Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pattimura

Blogger di www.sudutplambon.com, banyak membahas seputar dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi GMNI- Pejuang Pemikir

17 September 2024   16:58 Diperbarui: 17 September 2024   17:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Mari Bung, Mari sarina sarinaku
Nyalakan Cinta, Nyalakan Api
Jangn padam pikiran, jangn hilang perjuangan
Mari teruslah berjuang bukan untuk mereka yang beruang
Jangan jadi penjilat untuk para penguasa
Jangan jadi boneka untuk kepentingan para senior
Jangan gaga teriak merdeka
Namun di tiris-tiris kota rakayat kita sedang meringis
Jangan gaga teriak menang
Namun di pelosok-pelosok negeri
Para petani, buruh dan nelayan bersedih
Dikalahkan oleh kapitalisme yang menjadi-jadi

Hei para pecundang, hei para penjilat
Jangan mengaku marhaenis jika hanya menutup mulut kalah rakyat menangis
Jangan mengaku marhaenis jika dengan bangganya duduk manis di caf mewah sambil bicara soal marhaenisme, seakan paling paham, seakan paling peduli
Kemudian demi kepentingan organisasimu kau gadaikan
Idealismu kau tukar dengan sebatang rokok dan segelas kopi
Demi menghamba pada senior, demi menghamba pada penguasa
Hinanya kau jika hanya Mau berjuang untuk yang beruang
Kotorlah kau jika terus Menjilat senior dan jadi kacung penguasa

Untuk kalian yang terus berjuang dijalanan, dikejar-kejar penguasa
Mari teruslah menyalah, jangan padam apalagi oleh gerimis kecil
Teruslah menyalah, bakarlah semangat idologi
Buka buku baca lalu melawan, Bukan buka rekening ditasfer lalu diam


Wahai para marhaenis
GMNI adalah cinta maka jangan hancurkan dengan  keserakahan
Tetaplah satu barisan di garis depan perjuangan
Kita tetap satu, jangan dibagi dua, atau bahkan mau mendua
Marilah kembali kita bersatu
Jika kita terbelah dan terpecah, mau bagimana kita melawan membelah rakyat?
Jangan lah ego dan kekuasaan tutupi hazrat untuk berjuang

Marhaenisme itu cinta, yang dititipkan Soekarno untuk kita
Marhaenisme adalah cinta yang keluar dari kepala lalu melompat melawan
Maka GMNI adalah cinta yang mempersatukan kita
Jadi marilah kepalkan tangan
Dan teriak
Merdeka
Merdeka
Karna kita harus benar-benar merdeka
Karena kita adalah pejuang
Karena kita adalah pemikir

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun