Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Peran Penting Sarjana Muda dalam Pembangunan Desa

29 Juli 2024   18:51 Diperbarui: 30 Juli 2024   20:04 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa dengan segala potensi di dalamnya sering kali tidak mampu mengelola sumber daya  alamnya dengan optimal. Hal ini dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang handal di desa untuk mampu mengelola potensi tersebut.

Sebenarnya, masyarakat desa juga memiliki sumber daya manusia yang handal. Akan tetapi, setelah selesai menempuh pendidikan tinggi, mereka kebanyakan akan keluar dari kampung halamannya pergi merantau untuk mencari kehidupan yang lebih layak di kota.

Akibat dari proses ini membuat kehidupan di desa  tersebut semakin tertinggal karena sumber daya manusianya lebih cenderung memajukan daerah lain ketimbang daerahnya sendiri. Sehingga, potensi yang ada di desa tersebut tidak dapat dikelola karena tidak ada yang mampu mengelolanya.

Kesenjangan sosial antara kehidupan di kota dan desa di Indonesia terus terpelihara karena pola ini tetap dipertahankan.

Generasi muda desa cenderung memilih hidup  serba ada di kota dari pada kembali ke desa untuk dapat menggerakkan ekonomi di desanya.

Kehidupan kota yang menawarkan segalanya dengan banyak lapangan kerja tersedia di sana tentu menjadi pemicu para sarjana muda untuk pergi merantau keluar dari desa.

Tidak sampai di situ, pola pikir masyarakat desa yang kadang mematikan karakter generasi muda untuk berkembang membuat mereka  memilih ke kota karena merasa lebih dihargai di sana.

Masyarakat desa sering kali skeptis dengan gerakan-gerakan dan inovasi yang ditawarkan oleh anak muda. Kaum tua di desa lebih dihargai dibandingkan pola pikir anak muda.

Anak muda selalu dipandang di desanya sendiri tidak punya pengalaman, makanya mereka yang tua lebih diprioritaskan dalam segala hal dalam pengambilan keputusan.

Sumber: panda.id
Sumber: panda.id

Fenomena ini sudah seharusnya disikapi dengan bijak. Pentingnya pemerataan pembangunan dengan tersedianya lapangan kerja dengan gaji yang layak agar sarjana muda tidak lagi keluar dari desanya untuk mencari kerja di luar.

Pemerintah di desa juga sudah seharusnya merangkul anak-anak muda dengan pikiran-pikiran kreatif mereka untuk bersama-sama berkolaborasi melahirkan inovasi untuk kemajuan desa.

Sebagai anak muda apalagi kita yang merupakan para sarjana, seharusnya kembali ke desa setelah menimba banyak ilmu di bangku perkuliahan agar dapat segera mengimplementasikan ilmu yang sudah didapatkan untuk mendorong percepatan pembangunan desa.

Bukan sampai di situ saja. Jika hendak keluar dari desa untuk mencari pekerjaan di kota, kalau sudah memiliki banyak pengalaman dan dana yang memadai harusnya kembali ke desa kemudian mulai menggerakan ekonomi masyarakat di desa.

Kehidupan sosial masyarakat desa yang cenderung menghargai orang yang memiliki status ekonomi yang tinggi dapat digunakan sebagai cara  membangun masyarakat desa. Jika kita telah memiliki keuangan yang memadai, maka bisa berkolaborasi menggerakan masyarakat demi kemajuan desa.

Sektor pertanian harus menjadi prioritas utama dalam penggerak ekonomi masyarakat desa.

Selain itu, sektor perikanan bagi masyarakat desa yang berada di pesisir menjadi fokus untuk  proses pemberdayaan.

Intinya, harus dapat melihat potensi dari desa tersebut kemudian dikembangkan secara optimal. Memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia agar ke depan tidak ada lagi sarjana yang keluar dari desa karena desa sudah memiliki lapangan kerja yang memadai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun