Ketika rapat kerja bisa sampai berlarut-larut malam, kurang membahas program kerja tapi lebih banyak berdebat menunjukan kebolehan mereka bersilat lidah. Ketika program kerja sudah di rancang begitu banyak, palingan hanya satu atau dua yang dijalankan. Kata mereka semua yang terjadi itu dinamika
Fenomena ini kemudian membuat dunia organisasi kampus terkesan hanya untuk mencari panggung dan popularitas semata, bukan untuk membentuk serta menciptakan kader-kader yang handal.
Dunia organisasi kebanyakan basa-basinya dibandingkan membuat kegiatan yang bermanfaat, lebih banyak nongkrong di warung kopi, banyak pencitraan dengan baca buku lalu hanya paham setengah-setengah yang penting dilihat orang keren, kemudian bacot tanpa arah dan tujuan yang jelas, begitulah gambaran anak organisasi.
Di media sosial mereka lebih banyak cari sensasi, foto dengan atribut organisasinya, saling debat di kolom komentar menunjukan kelihaian mereka dalam berdebat. Serta memiliki karakteristik layaknya politisi handal.
Satu hal yang tidak bisa terlepas dari anak organisasi yaitu demonstrasi. Dimana ada kebijakan yang tidak sepaham dengan mereka maka siap-siap mereka akan turun ke jalan berteriak layaknya orator handal, dengan kata-kata yang membara.
Akan tetapi, aksi demonstrasi di dunia kampus terkesan anarkis, mahasiswa belum mengerti esensi dari yang namanya demokrasi. Musuh mereka paling pertama adalah pemerintah dan rektor. Tapi sayangnya, nyali mereka ciut jika berhadapan dengan dosen di kelas. Berteriak keras di jalan, orasinya jelas tapi sayangnya jarang masuk kelas.
Kita punya hak berpendapat tapi ingat ada batasan-batasan yang perlu dipatuhi, jangan sampai menyampaikan aspirasi mengganggu kenyamanan publik. Aksi anarkis yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa tertentu membuat demokrasi seperti diperkosa.
Apalagi melakukan tindakan anarkis seperti melakukan vandalisme pada fasilitas umum, membakar ban, lalu mengotori ruang publik hingga menghancurkan sarana dan prasarana yang ada. Katanya mahasiswa, kok caranya kaya preman? Itu otaknya dipakai buat apa?
Eits, bentar tak semua lho anak organisasi seperti demiakan, ada organisasi yang memiliki para kader yang luar biasa. Mereka lebih banyak melakukan kegiatan sosial, tak suka anarkis, jika ada persoalan mereka diskusikan secara baik-baik.
Kemampuan organisasi serta kemampuan akademik yang mereka miliki tak bisa diragukan. Banyak rekam jejak prestasi yang mereka punya. Makanya, apa-apa yang mereka buat tentu sangat bermanfaat buat banyak orang dan tak ada yang merugikan orang lain.