulewati dengan bahagianya,saat-saat indah dalam indahnya berumah tangga kembali kurasakan,tetapi aku masih belum bisa mengizinkan istriku untuk beraktivitas normal layaknya istri-istri sehat yang lainnya.Betapa sayangnya aku padanya ketika kembali bisa bercanda tertawa seperti sedia kala.Walaupun demikian aku terus mempelajari LUPUS si’peniru ulung’ ini,kenapa kusebut si’peniru ulung’,,?”sebab sebelumnya dokter cukup kewalahan dalam menentukan dan mendiagnosa apa yang sebenarnya diderita oleh istriku.
LUPUS dapat menyerupai segala macam penyakit kronis dengan gejala-gejala ringan maupun berat yang terkadang sangat tidak nyambung dengan penyakit lupus itu sendiri,kalau seandainya ANTI Ds DNA istriku tidak diperiksakan ,niscaya dokter akan mendiagnosa berbagai komplikasi penyakit,bisa paru-paru,bisa hipertensi,bisa ginjal,bisa gangguan otak/epilepsy,alergi atau kelainan kulit,gangguan darah dan bahkan kanker beserta penyakit kronis lainnya,padahal keseluruhan penyakit tiruan itu disebabkan lupus yang sedang aktif yang menyebabkan kacaunya program di tubuh kita,coba bayangkan jika diagnosa dokter ternyata salah dan bukan LUPUS,bisa-bisa untuk mengobati semua penyakit itu mengharuskan kita untuk meminum satu toples obat setiap harinya,,,iiiiih ga kebayang,,
Cellcept adalah obat yang hebat dan mahal,dalam 6bulan istriku jauh lebih baik hingga pasokan obat itu dihentikan dan ditukar dengan obat alternatif lainnya.Awalnya semua baik-baik saja,namun setelah satu minggu meminum obat-obat itu,tak ku sangka mungkin obat itu tidak cocok untuk istriku,sebab dia mulai mengeluh kembali akan sakitnya.Kembali ku ke RSHS untuk membawa istriku control dan berkonsultasi akan keluhan yang ia rasakan.Aku meminta pada dokter agar obat cellcept yang kurasa cocok untuk ismi bisa diberikan kembali,namun sayangnya Pt.Askes sudah tidak dapat lagi membantu dalam memberikan obat itu secara cuma-Cuma,sebab obat itu sudah tidak dicantumkan lagi dalam daftar oleh pemerintah sebagai obat yang ditanggung pemerintah.,mungkin karena harganya yang mahal itu,jadi pemerintah tidak meng’anggarkan obat itu.
Dengan rasa kecewa,berat hati dan dipenuhi oleh rasa was-was kembali,takut jika kalau keluhan istriku menjadi-jadi,aku harus ikuti petunjuk dokter yang mengharuskan melanjutkan penberian obat yang bukan cellcept itu.Memasuki bulan ke 10 setelah istriku dirawat di RSHS,kondisi istriku kembali menurun,dan aku hanya bisa berburuk sangka akan obat pengganti cellcept itu,bahwa obat yang kurasa tidak cocok yang membuat kondisi istriku kembali menurun.,dengan buruk sangka itulah makanya obat itu kuhentikan,dan untuk membeli cellcept,,,‘jujur,,aku tidak sanggup’
Akhirnya kuputuskan untuk merawat istriku dengan pengobatan alternatif seperti yang banyak disarankan oleh kenalanku dan iklan-iklan di Tv.Waktu itu aku memberikan Propolis untuk di konsumsi dan sesekali terapi akupresur(totok batu),semua itu tidak memuaskan hatiku,namun aku selalu memberikan sugesti yang baik untuknya bahwa rasa sakit yang ada itu hanyalah reaksi menuju kesembuhan.
Sesering kali aku berkata manis untuk kesembuhannya,sesering itu pulalah hatiku semakin dirulung keraguan akan pengobatan alternative yang aku berikan.Dibalik keraguanku itu tersembunyi rasa kecemasan yang makin hari makin membesar,dan takut kejadian 10bulan lalu kembali terulang menimpa istriku.Sejak saat itu aku mulai membicarakan ini dan itu bersamanya termasuk pembicaraan mengenai arti dalam sebuah perkawinan yang belum sempat aku bicarakan waktu lalu karena sakitnya dia.
Perkawinan yang baik ialah perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan niatan(niat ibadah),aku pernah mengatakan padanya kurang lebih seperti ini “..kita menjalani semua ini karena Allah,ibadah Ismi ada pada Uda,dunia dan akhirat Ismi,Uda lah yang akan menanggung semuanya,jadi jangan Ismi risau hadapi ini semua,ada Uda disisi Ismi,walau Ismi harus mati melawan penyakit ini,Ismi jangan pernah merasa ragu,ikhlaskan apapun yang terjadi pada Ismi,ikhlaskan juga atas apapun pelayanan yang telah dan akan Ismi beri untuk Uda,sehingga Uda ikhlas pula menanggung semua dunia dan akhirat Ismi dan pada akhirnya surga berada atas Ismi dan kelak semoga Udapun bisa mendampingi Ismi disana,,”.Semua itu ku utarakan untuk memperlihatkan betapa seriusnya aku terhadapnya dan untuk menguatkan serta meyakinkannya agar tetap tegar dan tabah dalam menghadapi penyakitnya karena ada aku dengan cinta yang akan menerimanya apa adanya.Semua ucapanku itu ternyata sangat berarti baginya,semangatya semakin bergelora walaupun dalam beberapa hari berikutnya kondisinya semakin menurun dan menurun lagi.
Dibalik semangatnya untuk sembuh ku perhatikan banyak gejala-gejala baru tidak seperti yang telah lalu,kali ini gejala yang tampak adanya pembengkakan pada perut,kaki dan hampir seluruh badan istriku,”aku harus waspada,,”kembali kusiapkan mental dan fisikku sebab aku merasakan adanya indikasi tidak baik yang akan membawa kami untuk kembali di rawat di RSHS.Dalam satu minggu kondisi istriku kian memburuk,dengan perut yang makin membengkak,kondisinya makin tidak karuan setelah 2bulan tidak mengkonsumsi obat-obatan dari dokter.Benar dugaanku,,dengan kondisi seperti itu memaksaku untuk kembali ke RSHS.Disana di poli Rhematologi istriku langsung diperiksa dan langsung tidak diperbolehkan pulang untuk obname kembali disana.Semua kebutuhan telah kupersiapkan sebelumnya sejak awal sejak melihat kondisi istriku yang kian memburuk.
Proses perawatan berjalan lancar dengan banyak bekal pengalaman ketika pertama kali istriku dirawat sebelumnya.Saat itu istriku dirawat di kelaslll ruang 10A,persiapanku cukup matang,sehingga aku tidak menemukan banyak kesulitan dalam mengurus administrasi RSHS saat itu.Istriku pun mulai diperiksa macam-macam,Dokter Ginjal mengatakan bahwa ginjal istriku bocor,Dokter Gastro/pencernaan mengatakan bahwa lambung dan lainnya mengalami pendarahan hebat,Dokter Bedah menambahkan bahwa benjolan yang terdapat pada rahang yang kian membesar itu adalah bukan tumor ganas melainkan cukup jinak hanya dengan membedahnya dan mengeluarkan isinya,Dokter Hemato/darah mengharuskan istriku untuk ditambah beberapa kantong darah sebab terlalu banyak darah yang keluar melalui muntahan dan kotoran akibat dari pendarahan pada pencernaan seperti penjelasan Dokter Gastro,itupun memakai darahku sendiri,karena persediaan darah di PMI tidak memadai.Segala macam obat-obatan keras disuntikan pada istriku,dan yang terkeras saat itu ialah Metilprednisolon yang dosisnya hingga 500mg yang disuntikkan berkala dalam 4kali suntikan melewati vena/nadi istriku.Obat itu memang teramat keras,sehingga membuat istriku buta sementara dan lupa ingatan seperti dahulu lagi.
Melihat kondisi istriku yang kian hari yang kian memburuk dengan selang yang tertancap baik dari hidung,tangan ataupun kemaluan,rasa tak gentar dalam hatiku dalam menghadapi cobaan ini seolah berontak menantang Sang Ilahi ‘Belum cukupkah cobaan yang Engkau berikan untuk kami,,?Apakah masih ada cobaan yang lebih berat lagi dari ini,,?Aku siap menerimanya..!!” teriakku dalam hati seolah menantang suratan tangan.Betul kiranya,tantanganku dijawabNya segera dengan dipersulitnya aku untuk mendapatkan obat-obatan yang dibutuhkan istriku sehingga terjadi pertengkaran hebat antara aku dengan pengurus Depo Farmasi disana yang berbuntut aku mesti dipanggil oleh para direktur RSHS untuk klarifikasi,karena masalah yang ku hadapi kutembuskan ke Gubernur dan DPRD Jawa Barat di Gedung Sate sana.Aku salut juga saat itu,walau kiri kanan media sedang ramai bicarakan korupsi,namun keluhanku benar-benar mereka gubris lewat selembar surat teruntuk direktur RSHS.Sejak masalahku itu,banyak sekali perubahan pelayanan yang kudapatkan,sekarang mereka semua lebih mudah tersenyum walau terkadang mereka paksakan.
Permasalahan yang kuhadapi ketika sulit mendapat obat cukup menyita waktuku bersama istriku di ruang perawatan,walaupun demikian semua usahaku tidak sia-sia.Obat-obatan yang tadinya sulit ku dapatkan akhirnya bisa terpenuhi.Segala upaya pengobatan dilakukan oleh satu team Dokter yang ditunjuk oleh Dr.Rachmad Gunardi yang dikepalai oleh Dr.Iceu. Dr.Rachmad adalah dokter pakar pemerhati Lupus di RSHS,aku pernah ketahuan merokok olehnya,dengan nada yang serius tapi santai dia mengingatkanku,,”Pak,,bapak itu kalau untuk merokok,bapak sanggup untuk membeli rokok,tapi kalau untuk membeli obat,bapak tidak mampu,,?!”hahaha,,aku hanya bisa tertawa dan tersipu malu saat itu,,”lebih baik bapak behenti merokok,,!”sambung Dr.Rachmad,malu rasanya aku,tapi biar lah,toh aku merokoknya Cuma sebatang kok,itupun kakak iparku yang belikan. J
Team Dokter menemui jalan buntu,semua prosedur pengobatan untuk istriku telah dijalankan dengan semestinya,namun istriku tidak memperlihatkan perubahan berarti yang tidak dapat mereka prediksi,justru salah satu anggota team memanggilku untuk berbicara “Maaf pak Hendri,,kami telah berusaha sebaik mungkin,serahkan saja semua urusan ini pada Yang Kuasa,kami harap bapak bisa bersabar dan berdo’a saja,,”itu kata beliau.Aku tersentak mendengar ucapan itu seakan istriku sedang berjuang melawan maut.Namun hatiku tetap keras,aku langsung memotong pembicaranku dengan dokter itu,,”Apapun itu Dok demi istri saya,silahkan Dokter gunakan istri saya sebagai bahan percobaan pengobatan yang mungkin belum pernah diberikan pada pasien Lupus lainnya di rumah sakit ini,seandainya berhasil,semua itu demi pasien Lupus,pabila tidak berhasil,saya menerima semuanya.Al hasil,ucapanku itu menjadi bahan perundingan oleh team dokter,sehingga istriku menjadi pasien pertama yang mengidap penyakit LUPUS yang akan di terapi dengan terapi Kanker Chemotherapy,dengan rencana terapi hingga 12 siklus yang persiklusnya 600-1200mg tergantung kondisi istriku saat itu.Mengetahui apa yang akan dokter lakukan untuk istriku,akupun menyusun kata-kata yang akan ku katakan pada istriku untuk membuatnya tetap bersemangat dalam menuju kesembuhan dan akan menerima dengan ikhlas apabila usaha ini menemui kegagalan.
Dalam kondisi istriku yang terbaring lemas dengan selang disana sini sambil menahan rasa sakit yang ia rasakan,aku berkata padanya.”,,,ismi,,,rencananya dokter akan memberikan terapi kanker untuk ismi,yaah,,mudah-mudahan aja terapi ini berjalan dengan lancar dan sukses,,jika ga berhasil,sudah siap belum ismi meninggalkan dunia ini,,?(sebenarnya yang aku ucapkan saat itu ‘berani ga ismi mati melawan penyakit ismi,,?sudah siap belum?’dan dari ucapanku itulah judul tulisanku ini aku ambil)
“,,,ismi bahagia punya suami kayak uda,,”jawabnya lirih..
“,,trus kalo ismi mati,siapa yang ngurus uda,,?”
“,,jangan pikirin yang macam-macam,yang penting ismi sudah siap dan yakin bahwa surga ada pada ismi jika ismi kalah dalam melawan penyakit ismi,dan yang terpenting ismi ikhlas akan semuanya”sambungku sambil memegang erat tangannya,,
“,,iya Da,,ismi akan ikuti apapun kata uda,kalo ismi dah ga ada nanti,uda ga boleh kawin lagi,,”aku hanya bisa tersenyum dan menjawab”,,ake deh say,,”
Setelah ku kecup keningnya,segera kutinggalkan dia untuk menemui dokter yang telah menantiku untuk tanda tangan kesiapan atau persetujuan dari pihak keluaga akan rencana pengobatan yang akan ditempuh oleh istriku agar suatu saat nanti jika terjadi sesuatu pada istriku,aku tidak menyalahkan atau menuntut pihak Medis di RSHS.
Cemotherapy pertama berjalan dengan lancar,rasa mual hendak muntah ternyata salah satu bentuk reaksi tubuh kita terhadap obat itu,dan dalam beberapa hari berikutnya rambut istriku mulai rontok dan nyaris botak karena kerasnya obat itu,tapi aku tak memikirkan semua itu,yang terpenting aku hanya mengharapkan keberhasilan dari terapi ini.
Ternyata dalam satu minggu setelah terapi,ismi terlihat ada perubahan,selang-selang yang tertancap di tubuhnya sudah mulai dicabut,hanya selang infus saja yang tetap tertempel ditangannya.Pendarahan pada lambungnya juga sudah berangsur pulih dan sudah diperbolehkan makan melalui mulut walau hanya bubur,begitu juga dengan obat lainnya,yang tadinya setiap mau makan obat,aku mesti menumbuknya dahulu sampai halus dan menyuntikannya lewat selang yang tertancap di hidungnya,tapi saat itu sudah bisa untuk menelannya.Senang rasanya hatiku melihat perubahan istriku,bayangan keberhasilan terapi itu seperti angin surga yang menyejukan hatiku,,Terimakasih Yaa Allah
Sisa pembengkakan yang ada disekujur tubuhnya ketika itu,kini menyisakan bekas yang sukar diobati.Semua bekas itu menjadi berkerut seolah kelenturan kulit istriku sudah tidak ada lagi dan keriput seperti kulit seorang nenek.,tapi itupun tidak masalah bagiku.Walaupun LUPUS belum ditemukan obatnya dan masih dalam penelitian para ahli,aku yakin dengan kasih sayang yang kumiliki untuknya ai dapat menjalankan aktivitasnya dengan normal sebagai istri yang patuh yang benar kucinta.Kini ditengah cinta kami terselip cinta ke tiga kami,LUPUS adalah cinta ketiga kami,kami harus memperlakukannya sebaik mungkin,takkan kami biarkan LUPUS merengek ingin memisahkan kami,sedikitpun ada gejala yang terlihat dari LUPUS yang merengek ingin diperhatikan,maka kami akan memperlakukannya sebaik mungkin untuk membujuknya agar tetap tenang diam dan hanya untuk di kenang..
Pesanku pada pendamping-pendamping yang lain :Sesungguhnya LUPUS bukanlah apa-apa,kendalikan dia dengan cinta,kasih sayang,canda dan tawa.
Terimakasih pada Allah swt yang telah memberikan cobaan yang berisi banyak berkah ini pada kami.
Terimakasih pada sanak saudara dan kawan-kawan kami yang telah mendukung kami baik secara moril maupun materil.
Terimakasih pada para Dokter RSHS yang telah menangani dan merawat istriku selama ini,kami bangga menjadi pasien kalian.
Terimakasih pada pemerintah Jawa Barat yang telah memfasilitasi semua kebutuhan kami di RSHS.
Terimakasih RSHS,kami yakin pelayananmu adalah yang terbaik di Jawa Barat ini..
Dan Terimakasih pada teman-teman semua yang telah mau membaca kisahku ini..
Wassalam…..Hendri dan Ismi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H