- Martin Salakory:Â Pengembang aplikasi Android, alumni Teknik Mesin dengan peminatan Informatika.
- Excellion Soplero: Desainer prototipe. Alumni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota.
 Hendra Wattimena dan Ekaristi Rupilu: Manajemen proyek, keduanya alumni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota.
Latar Belakang Pengembangan
Proyek ini terinspirasi oleh kondisi petani di Maluku, selain itu banyak di antara dari tim kami memiliki latar belakang orang tua petani .Â
Kami melihat bahwa petani di Maluku masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal tingginya biaya operasional untuk mengairi lahan mereka. Selain itu, sebagian besar petani masih mengandalkan metode manual untuk penyiraman tanaman.
Untuk itu, kami melakukan survei di salah satu lahan pertanian di Poka Perumnas, Kota Ambon, dan bertemu dengan Bapak Labadong, Ketua Kelompok Tani Rajawali.Â
Dalam diskusi tersebut, beliau mengungkapkan bahwa biaya listrik dan bahan bakar untuk pompa air menjadi beban berat bagi petani.Â
Proses penyiraman yang masih dilakukan secara manual juga menjadi salah satu kendala.Dari masalah-masalah ini, tim kami terinspirasi untuk merancang alat yang dapat mengatasi tantangan tersebut.Â
Penggunaan energi terbarukan, khususnya energi surya, kami tawarkan sebagai solusi yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Pemanfaatan energi matahari tidak hanya dapat mengurangi biaya produksi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Respon Petani dan Harapan Kedepan
Bapak Labadong, selaku pemilik lahan dan ketua kelompok tani Rajawali, menyampaikan apresiasi terhadap prototipe yang kami buat.Â
"Dengan adanya prototipe ini, saya sebagai petani merasa sangat terbantu. Penyiraman dan pemupukan yang dilakukan secara otomatis lewat aplikasi di ponsel sangat memudahkan kami. Selain itu, alat ini juga menghemat biaya listrik yang selama ini sangat tinggi," ujarnya.