Saya kemudian memberanikan diri meminta izin dari kedua orang tua untuk hendak memilih kedokteran pada pilihan pertama dan pertanian di pilihan kedua, akan tetapi tidak diizinkan akhirnya.Di saat-saat terakhir malah operator sekolah yang memilih tempat kuliah saya. Di waktu pengumuman saya akhirnya lulus di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pattimura, jurusan di mana sampai saat ini saya menempuh pendidikan.
Mau tidak mau dengan terpaksa saya lanjut saja, walau itu bukan merupakan cita-cita dan impian saya. Yang menguatkan saya di saat-saat saya patah semangat adalah om Edo dia terus menyemangati saya.
Masalah baru muncul, disaat hendak berangkat ke Kota Ambon untuk kuliah keluarga kami mengalami masalah ekonomi. Selain itu ada kakak saya yang hendak wisuda dan membutuhkan biaya. Hampir saya tidak bisa lagi melanjutkan kuliah.
Namun ayah dan ibu berusaha sebisa mereka dengan biaya pas-pasan agar saya bisa melanjutkan kuliah.Â
Di saat-saat krisis saya berdiskusi dengan Om Edo, dia kemudian memberikan saya sejumlah uang yang lumayan besar untuk digunakan sebagai biaya awal kuliah sembari menunggu bebasiswa saya cair di semester pertama, karena saya lulus SNMPTN sekaligus mendapatkan beasiswa bidik misi. Saya juga dibelinya HP baru untuk digunakan.
Sehari sebelum saya hendak berangkat dia mengantarkan saya ke seorang gembala (pendeta) untuk didoakan.
Besok paginya saya meninggalkan rumah dan memulai perjuangan sebagai seorang anak perantau untuk menjadi mahasiswa.
Awal-awal kuliah menjadi waktu di mana masa krisis dalam hidup. Sering diusir oleh mama kos karena terlambat bayar uang kosan, jarang makan dan menjadi mahasiswa kupu-kupu karena tidak punya motivasi kuliah di jurusan tersebut.
Namun kembali saya ingat perjuangan orang tua saya dan mereka yang sudah membantu saya sejauh ini.
Di semester tiga, saya mulai berbenah diri, kemudian mencari cara menghasilkan uang dengan mengikuti berbagai kegiatan lomba.
Dengan uang tersebut saya kemudian gunakan untuk biaya hidup, bayar kos dan keperluan lainya. Saya kemudian pindah dari kosan pertama saya ke kosan yang lebih murah dan dekat dari kampus supaya menghemat biaya.