Selesai penelitian, cepat-cepat aku kembali ke Ambon untuk berkonsultasi mengenai hasil penelitian agar dapat segera menyelesaikan skripsiku. Sebelum ke Ambon, mama, aku, dan bapa berdoa bersama di ruang tamu. Setelah itu, mama memelukku erat-erat dan menciumku.
 Sampai di Ambon, aku mulai sibuk tiap hari menyelesaikan skripsiku, sampai jarang mengangkat telepon dari mama. Dua minggu setelah aku kembali ke Ambon, tepatnya 26 Juli 2023, telepon berdering, suara bapa menangis. Tiba-tiba mama jatuh sakit dan dibawa lari ke RSU. Padahal, saat di kampung kelihatannya mama sehat-sehat saja.
Sorenya, di hari yang sama, dunia terasa berhenti berputar. Masih sempatnya aku melihat tubuh mama yang terbaring lemas. Aku berusaha memanggil-manggil mama, terlihat lewat layar handphone air mata mama menetes mendengar suaraku. Kemudian video call pun berhenti, beberapa menit kemudian bapa mengabarkan mama telah pergi untuk selamanya.
 Besok harinya aku kembali ke Seram, sesampainya di rumah, mama sudah tidak lagi berlari dan memeluk aku. Tubuhnya terbaring kaku. Hanya bisa mendengar suara ratapan dan tangisan.
Waktu pemakaman pun berlalu, hampir dua bulan aku frustasi, hilang semua semangat hidupku, namun aku pelan-pelan ingat janjiku untuk mama agar bisa menyelesaikan studiku tepat waktu. Aku kemudian memutuskan kembali ke Ambon untuk menyelesaikan skripsiku yang sempat terbengkalai selama dua bulan. Walaupun berjuang tanpa semangat dari mama, namun pelan-pelan aku bisa menyelesaikan tahap demi tahap.
Akhirnya aku bisa menyelesaikan ujian sarjanaku pada 10 November 2023. Malam hari, aku bermimpi didatangi mama.
 "Jangan menyerah, jangan menangis, harus tetap semangat," begitu kata mama dalam mimpi.
 Pagi harinya, dengan tubuh yang lemas dan mata yang bengkak karena menangis, aku memperkuat diri ke kampus untuk melaksanakan ujian sarjana. Ma, kini anakmu telah menyelesaikan semuanya. Tinggal satu tahap lagi untuk wisuda. Meskipun mama sudah tidak ada lagi menemaniku di acara wisudaku nanti, tapi aku percaya doa mama selalu bersamaku selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H