Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Strategi Pemerintah Desa dalam Pengolahan Sampah berbasis Pemberdayaan Masyarakat

5 Februari 2024   15:54 Diperbarui: 5 Februari 2024   15:56 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor kunci dari pengolahan sampah berikutnya adalah aspek pembiayaan, dimana berfungsi dalam memastikan keberlangsungan dan efektifitas operasional fasilitas ini. Dengan adanya pembiayaan yang memadai maka memungkinkan untuk keberlangsungan proses pemberdayaan bisa berjalan dengan baik.

Pendanaan awal untuk kegiatan pemberdayaan akan bersumber dari dana desa. Dana awal ini akan digunakan untuk proses perencanaan, perizinan, pembangunan fasilitas, pengadaan peralatan, dan pelatihan awal. Selain bersumber dari dana desa, sumber dana awal akan memanfaatkan dana dari investasi swasta.

 Lembaga pengolahan sampah yang telah dibentuk nantinya akan mencari kemitraan dengan pemerintah daerah, perusahaan swasta, atau LSM untuk memperoleh sumber pendanaan tambahan. Ini bisa berupa dana hibah, pinjaman, atau investasi modal. Kemitraan semacam ini dapat memperkuat keberlanjutan dalam proses pengolahan sampah.

Misalkan dalam prosesnya telah dibentuk TPS 3R atau Bank sampah, maka sudah tentu diperlukan dana operasional rutin, termasuk pembayaran gaji staf, bahan bakar untuk pengangkutan sampah, pemeliharaan peralatan, pengolahan fasilitas, dan biaya operasional lainnya. Dana ini akan berasal dari pendapatan yang dihasilkan dari layanan pengolahan sampah, kontrak dengan pemerintah, dan sumber pendapatan lainnya yang bersumber dari pendanaan melalui tarif sampah yang dikenakan pada setiap masyarakat.

Untuk pengembangan proyek khusus, seperti fasilitas daur ulang atau inisiatif 3R tertentu, pemerintah negeri akan mencari pendanaan khusus dengan melibatkan pengajuan proposal proyek ke lembaga donor, badan internasional, atau program intensif lingkungan. Supaya keberlanjutan finansial dapat berlangsung, maka dilakukan inovasi model bisnis dengan membuka peluang pendapatan tambahan dari penjualan daur ulang, layanan konsultasi, restribusi untuk peneliti, dan masyarakat umum yang ingin berkunjung melihat kegiatan pengolahan sampah.

Terakhir, pengolahan sampah perlu menerapkan sistem keuangan yang transparan dan akuntabel dengan cara memberikan audit rutin lewat website yang dimiliki dengan tujuan untuk memberikan rasa kepercayaan masyarakat dan potensi mitra yang ingin berkerja sama. Jika catatan keuangan yang dimiliki lengkap dan terpercaya, maka potensi kerjasama dengan mitra akan terus meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun