Sedangkan Erick thohir memiliki catatan karir di bidang olahraga yang cukup mumpuni. Dia pernah menduduki jabatan sebagai manajer Mahakam SM yg merupakan salah satu klub basket Liga Basket Kobatama. Di tahun 2001 jabatannya tersebut dilepas lantaran kesibukan menjadi Direktur Utama PT. Abdi Bangsa.Â
Tiga tahun kemudian, Erick kembali terpilih menjadi Ketum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi).
Pada periode 2006-2014 Erick kemudian menjabat sebagai Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA).
 Di sepak bola Erick  membeli saham klun sepak bola Amerika Serikat yang berkompetisi di Major League Soccer (MLS), DC United.Â
Kemudian pada 2013 dia menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 70 persen sekaligus pemilik klub raksasa Serie A Italia, Inter Milan.Â
Jika dibandingkan dengan La Nyalla jelas Ercik punya catatan karir yang baik. Dan tak perluh diragukan lagi jika PSSI dinakodahinya maka sepak bola kita bakal naik kelas.
Erick sendiri didukung oleh kalangan milenial dimana seperti Kaesang Pangarep (Persis Solo), Raffi Ahmad (RANS Nusantara), Teddy Tjahjono (Persib Bandung), hingga Atta Halilintar (Bekasi City FC).
Harapan Erick PSSI di bawah kepemimpinanya bakal naik kelas dan dia bakal memberangus tangan-tangan kotor di PSSI.Dia ingin memberishkan para mafia bola serta membuat sepak bola Indonesia lebih berprestasi.
Sedangkan La Nyala punya harapan untuk ingin membayar hutang.Pria kelahiran 10 Mei 1959 itu mengaku memiliki 'utang' untuk membenahi PSSI. Sebab saat dia berada di tempat tertinggi federasi sepak bola nasional tersebut, ia merasa ada tugas yang belum selesai lantaran PSSI dibekukan Kemenpora pada 2015.Â
Nantinya pada 16 Ferbuari 2023 PSSI akan melaksanakan Kongres Luar biasa yang berisi agenda pemilihan Ketua, Wakil Ketua, dan anggota Exco.
Dari Kedua nama antara Erick dan La Nyalla maka perlu diakui jika melihat catatan dan rekam jejak keduanya maka Ericklah yang sangat pantas menjadi ketua PSSI dan akan mengubah wajah PSSI lebih baik.