Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi-Nyanyian Sang Jendral

12 September 2024   09:34 Diperbarui: 12 September 2024   09:37 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang Jendral datang dengan sejuta janji
Dari pindah ibukota sampe pendidikan gratis
Dari janji perbaiki infrastruktur sampe janji kastarang negeri-negeri di pelosok

Tapi saat sang Jendral itu jadi
Janji-janji itu berubah jadi omong kosong belaka

Sang Jendral kemudian berkamuflase jadi upu latu
Istrinya di angkat jadi ina latu
Segala gelar dikasi ka antua, dari manusia-manusia yang suka menjilat

Dari manusia-manusia yang menjual adat demi politik dan kepentingan

Mamaki, manyanyi, marah-marah itu karja tiap hari

Kalau seng manyanyi
Pasti antua mamaki
Kalo seng marah-marah
Pasti antua manyanyi

Suaranya merdu, semerdu janji-janji bohong yang dia lantunkan saat kampanye dolo

Di episode pertama sang jendral datang dengan jargon baileo.
Katanya mau bawa pembaharuan, tapi sioo

Masyarakat tambah miskin, pengangguran dimana-mana
Masyarakat di peloksok makin miskin, sedangkan bapak jendral sibuk bernyanyi

Batu badong, batulah batangke
Buka mulutmu, telanglah pejabat yang putar bale macam bagini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun