Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Arah Politik Anies dan Ganjar Setelah Prabowo Jadi Presiden

9 Mei 2024   06:15 Diperbarui: 9 Mei 2024   06:49 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo-Gibran  telah resmi ditetapkan oleh KPU-RI sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI Periode 2024-2029.

Walaupan sempat digugat oleh paslon 01 dan 03 di MK, namun permohonan kedua paslon tersebut ditolak (22/4/24).

Menariknya setelah pembacaan putusan tersebut Partai NasDem yang taklain merupakan partai pendukung Anies Baswedan langsung bertemu dengan Prabowo dan mengatakan bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Bukan hanya itu PKS dan PKB seakan memberikan lampu hijau untuk menuju istana dan bergabung dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Ganjar Mantapkan Diri Oposisi

Disisi lain Ganjar telah mendeklarasikan sebagai oposisi. Akan tetapi PDIP menyayangkan keputusan Ganjar. 

Ini disampaikan oleh senior PDIP yang merupakan salah satu anggota DPR RI, Hendrawan Supratikno.

 Ia menilai sikap Ganjar merupakan sikap pribadi dan bukan merupakan sikap partai. 

Bambang Pacul yang juga merupakan senior PDIP menanggapi demikian, Ia ingatkan keputusan Ganjar belum menjadi keputusan PDIP saat diwawancara di podcast close the door(8/5).

Karir politik Gajar hanya sampai di Pilpres 2024. Ia tidak bakal maju di pilpres mendatang lagi, mengapa?.

 Alasannya karena elektabiltasnya tidak menjadi daya dorong untuk bakal menang di 2029. 

Hanya menang 16% suara di pilpres 2024 seakan membuat karir politiknya tak akan terus meningkat.

PDIP akan memikirkan kerugian yang kedua kalinya. Ganjar tak mungkin maju gubernur lagi lantaran dia telah menjadi gubernur dua periode. 

Jika ingin menjadi ketua PDIP itu sanggat mustahil lantaran masih ada Puan Maharani yang tentu akan menggantikan ibunda tercinta saat turun dari kursi ketua umum. 

Salah satu caranya adalah Ganjar harus masuk ke pemerintahan agar bisa mendapatkan posisi menteri.

Dengan begitu bisa saja kedepanya ia bakal disandingkan sebagai Cawapres Gibran di Pilres 2029.

Nasib Ganjar memang sungguh naas. Ini seakan seperti karma yang dia dapatkan. 

Tentu masih ingkat ketika Pildun-20 yang hampir saja digelar batal akibat ulahnya. Peristiwa ini menjadi titik balik kegagalan Ganjar. 

Jadi jangan pernah main-main dengan para pecinta sepak bola di Republik ini. Jika membatalkan mimpi anak muda untuk ikut piala dunia U20 maka dibalas dengan gagalnya Ganjar sebagai presiden.

Selanjutnya jika kita menganalisis gestur politik Ganjar dia seakan benar-benar sakit hati akibat kekalahannya di Pilpres.

Apalagi ketika Jokowi tidak memberikan dukungan kepada dirinya lantaran Gibran dipasangkan dengan Prabowo.

Bukan hanya itu Ganjar terlihat ingin menunjukan loyalitasnya sebagai kader PDI-P, untuk selalu patuh terhadap arahan partainya.

Anies Diantara Bimbang dan Perubahan 

Lantas bagimana dengan Anies Baswedan? Di beberapa media Anies mengatakan ia tetap pada jalan perubahan. Tapi lucunya semua partai koalisinya telah mendekat di pemerintahan.

Anies tidak bakal mengatakan dan mendeklarasikan dirinya sebagai oposisi. 

Disatu sisi dia non partai, untuk apa juga sebagai oposisi. Lagian tidak akan berdampak di parlemen nanti.

Sedangkan NasDem, PKS dan PKB sudah tentu bersama pemerintah Prabowo-Gibran nantinya.

Apakah jalan perubahan yang dimaksudkan oleh Anies ini bukan seperti saat dikampanyekan? Jalan perubahan yang dimaksud adalah sewaku-waku keputusanya bakal berubah?.

Bisa saja oposisi, atau bisa saja gabung pemerintahan. Tergantung arahan dan kondisi politik yang terjadi, mana yang menguntungkanya dia akan merapat

Kelihatanya Anies Bimbang dan enggan mengambil keputusan tegas sebagai oposisi seperti halnya Ganjar.

Ketika melihat partai-partai pendukungnya merapat ke pemerintah bagaimanapun Anies tidak bisa berjalan sendiri sebagai oposisi.

 Ada hutang politik yang harus dipikulnya, maka sudah tentu dia hanya mendengar arahan dari Surya Palo. 

Strategi politik Surya Palo tentu sangat jitu, jadi kapan dan bagaimana kondisi kedepan untuk Anies akan ditentukan dari langkah kaki sang ketum umum Nasdem itu.

Melihat kondisi partai-partai pendukung Anies yang tidak lagi semangat menggaungkan perubahan namun berubah haluan menuju pemerintah sepertinya Anies hanya didukung untuk meningkatakan electoral mereka di kursi parlemen. 

Pengharu Anies menjadi daya tarik para pendukung merapat memilih partai koalisinya. Lihat saja kenaikan ketiga partai koalisi Aneis rata-rata mengalami kenaikan kursi dari 2019.

Ketika tujuan mereka telah tercapai, sudah tentu saatnya kembali mendukung pemerintah agar mendapatkan jatah menteri.

Dengan basis pendukung yang militan Anies seharusnya berani membentuk partai baru. 

Sebut saja partai perubahann Indonesia sesuai visi-misi yang digaungkanya. 

Agar dia tidak terombak ambing seperi saat ini. Bagi Anies jika ia gabung ke pemerintahan ia akan kehilangan pendukungnya mereka tentu akan merasa terkhianati.

Oposisi Atau Pemerintah?

Drama ini akan terus berlangsung. PDIP rupanya masih belum mengambil keputusan sebagai Oposisi maupun Pemerintahan. 

Entah apa yang sementara terjadi, apakah menunggu lobi-lobi perebutan kursi ketua DPR RI? PDI-P tentu tidak ingin kalah berulang kali.

Kita lihat saja kedepan, karena saat ini setiap langah perpolitikan di Indonesia telah di pegang oleh Jokowi, tinggal bagimana ia memainkan permainan seperti apa untuk menarik PDIP bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran.

Mau tidak mau Anies harus kembali ke Jakarta untuk maju bertarung kembali sebagai Gubernur. Agar karir politiknya tidak tenggelam.

Jika mampu kembali menang di Jakarta dan menjabat Gubernur untuk periode keduanya maka Anies akan menjadi salah satu lawan terberat di Pilpres 2029.

Dalam politik tidak ada yang pasti, semua dinamis tergantung kepentingan yang seawaktu-waktu berubah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun