Sebagai seorang mahasiswa pastinya kita tidak asing lagi dengan organisasi mahasiswa (Ormawa). Jika waktu SMP dan SMA kita kenal dengan OSIS, maka di perkuliahan kita akan bertemu dengan Ormawa. Organisasi mahasiswa secara umum dibagi atas dua bagian, yakni organisasi mahasiswa intra kampus (seperti BEM, DPM, HMJ, HMPS dan UKM) dan organisasi mahasiswa ekstra kampus (seperti HMI, GMNI, PMII, IMM, GMKI dll).
Sebagai pengurus atau bahkan ketua dalam organisasi tentunya kita ingin agar organisasi yang kita punya bisa berjalan dengan baik agar mencapai tujuan. Akan tetapi, ada beberapa kendala yang membuat organisasi kita sering kali terbengkalai dan hanya aktif saat awal-awal saja. Satu atau dua bulan kemudian akan fakum atau bahkan hanya kelihatan saat pelantikan namun tidak bisa berjalan dengan baik.
Ada beberapa permasalahan yang membuat organisasi itu fakum dan tidak produktif. Dalam pembahasan ini akan membahas mengenai apa yang membuat organisasi itu tidak produktif dan bagaimana membangun organisasi mahasiswa khususnya organisasi internal agar dapat berjalan dengan baik.
Tapi sebelum itu, kita perlu tahu terlebih dahulu faktor yang membuat organisasi internal mahasiswa kebanyakan fakum dan tidak bernyawa. Pertama, datang dari tubuh internal organisasi itu sendiri di mana ketua tidak mampu mengelola organisasi dengan baik.Â
Suatu organisasi ibaratkan perahu yang didayung oleh beberapa orang jika kemudinya tidak bagus maka perahu itu akan kehilangan arah dan jika kemudinya bagus namun orang yang mendayung tidak bagus maka perahu tersebut tidak akan maju-maju.Â
Seperti halnya perahu, organisasi juga demikian harus punya pemimpin yang bagus namun juga para pengurusnya juga harus progresif dan berkualitas agar organisasi tersebut bisa berjalan dengan baik. Kerjasama, kekeluargaan dan kekompakan harus dibangun terus supaya organisasi tidak pincang sebalah.
Kedua, datang dari eksternal organisasi tersebut di mana intervensi dari senior dan orang-orang yang ingin memprioritaskan kepentingan mereka. Akhirnya, para pengurus terprovokasi dan mengakibatkan organisasi akan tidak terarah karena masing-masing saling menahan ego.
Ketiga, kurang sokongan dana yang mumpuni. Ini juga merupakan persoalan yang perlu diperhatikan dalam berjalannya suatu organisasi. Dana yang ada sangat penting dalam menyokong kelancaran setiap program kerja agar bisa tetap berjalan. Biasanya sumber dana dari organisasi internal berasal dari pihak kampus, iuran anggota atau dari penjualan bazar dll.
Keempat, program kerja yang terlalu banyak juga dapat memicu organisasi tidak dapat berjalan dengan baik. Saat rapat kerja sering kali kita akan menawarkan berbagai program kerja. Alangkah baiknya program kerja yang dirancang adalah program-program yang benar-benar bisa dijalankan.
Kelima, tidak memiliki visi misi serta tujuan yang jelas. Hal Ini juga yang kemudian menjadi pemicu organisasi tidak mampu berjalan dengan baik. Visi misi haruslah dibuat dan dirancang sebaik-baik mungkin agar bisa mencapai tujuan organisasi tersebut.
Lalu bagimana agar kita bisa membangun suatu organisasi agar bisa berjalan dengan baik?
Jawabannya ada pada kesadaran masing-masing pemimpin organisasi dan pengurus organisasi tersebut. Jika kita tidak sadar akan tanggung jawab kita masing-masing maka sia-sialah semua yang sudah direncanakan. Menjadi pengurus organisasi mahasiswa  tertentu adalah proses pembelajaran kita selama di bangku kuliah agar kelak bisa menjadi pemimpin yang baik.
Namun apa jadinya negara ini jika para generasi mudanya hanya sibuk memikirkan kepentingan kelompok masing-masing? Â Jika ingin memikul tanggung jawab besar maka mulailah menyelesaikan tanggung jawab-tangung jawab kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H