Jika yang Islam ada tanggal merah, ya yang Hindu dan Buddha masuk, begitupula untuk yang Buddha. Saling mengisi. Aku faham Hindu banyak upacaranya. Aku persilahkan ijin upacara Mbak. Apapun itu upacara nya."
"Ijin apapun itu, asal masuk akal, aku ijinkan. Termasuk ijin ada keluarga datang dan temani jalan-jalan ke Bali. Ijin mau liburan plesir ke pulau sana, sini, aku ijinkan. Asal ya tadi, kita sebagai bos harus pintar atur kerjaan dan strategi saling mengisi satu sama lain."
Mbak nya menimpali, "Wah enak ya Pak anak buahnya. Klo Bos saya yang disana harus terus menerus pastikan printing nya buka. Karyawan harus bisa mencetak uang dan sepertinya tidak ada keberpihakan kepada karyawan".
"Wah mbak, berarti Bos mu yang sana tuh nggak pintar-pintar amat dalam manajemen waktu. Harusnya dia bisa tambal dari sana sini jika ada yang ijin. Rejeki itu akan datang sendiri dari Tuhan. Kita ini cuma disuruh berusaha dan berserah diri (tawakal). Sepertinya bosmu yang sana perlu belajar hakikat hidup tuh." Celetuk ku sok bijak :p
Diakhir percakapan aku tegaskan, "Jadi mbak, kebebasan waktu adalah hak asasi manusia. Jangan mentang-mentang Bos, maka dia bisa bebas waktu dengan belenggu atau penjarakan waktu para staf nya. Hmmm, kok bisa ya dia enak-enak nyetir Pajero nya, sedangkan anak buahnya berpeluh-peluh mengorbankan waktunya".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI