Aplikasi ini sudah terpasang dan digunakan oleh salah satu petani sayur di Desa Poka, Kota Ambon, selama hampir dua bulan dan menunjukkan hasil yang positif.
"Dengan aplikasi ini, petani tidak hanya dapat bertani secara digital, tetapi juga menghemat biaya operasional. Sebelum menggunakan teknologi ini, petani rata-rata mengeluarkan Rp 800.000 per bulan untuk membeli BBM," ungkap Martin.
Dengan aplikasi ini, petani bisa berhemat, sehingga mereka dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Setiap petani yang menggunakan sistem irigasi tenaga surya ini tidak perlu lagi menyiram tanaman secara manual.
 Proses penyiraman dilakukan dua kali sehari, dengan durasi 10 menit, dan dalam waktu 21 hari, tanaman sudah siap dipanen.
Bapak Labadong, pemilik lahan sekaligus ketua kelompok tani Rajawali, menyampaikan apresiasi terhadap inovasi yang diciptakan oleh tim Lawamena.
"Dengan adanya aplikasi ini, saya merasa sangat terbantu. Penyiraman dan pemupukan yang otomatis melalui aplikasi sangat memudahkan kami.
 Selain itu, alat ini juga menghemat biaya listrik yang selama ini sangat tinggi," ujarnya.
Berkat inovasi tersebut, Martin Salakory dan tim berhasil meraih  juara pertama kompetisi energi terbarukan yang diselenggarakan oleh NZMATES pada 21 November 2024.
"Harapan kami, ada investor dan pihak pemerintah yang mau bekerja sama untuk mengembangkan inovasi ini lebih lanjut, sehingga dampaknya bisa dirasakan oleh lebih banyak petani, karena yang kami kurang saat ini pendanaan saja" tutup Salakory.
Ia bersama rekan setimnya berencana mengembangkan aplikasi lebih baik kedepan lagi namun mengalami kendala pada pendanaan, harapan besar mereka semoga ada dukungan dari pihak pemerintah untuk dapat membantu mereka kedepannya.
Tim pengembang Lawamena terdiri dari para alumni Fakultas Teknik Universitas Pattimura, yaitu Stevi Ilela (Ketua Tim/teknisi PLTS), Martin Salakory (Programmer), Excellion Soplero (Desainer), Hendra Wattimena, dan Ekaristi Rupilu (Manajer Proyek).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H