Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lebih Penting Mana Adab atau Coding untuk Anak SD?

14 November 2024   23:58 Diperbarui: 15 November 2024   00:06 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Abdul Mu'ti mengungkapkan bahwa pemerintah berencana untuk memasukkan mata pelajaran Kecerdasan Buatan (AI) dan pemrograman (coding) ke dalam kurikulum sekolah di masa mendatang.

 Menurutnya, mata pelajaran ini akan menjadi pilihan di sekolah-sekolah yang memiliki kemampuan dan fasilitas memadai, karena pembelajaran tersebut memerlukan alat dan teknologi canggih (dikutip dari Kompas, 11/11/2024).

Terobosan ini diambil untuk mendukung program Presiden Prabowo dalam digitalisasi pendidikan di Indonesia. Namun, apakah langkah ini sudah tepat?

Secara umum, rencana ini tentu sangat positif. Akan tetapi, ada kekhawatiran bahwa penerapannya hanya akan efektif di sekolah-sekolah di Indonesia Barat atau daerah yang sudah memiliki akses internet dan fasilitas pendukung yang memadai. 

Sementara itu, di Indonesia Timur, atau di daerah yang belum terjangkau akses internet, penerapan mata pelajaran ini akan menghadapi tantangan besar.

Sebagai contoh, ketika saya bersekolah, pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SD belum tersedia karena keterbatasan fasilitas. Di SMP pun hal yang sama terjadi. Hanya saat SMA ada mata pelajaran TIK, namun sayangnya fasilitasnya juga terbatas. 

Bahkan untuk mempelajari cara menyalakan dan mematikan komputer, guru hanya bisa menjelaskan secara teori di papan tulis tanpa adanya praktek langsung di laboratorium komputer, karena sekolah tidak menyediakan fasilitas tersebut.

Ketika belajar Microsoft Word dan Excel, kami diberi tugas untuk menggambar tampilan kedua aplikasi tersebut di karton manila, dan kemudian mempelajarinya melalui imajinasi mengenai bagaimana tampilan aplikasi tersebut. Itulah gambaran kondisi pendidikan di sebagian besar sekolah di kawasan Indonesia Timur.

Terkait dengan wacana tersebut, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan.

Pertama, lebih baik jika anak-anak SD difokuskan terlebih dahulu untuk meningkatkan kualitas akhlak dan adab mereka, agar dapat tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dan bermoral baik. 

Materi seperti coding sebenarnya tidak masalah dimasukkan dalam kurikulum, namun tetap harus mempertimbangkan kondisi fasilitas sekolah dan ketersediaan sumber daya pengajaran di bidang tersebut. Jangan sampai mata pelajaran ini dipaksakan diterapkan tanpa adanya guru yang menguasainya.

Sebagai alternatif, coding bisa dijadikan mata pelajaran pilihan yang diajarkan pada siswa kelas 5 dan 6 SD untuk mempelajari dasar-dasar pemrograman. Setelah itu, materi bisa ditingkatkan lagi di tingkat SMP dan SMA. 

Belajar pemrograman bukan berarti anak-anak harus menjadi programmer di masa depan, tetapi lebih untuk melatih kemampuan berpikir logis, kritis, dan sistematis. Melalui coding, mereka akan belajar mengenai abstraksi, dekomposisi, pola, serta merancang langkah-langkah secara terstruktur.

Lebih dari itu, pembelajaran coding juga dapat meningkatkan kreativitas, kemampuan pemecahan masalah, komunikasi, serta literasi digital siswa.

Namun, hal yang tak kalah penting, sekolah tetap harus mengintegrasikan nilai-nilai akhlak dan adab dalam setiap mata pelajaran agar kualitas emosional dan moral siswa tetap terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun