Sang Jendral datang dengan sejuta janji
Dari pindah ibukota sampe pendidikan gratis
Dari janji perbaiki infrastruktur sampe janji kastarang negeri-negeri di pelosok
Tapi saat sang Jendral itu jadi
Janji-janji itu berubah jadi omong kosong belaka
Sang Jendral kemudian berkamuflase jadi upu latu
Istrinya di angkat jadi ina latu
Segala gelar dikasi ka antua, dari manusia-manusia yang suka menjilat
Dari manusia-manusia yang menjual adat demi politik dan kepentingan
Mamaki, manyanyi, marah-marah itu karja tiap hari
Kalau seng manyanyi
Pasti antua mamaki
Kalo seng marah-marah
Pasti antua manyanyi
Suaranya merdu, semerdu janji-janji bohong yang dia lantunkan saat kampanye dolo
Di episode pertama sang jendral datang dengan jargon baileo.
Katanya mau bawa pembaharuan, tapi sioo
Masyarakat tambah miskin, pengangguran dimana-mana
Masyarakat di peloksok makin miskin, sedangkan bapak jendral sibuk bernyanyi
Batu badong, batulah batangke
Buka mulutmu, telanglah pejabat yang putar bale macam bagini.
Kini di episode kedua sang jendral muncul kembali.
Kali ini bawa jargon baru, "Mamaki-Manyanyi"
Dua Miliar janji deng parlente kembali dipersembahkan
Agar sang jendral kembali berkuasa
Woeee!! Kamong masih mau dapa tipu kedua kali lay?
Loko stop, cari yang lain dari pada tersakiti kedua kali.
Loko stop dari pada dapa mamaki tiap hari
Loko stop dari pada tinggal tertinggal dan miskin macam bagini.
Hanya ada dua pilihan, orang lama? Atu orang baru?
Bernasib sama seperti sebelumnya, atau cari yang baru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H