Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Implementasi Merdeka Belajar: SMA Kristen TNS Gelar Pentas Tarian Profil Pelajar Pancasila

6 Maret 2023   12:38 Diperbarui: 7 Maret 2023   22:15 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: sudutplambon.com

Berbicara soal merdeka belajar, maka kita bicara soal gebrakan yang sangat luar biasa yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dalam mendorong perbaikan kualitas pemulihan pendidikan dari krisis pembelajaran.

Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi) mengambil langkah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat beradaptasi dengan laju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan meluncurkan Kurikulum Merdeka Belajar.

Ini diharapkan dapat membantu menghasilkan putra-putri bangsa yang berprestasi di tingkat nasional maupun global serta memiliki karakter Pancasila.

Diketahui saat ini sudah lebih dari 140.000 satuan pendidikan yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar pada tahun ajaran 2022/2023.

Salah satu dari 140.000 satuan pendidikan yang menerapkan kurikulum ini, yakni SMK Kristen TNS, Kecamatan Teon Nila Serua, Maluku Tengah.

Salah satu yang menarik dari penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di sekolah ini, yakni lewat proyek Pelajar Pancasila Guru Seni Budaya di sekolah tersebut bersama para siswa-siswi mengadakan pentas tari tradisional dan juga modern.

Ini menarik karena menurut Wiwin Wattimena sebagai guru Seni Budaya di sekolah tersebut, selama ini belum ada kegiatan serupa yang mengakomodir bakat dan minat siswa di bidang seni untuk bisa tampil di depan publik.

Di halaman sekolah, para siswa menampilkan berbagai jenis tarian mereka. Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari mulai dari 1-2 Maret 2023.

Kegiatan ini merupakan kegiatan ujian praktek sekolah untuk siswa kelas 12 dengan menampilkan tarian yang sudah mereka pelajari selama ini dalam mata pelajaran seni budaya.

Setiap kelompok tari yang dibentuk berjumlah 5 sampai 6 orang dan terdapat satu kelompok tari khusus diisi oleh laki-laki karena membawakan tarian cakalele. Tarian ini merupakan tarian tradisional Maluku yang hanya dibawakan oleh laki-laki.

Bunyi alat musik tradisional yang bersahut-sahutan ditambah lagi dengan gerak gemulai para penari membuat kegiatan tersebut begitu menarik untuk ditonton.

Sumber: sudutplambon.com
Sumber: sudutplambon.com
Para siswa menggunakan pakaian bernuansa tradisional Maluku dengan berbagai properti yang sudah mereka siapkan jauh-jauh hari.

Tampak mereka sudah seperti para penari profesional yang siap menampilkan performanya. Bahkan, kegiatan yang sebenarnya diperuntukkan kepada siswa kelas 12 saja, malah didukung juga oleh para siswa kelas 10 dan 11 yang antusias meramaikan kegiatan tersebut dengan beberapa tarian yang mereka bawakan.

Totalnya, ada sekitar 7 tarian yang dibawakan dalam pentas tarian tersebut, baik tarian tradisional maupun tarian modern yang dikemas dengan kearifan lokal Maluku, di antaranya:

  • Tari Kreasi Wonderland Nusantara
  • Tari Lengso
  • Tari Lathi
  • Tari Culture Medley
  • Tari Pancasila
  • Tari Cakalele
  • Tari Maku-Maku

"Kegiatan pentas seni ini diharapkan dapat membantu menumbuhkan rasa cinta para siswa terhadap warisan budaya Maluku. Generasi muda memiliki kewajiban untuk melestarikan tarian tradisional dan berbagai warisan budaya lainnya agar tetap lestari", jelas Wiwin Wattimena, Guru Seni Budaya di SMA tersebut.

Sumber: sudutplambon.com
Sumber: sudutplambon.com
Menurutnya, sekolah kini telah menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi potensi mereka sendiri. Kecerdasan siswa tidak lagi diukur berdasarkan pengetahuan akademik semata, melainkan juga seni yang merupakan aspek penting dalam dunia pendidikan. Guru pun diminta untuk menampilkan pembelajaran yang inovatif, kreatif dan fleksibel, agar para siswa dapat menghasilkan karya yang bermanfaat untuk mereka sendiri, para guru dan masyarakat luas.

Dari kegiatan yang dilakukan oleh SMA Kristen TNS ini, kita bisa melihat bagaimana kebermanfaatan Kurikulum Merdeka Belajar dalam mengembangkan bakat dan minat siswa yang selama ini tidak diperhatikan oleh pihak sekolah.

Kurikulum Merdeka Belajar memang didesain dengan tiga kelebihan utama, yakni pertama kurikulum ini didesain untuk fokus pada materi esensial agar guru tidak terburu-buru dalam proses belajar karena bisa memperhatikan proses belajar murid dan menerapkan pembelajaran yang mendalam.

Inilah yang kemudian diterapkan oleh Wiwin, di mana ia menerapkan proses belajar Seni Budaya bukan sebatas teori dan praktek di kelas saja. Namun, bisa menampilkan hasil karya siswa tersebut di depan umum agar siswa bisa lebih percaya diri. Kurikulum Merdeka Belajar memang memberikan jam pelajaran khusus bagi pengembangan karakter siswa melalui proyek penguatan profil Pelajar Pancasila.

Perlu diakui, sungguh keberadaan Kurikulum Merdeka Belajar adalah terobosan yang membantu kepala sekolah dan guru dalam mengubah proses belajar jauh lebih relevan dan sangat menyenangkan.

Dengan begitu, siswa akan leluasa mengeksplor kemampuan mereka untuk bisa berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Sub Tema: Menggerakkan Komunitas Belajar (Guru, Orang tua, dan Pemerhati Pendidikan)

Referensi: 

1. https://www.youtube.com/watch?v=tEEqPM1ZevQ

2. https://youtu.be/0w0OvOEv43w


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun