Mohon tunggu...
Hendri Winata
Hendri Winata Mohon Tunggu... lainnya -

semoga pintu ilmu selalu terbuka untukku agar terkuak semua kefasihan yang hilang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Istriku,,Sudah Siapkah Kamu Mati?”

5 Oktober 2010   09:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:42 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ismi gadis yang tahu diri,apapun isi hatinya,tak kan mungkin ia ceritakanpadaku.Namun kematanan usiaku yang bertaut 7thn dengan ismi disertai pengalaman dalam menjalin sebuah hubungan cinta,akhirnya memaksanya untuk bercerita.Aku terkejut ketika dia baru menjelaskan setengahdari ceritanya,belum selasai dia mengatakan semua,aku langsung untuk menyuruhnya berhenti bercerita “,,STOP,,!” jangan diteruskan ceritanya,sambungku”,,dan sekarang biarkan Uda yang bicara,,”bagaimanapun uda adalah laki-laki yang normal yang menjunjung tinggi perasaan seorang wanita,ga baik kalau seandainya seorang wanita sampai mengatakan cinta pada seseorang laki-laki.Dan sekarang biarkan uda yang memulainya,,”akupun mencari-cari kata yang tepat untuk kusampaikan padanya.Akhirnya aku memberanikan diri ”,,uda suka sama ismi,dan uda harap ismipun begitu,kalau seandainya ismi juga suka sama uda,bagaimana kalau seandainya kita jadian aja,,?”tanpa pikir panjang,ismi cepat menjawab “ya,,”.

Entahlah,apa yang ada dalam benakku saat itu,semua campur aduk tidak karuan.Ismi kemudian bertanya akan mantanku gadis garut “,,bagaimana dengan dia,,?”.”,,Uda sudah tidak berhubungan dengan dia lagi,,”jawabku.Berselang 3hari setelah kunyatakan suka padanya,ismi terlihat masih penasaran tentang hubunganku dengan mantan pacarku.Untuk meyakinkannya,karena aku telah tau semua tentang seluk-beluk ismi,penderitaan dan segala cobaan yang telah dia lalui,serta benih cinta yang telah  padanya sejak aku meninggalkan si gadis garut beberapa waktu lalu,akhirnya aku memberanikan diri untuk langsung saja menyatakan cinta seraya melamarnya,,”,,kalau untuk kata suka,3hari yang lalu uda telah bilang suka sama ismi.Kalau untuk kata cinta,uda sekarang benar-benar telah jatuh cinta sama ismi,mau ga kalau seandainya ismi jadi istri uda,,?”ucapku pada ismi.Dia seakan-akan terkejut dengan pernyataanku,seolah-olah dia tidak percaya akan apa yang terjadi saat itu,walaupun demikian,sambil tersipu malu,ismi menjawab “,,ya,,ismi mau,,”.Oh bahagianya hati ini,tak kusangka akan mendapatkan istri semudah ini,hanya butuh 3hari saja.

Tak mau ku mengulur-ngulur waktu lagi,ketika kesempatan ada,keesokan harinya segera saja ku temui kakak-kakaknya untuk melamar adik bungsu mereka,dan juga memberi tahu keluragaku karena aku telah memiliki seorang calon istri yang ku cintai,dan dia lebih lagi mencintaiku.Pada awalnya keluargaku dan keluarganya berat untuk memberi restu pada kami,karena aku sendiri orang minang,karena orang minang menganggap bahwa orang sunda bisanya hanya dandan dan menghamburkan uang.Begitu juga dengan keluarga ismi,mereka menganggap,lelaki minang itu tukang kawin dan takut adiknya menjadi korban akan keganasan lelaki minang.Kami tidak mempedulikan apapun anggapan keluarga kami,aku dan ismi yakin bahwa cinta kami tak terpisahkan,berkat kesabaran kami dalam meminta restu setelah melihat kesiapan kami,akhirnya restupun kami dapatkan.Kekuatan cinta itu telah membawa kami pada tanggal 11 november 2006 untuk berdiri di sebuah pelaminan yang sangat sederhana.Kami tidak pedulikan mewah atau tidaknya pesta yang kami adakan.Kebahagiaan kami menjadi seorang suami dan istri telah mengalahkan semua rasa yang ada yang hingga detik inipun masih hangat terasa.Waktu itu rasanya tak kan ada satupun yang dapat merenggut kegahagiaan itu dari kami,kecuali maut yang datang menghadang.

Satu minggu berlalu menjalani indahnya perkawinan layaknya pengantin-pengantin baru yang lainnya,wajah lelah disertai panas dalam terlihat dari wajah dan bibir ismi yang pecah-pecah,padahal aku tipe suami yang bisa menahan,takkan mungkin aku menghabiskan istriku dalam satu malam.Beberapa hari berikutnya,kelelahan yang tampak pada wajahnya makin sangat mengkhawatirkanku,panas dalamnya semakin parah,bibir pecah-pecah dan lidah seperti mulai mengeluarkan jamur.

Bermacam-macam buah-buahkan aku belikan untuk menambah vitalitasnya,tapi itu semua tidak berpengaruh sedikitpun.Dalam waktu 2hari kondisi ismi semakin parah dan meradang.Selain dari bibir yang pecah-pecah,kini pada bagian dalam mulutnya berjamur dan bernanah.Padahal dia tidak kuporsir sama sekali untuk menjalankan tugasnya sebagai istri.Aneh,,?”Dan kemudian terlihat ruam/rona merah menyala seperti warna merah bekas kerokan pada ke dua pipinya yang kalau diperhatikan ruam itu menyerupai sayap kupu-kupu.Semua persendiannya menjadi sakit,tulang-tulangnya terasa ngilu.Sudah dua kali ismi ku bawa ke klinik dekat rumahku,kemudian oleh dokter penjaga disana diberi vitamin dan antibiotik,namun tetap saja tidak ada perubahan,malah makin parah yang ada.

Hatiku sangat gelisah saat itu,kenapa dengan istriku,,?”Untuk mengobati rasa penasaranku,ku sisihkan sedikit uang untuk mencoba membawa ismi ke Rumah Sakit.Kebetulan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) berada tidak begitu jauh dari kontrakan kami.Akupun segera membawanya kesana,seampainya disana,aku masih bingung akan membawa ismi kemana.Aku berfikir dikarenakan bagian yang tampak jelas yang terkena sakit adalah pada bagian mulut,maka aku berinisiatif untuk membawa ismi pada poli bedah mulut.Disana aku bertemu dengan seorang dokter yang kebetulan sang dokter berasal dari daerah yang sama denganku yaitu sumtera barat,sehingga makin terbukalah aku untuk bercerita akan apa yang dirasakan oleh ismi istriku.Akhirnya sang dokter yang aku lupa akan siapa namanya,menyarankanku agar aku mebawa istriku untuk di rujuk ke poli alergi.Disana di poli alergi,tanpa banyak tanya si dokter langsung membuatkan resep untuk istriku yang mana obatnya adalah Lameson/methilprednisolon nama generiknya,vitamin,salep dan obat kumur.Segera ku tebus resep dari dokter itu,aku yakin dokter yang meresepkan abot ini pasti dokter hebat,terbukti setelah mengkonsumsi obat-obat itu,semua gejala yang ada hilang tak berbekas kecuali pesendian dan tulang-tulang yang terkadang masih terasa ngilu,tapi tak mengapa kata ismi istriku.Setelah semua obat habis disertai adanya perbaikan pada sariawan/panas dalam  ismi,ntah mengapa rasa was-was dalam hatiku tak kunjung hilang.Setiap saat ku pantau kondisi ismi,perubahan-perubahan apa saja yang terjadi padanya selalu ku perhatikan.

Hari demi hari berlalu ,hingga pada suatu sore aku dikejutkan oleh telfon dari ismi dengan dialek ketakutan ismi menyuruhku agar segera pulang,walau jam kerjaku masih ada 5jam lagi,akupun bergegas pulang,aku takut terjadi apa-apa dirumah,sedangkan dia hanya sendirian disana.Sesampainya di rumah,aku langsung menuju kamar dimana ismi berada,terdengar keras oleh telingaku gemetar giginya seperti orang yang sedang menggigil menahan dingin disertai ketakutan yang sangat sambil bersembunyi di balik selimut yang tebal sedangkan pada saat itu cuaca sedang panas “,,Ada apa ini,,?”ketusku dalam hati

“,,ada apa ismi,,?kok ketakutan seperti itu,,?”tanyaku.

Dia melihat sesuatu berkelebat putih lewat di hadapannya sambil menunjuk ke arah yang dia maksud sambil tetap bersembunyi di balik selimut dan hanya tangannya saja yang dijulurkannya keluar.

“,,apa mungkin ada gangguan gaib di rumahku ini,setahuku,rumah kontrakanku ini bebas dari hal-hal semacam itu,,”lamunku.

Hingga sejak saat itu perhatianku untuk ismi semakin besar,semua pekerjaannya aku ambil alih dulu untuk sementara waktu,agar dia bisa beristirahat total.Berselang satu hari setelah itu,mulai kembali terlihat gejala-gejala yang sebelumnya telah hilang,sariawan yang disertai jamur dan nanah kembali terlihat,ruam merah di kedua pipinya terlihat semakin nyata.Keesokan harinya kulihat semuanya semakin parah,aku tak mau buang-buang waktu,segara saja ku bawa kembali ismi ke RSHS untuk menemui dokter di poli alergi yang kusangka hebat itu.Seperti sebelumnya,tanpa banyak tanya ini dan itu,si dokterpun segera membuatkan resep obat,yang isinya sama dengan resep sebelumnya,hanya saja dosisnya sedikit ditambah,iya memang semuanya kembali hilang,tapi hanya beberapa hari saja,gejala-gejala itu muncul kembali,sejak saat itulah keraguanku pada dokter hebat itu mulai berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun