Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Relevankah Tes IQ dan Gelar Akademik Dapat Menentukan Kecerdasan Manusia?

22 Februari 2022   00:18 Diperbarui: 23 Februari 2022   18:21 2284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: Pixabay.com
Sumber: Pixabay.com
Faktor Paling masuk akal itu berkaitan dengan pribadi masing-masing manusia, namun perlu diakui sistem pendidikan yang lebih mengedepankan seorang anak mendapatkan nilai baik dan dituntut untuk pintar turut berpengaruh. Lantaran mereka akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan niai yang bagus. Guru hanya membutuhkan nilai yang bagus makanya siswa biasanya menyontek dan melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan agar bisa mencapai nilai yang baik. 

Di sini moral mereka sudah dibentuk sebagai seorang penjahat. Pendidikan yang menyampingan nilai-nilai moral serta agama juga sangat berdampak, misalnya di sekolah.

Selama ini, kita sering belajar Agama dan Pkn namun kebanyakan hanya sebatas mengetahui teori semata. Implementasi di kehidupan nyata tidak begitu ditekankan. Belajar agama tapi saat ulangan nyontek bagaimana jadinya? Seharusnya, dua mata pelajaran ini   tidak perlu ada banyak teori, tidak perlu ada ulangan dan tes. 

Kedua mata pelajaran ini haruslah menjadi garda terdepan dari semua mata pelajaran yang ada. Tak perluh meluluskan siswa yang mimiliki moral jelek sekalipun dia pintar, kedua pelajaran ini pada saat jam pelajarannya harus lebih melakukan aksi nyata, misalnya guru mengajak siswa pada jam agama melakukan kegiatan bakti sosial.

Kesalahan terbesar sistem pendidikan kita

Sumber:Pixabay.com
Sumber:Pixabay.com

Kemudian, yang sangat saya sesali di dunia pendidikan kita, masih sangat mendiskriminasi pelajaran seni dan olahraga. Mereka lebih menekankan siswa agar pintar dalam mata pelajaran yang berkaitan dengan kecerdasan linguistik (bahasa) dan kecerdasan logika-matematika sedangkan bagi siswa yang memiliki kemampuan di bidang kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik (gerak tubuh), kecerdasan musikal, dan lainya seakan di paksa agar dapat menguasai apa yang sebenarnya mereka tidak bisa. 

Mana mungkin kita mengajar kemudian menguji kecepatan seekor ikan memanjat pohon dengan seekor monyet. Tentu sangat tidak masuk akal. Pendidikan kita hanya menuntut siswa belajar untuk bisa menguasasi pelajaran sesuai dengan sistem yang ada dan belum tentu bermanfaat bagi siswa tersebut. Permasalahan tersebutlah yang perlu dicari solusi bersama oleh kita.

Baca Juga: Catatan Kritis untuk Dunia Pendidikan

Anak yang pintar bukan mereka yang pintar Matematika, Bahasa Inggris, Kimia Atau Fisika. Tapi mereka juga yang memiliki bakat dibidang lain misalnya seni dan olahraga.

Semua anak itu istimewa, jadi sebagai guru jangan pernah membeda-bedakan si pintar dengan si bodoh. Apalagi dengan salah satu sistem yang membagikan kelas anak tergantung tingkat kecedasan di bidang akademik. Anak yang punya nilai tertinggi dikategorikan satu kelas sedangkan yang biasa-biasa saja dipisahkan. 

Hal tesebut jelas memberikan sekat antara si pintar dan si bodoh, seakan pendidikan melabelkan siswa begitu kejam. Dan kedapatan mereka yang pintar akan selalu diberikan perhatian lebih mendapatkan pelajaran dari guru-guru terbaik.

Sedangkan mereka yang biasa-biasa saja dibiarkan begitu saja tanpa ada suatu ke istimewaan. Pendidik sejati harus mendidik si bodoh jadi pintar bukan hanya mendidik si pintar makin pintar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun