Pengiriman dan pelayanan dilokasi dilakukan oleh istri dan keponakan disertai beberapa tenaga serabutan dari tetangga. Tidak lupa dokumentasi gambar dan video harus ada. Gunanya untuk publikasi bisnis melalui website dan media sosial (FB, Instagram, Google+ dan Youtube). Website dan media sosial harus 'dipanasi' dengan artikel-artikel yang diupdate secara berkala agar Google senang menampilkan bisnis keluarga ini.
Ada juga sebuah keluarga yang terlibat bisnis sambel dan berkembang melalui peranan internet. Sebuah merk sambel Bususan terdistribusi keseluruh Indonesia dan internasional berkat kegigihan dari keluarga. Suami bertugas branding dan populerkan sambel tersebut melalui internet. Istri bertugas siapkan produk sambel. Adik bertugas memastikan packaging sambel siap untuk terdistribusi.
Kekuatan dari keluarga akan berpotensi membuat sebuah usaha berkembang. Namun sayangnya berbisnis tidak hanya berkutat soal bahan baku, pembuatan dan distribusi. Ada hal-hal lain yang harus dikuasai semisal manajemen pemasaran, SDM/HRD, SOP usaha, manajemen keuangan, manajemen distibusi, pelanggan, manajemen berjejaring dan sampai ke penguatan branding. Keluarga tersebut harus membuka diri untuk proses belajar bisnis tiada henti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H