Di awal-awal film tampak banyak adegan seksual yang ditampilkan untuk menegaskan isi dari cerita ini.
Dalam film ini seakan mengambarkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan remaja yang coba dibawakan oleh para pemeran utamanya.
Yang menjadi sorotan dalam film ini adalah soal privasi, pelecehan seksual terus soal perundungan yang menjadi fokus utama dalam alur cerita film ini diangkat. Selain itu masi banyak isu-isu lain yang diangkat.
Jika dilihat sutradara tampaknya jeli dalam membahas permaslahan agama kemudian menghindari kontrovesi dengan menjadikan pemeran utama beragama Kristen.Â
Bayangkan saja jika karakter utama adalah beragama Muslim barangkali film ini bakal menimbulkan kotroversi yang sangat besar.
Dalam penggunaan Bahasa yang dipilih dalam film ini sebenarnya lekat sekali dengan kehidupan sehari-hari misalkan "aku berapa kali aja bareng", atau "mau kondangan ya". Dialokanya begitu natural seperti apa yang dilakukan oleh anak saat ini.
Film ini juga menggambarkan bagaimana privasi siswa yang sering dilanggar dan dilakukan secara semena-mena oleh pihak sekolah.
Jika dilihat dalam film Dear David sebenrnya laras tidak melakukan pelecehan seksual terhadap David, alasanya karena tulisan yang dia buat tersebut hanya untuk dirinya sendiri namun ada orang lain yang malah menyebarkan tulisanya tersebut yang membuat tersebar di public dan dibaca oleh semua orang.
Teman-teman Laras sebenarnya yang melakukan pelecehan seksual kepada David karena membaca blog Laras kemudian mengejek David dengan kata-kata bernada seksual.
Film ini sebenarnya ingin menunjukan kepada masyarakat bahwa pelecehan bukan hanya terjadi dari cowok ke cewek namun juga sebaliknya.
Dear David Usung Isu LGBT?
"Dear David", fokus utama banyak tertuju pada hubungan romantis yang terbentuk antara dua karakter utama, yang satu sebagai "pelaku" dan yang lain sebagai korban. Selain itu, cerita juga menyoroti ketenangan tokoh utama, David, dalam menghadapi situasi di mana dirinya dijadikan objek fantasi seksual.