Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film: "Dear David" Banyak Adegan Dewasa dan Angkat Isu LGBT?

16 Februari 2023   13:36 Diperbarui: 16 Februari 2023   17:47 4154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Film Dear David/imdb

Salah satu film yang saat ini sedang menjadi perbincangan publik yakni Dear David. Film Dear David yang ditayangkan di Netflix sejak Kamis (9/2) lalu, telah menimbulkan kontroversi terutama terkait dengan alur ceritanya.

 Beberapa orang menganggap bahwa film ini mempromosikan dan membenarkan tindakan pelecehan, namun ada juga yang berpendapat bahwa film ini berhasil mengangkat topik yang tabu dan dianggap sebagai "film terbaik".

Review Film Dear David

Sumber: Film Dear David/imdb
Sumber: Film Dear David/imdb

Cerita Dear David berkisah tentang Laras (diperankan oleh Shenina Cinnamon) yang membuat cerita fiksi tentang David (diperankan oleh Emir Mahira), seorang pria yang telah lama ia sukai.

"Dear David" mengangkat tema coming of age dan mengisahkan tentang seorang siswi SMA bernama Laras (diperankan oleh Shenina Cinnamon), yang merupakan penerima beasiswa dan sangat berprestasi dalam akademik.

 Meskipun memiliki reputasi sebagai siswi yang cerdas, Laras memiliki sebuah blog rahasia yang memuat tulisan fantasi tentang David (diperankan oleh Emir Mahira), murid populer dan bintang sepak bola di sekolah.

Namun, ketika kisah-kisah dalam blog Laras tersebar dan dibaca oleh seluruh murid sekolah, reputasi dan masa depannya menjadi terancam.

Film ini mengangkat soal isu pelecehan seksual, orientasi seksual, Kesehatan mental, boleh dikatakan isu-isu yang dibawah dalam film ini cukup dekat dengan kehidupan sosial anak muda saat ini.

Disini kita  bisa melihat karakter laras seperti dua orang berbeda saat berada di rumah dan di sekolah.

Saat di sekolah dia digambarkan sebagai anak yang cerdas namun dia menyimpan sisi gelap saat berada di rumah seakan sangat berbedah 360 derajat karakternya.

Saat laras digambarkan dalam ceritanya menjadi ratu seakan dia begitu berbeda dengan  tampilan yang begitu sensasional mulai dari dandananya, bajunya dan lain sebagainya.

Di awal-awal film tampak banyak adegan seksual yang ditampilkan untuk menegaskan isi dari cerita ini.

Dalam film ini seakan mengambarkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan remaja yang coba dibawakan oleh para pemeran utamanya.

Yang menjadi sorotan dalam film ini adalah soal privasi, pelecehan seksual terus soal perundungan yang menjadi fokus utama dalam alur cerita film ini diangkat. Selain itu masi banyak isu-isu lain yang diangkat.

Jika dilihat sutradara tampaknya jeli dalam membahas permaslahan agama kemudian menghindari kontrovesi dengan menjadikan pemeran utama beragama Kristen. 

Bayangkan saja jika karakter utama adalah beragama Muslim barangkali film ini bakal menimbulkan kotroversi yang sangat besar.

Dalam penggunaan Bahasa yang dipilih dalam film ini sebenarnya lekat sekali dengan kehidupan sehari-hari misalkan "aku berapa kali aja bareng", atau "mau kondangan ya". Dialokanya begitu natural seperti apa yang dilakukan oleh anak saat ini.

Film ini juga menggambarkan bagaimana privasi siswa yang sering dilanggar dan dilakukan secara semena-mena oleh pihak sekolah.

Jika dilihat dalam film Dear David sebenrnya laras tidak melakukan pelecehan seksual terhadap David, alasanya karena tulisan yang dia buat tersebut hanya untuk dirinya sendiri namun ada orang lain yang malah menyebarkan tulisanya tersebut yang membuat tersebar di public dan dibaca oleh semua orang.

Teman-teman Laras sebenarnya yang melakukan pelecehan seksual kepada David karena membaca blog Laras kemudian mengejek David dengan kata-kata bernada seksual.

Film ini sebenarnya ingin menunjukan kepada masyarakat bahwa pelecehan bukan hanya terjadi dari cowok ke cewek namun juga sebaliknya.

Dear David Usung Isu LGBT?

Sumber: Youtube Netflix
Sumber: Youtube Netflix
"Dear David", fokus utama banyak tertuju pada hubungan romantis yang terbentuk antara dua karakter utama, yang satu sebagai "pelaku" dan yang lain sebagai korban. Selain itu, cerita juga menyoroti ketenangan tokoh utama, David, dalam menghadapi situasi di mana dirinya dijadikan objek fantasi seksual.

Selain itu, penting untuk memperhatikan semakin terbukanya film Indonesia terhadap isu-isu sensitif, termasuk isu LGBT, yang ditunjukkan dalam film "Dear David" dengan jelas melalui dialog dan adegan mandi bareng yang memperlihatkan secara samar payudara salah satu karakter.

 Tentu saja, hal ini memicu kontroversi dan memicu perilaku bullying terhadap film tersebut. Sebagai buktinya, hingga artikel ini ditulis, "Dear David" hanya mendapatkan rating 2,8 di platform Letterboxd yang banyak dijadikan acuan sebelum menonton film.

Sebenarnya, film "Dear David" mengangkat banyak isu penting, mulai dari bagaimana remaja perempuan mengekspresikan hasrat mereka, hingga kemunafikan institusi sekolah dalam menangani hal-hal yang terkait dengan pornografi. Sayangnya, isu-isu penting ini menjadi kurang terlihat karena kehadiran isu LGBT yang lebih mencolok.

Dilla, yang telah dirundung oleh gosip dan citra buruknya sebagai 'pelacur', benar-benar harus sembunyikan identitas seksualnya sebagai lesbian. Di tengah isu sensitif lainnya, hal ini mungkin adalah yang paling sulit diterima di Indonesia (kita tahu alasannya). 

Film Dear David punya banyak lapisan masalah karena setiap tokoh memiliki masalah dan rahasia yang diungkapkan dengan detail. Ini membuat kita dapat memahami cerita dan latar belakang setiap karakter dan akhirnya kita bisa merasa lega dengan keputusan yang mereka buat.

Sinopsis:

Cerita film ini berkisar pada Laras (Shenina Cinnamon), seorang pelajar yang sangat berprestasi dan memegang beasiswa. Laras dihormati oleh para guru di sekolah dan aktif terlibat dalam berbagai organisasi, bahkan menjabat sebagai ketua OSIS.

Meskipun demikian, Laras memiliki sebuah rahasia yang tidak pernah ia bagikan dengan siapa pun. 

Dia memiliki sebuah blog rahasia yang berisi tulisan-tulisan fantasi yang liar, di mana ia sering mencurahkan fantasi tentang David (Emir Mahira), seorang bintang sepak bola populer di sekolah yang dia sukai.

 Namun, rahasia tersebut menjadi bencana ketika blog miliknya terbongkar dan semua murid di sekolah membaca cerita-cerita tersebut, membuat masa depan Laras terancam. 

Selain itu, "Dear David" juga menyelami kisah-kisah tentang masa remaja yang sedang mencari jati diri dan mengalami krisis identitas, termasuk kehidupan David yang pendiam karena memendam kecemasan akibat trauma masa kecil.

 Film ini juga menampilkan karakter Dilla (Caitlin North Lewis), yang terlihat cuek dan arogan terhadap Laras, tetapi pada kenyataannya juga memiliki perasaan terpendam di balik sikapnya yang kurang bersahabat. "Dear David" disutradarai oleh Lucky Kuswandi dengan naskah yang ditulis oleh Winnie Benjamin, Daud Sumolang, dan Muhammad Zaidy.

Lucky Kuswandi dikenal sebagai sutradara yang menyutradarai beberapa film hits. Beberapa di antaranya adalah Madame X (2010), Selamat Pagi Malam (2014), Galih dan Ratna (2017), serta Ratu Ali & Ratu Ratu (2021). 

Lucky juga dikenal sebagai penulis skenario dengan sederet karya, antara lain Ini Cerita Tiga Dara (2016), Bridezilla (2019), dan A World Without (2021). 

Muhammad Zaidy, sang produser, mengatakan bahwa ide pembuatan film ini berawal dari hobi salah satu penulisnya, Winnie Benjamin, yang gemar menulis fanfiction. 

Ia menjelaskan, ide tersebut relevan dengan remaja saat ini, terutama yang masih dalam proses mencari jati diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun