Contoh lain lagi, hanya bermodalkan ilmu membuat website dan punya sumber daya sendiri yaitu web hosting, saya membuat website berjualan kerajinan kapal pinisi. Ada sebuah rumah produksi replika kapal pinisi di Kota Mojokerto yang penjualannya konvensional, dari mulut ke mulut, ikut pameran dan kadangkala menjajakan dari pintu ke pintu. Saya minta ke pemilik kerajinan itu, Pak Jemy, agar bisa ikut jualan namun lewat online. Saya mulai potret pake digital camera dan mencatat jenis serta ukurannya. Tidak lupa negosiasi harga jual dan margin profit bagi saya. Maka jadilah website di kapalpinisi.com dan orderan datang dari seluruh Indonesia.
Contoh lainnya, sahabat saya hobi adventuring. Naik gunung, camping, hiking, trekking, snorkling, diving sudah dia lakoni. Mungkin panjat pinang saja yang belum dilakoni :p. Kemampuan nya membuat website adalah modal kreatif sehingga terciptalah sebuah website penuh nuansa adventure bawah laut di wonderfulmenjangan.com. Dia pun menata usaha nya dengan kerjasama dengan guide lokal Pulau Menjangan dan mampu memberdayakan teman-teman nya. Sebagai marketing, tidak lupa memaksimalkan media sosial. Orderan pun datang dari seluruh negeri.
Jadi, diatas adalah kisah nyata wirausaha modal dengkul, otak dan Tuhan. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Asal kita mau berusaha maka keadaan akan berubah. Selamat berjuang dan yuk bisnis online!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H