Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Cita-cita Tak Direstui Orangtua, Salah Jurusan Bukan Berarti Salah Masa Depan!

4 Februari 2023   01:49 Diperbarui: 4 Februari 2023   02:29 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi/Hendra Wattimena

Saya selalu fokus ke tiga bidang ilmu tersebut mengingat kedepan saya akan berkuliah menjadi mahasiswa kedokteran. Sejak SMP saya sudah mencari tahu terkait beasiswa kedokteran yang ada. 

Singkat cerita saya kemudian dinyatakan lulus sekolah menengah pertama dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Lulus SMP saya menjadi juara dengan nilai Ujian Nasional tertinggi di sekolah saya tersebut.

Orang tua kemudian menanyakan kepada saya setelah ini mau lanjut ke mana. Saya kemudian mengatakan ingin mencoba masuk salah satu sekolah favorit di Provinsi Maluku. Dimana di sekolah tersebut akan dibiayai 100%  untuk siswa yang lolos di sana.

Alasan saya memilih melanjutkan SMA disana lantaran dengan begitu akan ada peluang untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dengan full beasiswa mengingat itu merupakan sekolah bergengsi, tentu banyak tawaran bebasiswa disana. Akan tetapi saya gagal lolos masuk ke sekolah yang sisitem seleksinya begitu ketat tersebut.

Tidak sampai disitu bagi saya kegagalan bukanlah akhir dari suatu perjuangan, saya kemudian meminta izin ke kedua orang tua saya untuk hendak melanjutkan sekolah ke sekolah terbaik di kabupaten saya tinggal. Akan tetapi orang tua tidak mengizinkan lantaran terlalu jauh dari rumah. Mau tidak mau terpaksa saya harus mengikuti arahan orang tua saya.

Terpaksa saya melanjutkan sekolah di salah satu SMA di kecamatan saya tinggal. Di sekolah ini memang kualitas pembelajarannya tidak begitu bagus. Jarang mendapatkan pembelajaran dan fasilitas tidak mendukung namun tidak membuat semangat saya pudar. 

Waktu-waktu kosong yang banyak akibat guru jarang masuk membuat saya untuk pergi ke perpustakaan belajar otodidak disana. Saking seringnya di perpustakaan hingga pegawai perpustakaan begitu akrab dengan saya.

Di SMA orang tua kemudian mulai serius soal cita-cita saya, mereka anggap selama ini mungkin saya tidak begitu serius dengan cita-cita saya menjadi seorang dokter. Hampir setiap malam selesai makan dan hendak tidur mereka menasehati saya, bahwasanya kuliah kedokteran bukanlah mudah, mereka memang tau kemampuan saya akan tetapi soal biaya mereka tidak mampu. 

Saya berusaha meyakinkan kedua orang tua agar nanti setelah lulus SMA saya akan tes beasiswa bidik misi dan mencari beasiswa lainnya untuk kuliah kedokteran, akan tetapi mereka tetap menolak dan menyarankan saya untuk tidak melanjutkan kuliah.

Sudahlah, saya kemudian membuat plan B, namun tetap fokus menjalani plan A yakni mengejar cita-cita sebagai seorang dokter. 

Sejak kelas satu SMA saya kemudian sudah mulai memikirkan cara untuk mulai menabung untuk menghasilkan uang mencari tambahan untuk bisa membiayai kuliah saya nanti dan mencari uang untuk membeli paket data agar bisa mencari informasi seputar kuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun