Sering melanggar kesepakatan yang sudah dibuat, apa yang dia bilang harus ikut dan terkadang aturan yang dibuat sepihak tanpa menanyakan pendapat mahasiswa. Misalnya, jadwal kuliah sudah disepakati tapi malah gonta-ganti, teliti dengan absen mahasiswa padahal diri sendiri malas masuk.
Suka membawa masalah pribadi di kampus, makanya saat mengajar suka mood-moodtan, kalau mood jelek siap-siap mahasiswa dimarahin habis-habisan.
- Tidak Disiplin
Banyak aturan diberikan pas kontrak kuliah, terutama dalam hal disiplin waktu, mahasiswa yang terlambat tidak akan diberi dispensasi. Tapi pas dia yang terlambat dia akan tetap masuk dan memberikan pelajaran malahan pada waktu yang bukan jamnya.
Mereka tidak profesional dalam mendidik mahasiswa. Dari segi waktu sudah tak on time, dalam penilaian cenderung subjektif. Serta yang terakhir sering PHP-in mahasiswa membatalkan kuliah dan masuk kuliah sesuka hatinya tanpa konfirmasi terlebih dahulu.
Apa Akibat Jika Watak Dosen Seperti Itu Masih Ada di Dunia Kampus?
Akibat dari watak dosen pada penjelasan di atas membuat dunia kampus terkesan seperti padang pasir tanpa air, benar-benar tandus. Pendidkan tak akan pernah berkembang jika orang-orang tersebut masih ada. Apalagi watak dosen tersebut menduduki jabatan strategis, misalnya kaprodi atau ketua jurusan. Aturan yang dibuat akan sesuka hatinya.Pemerataan pendidikan bukan hanya di sebabkan karena ketersediaan fasilitas pembelajaraan tetapi penyebabnya adalah para pengajar yang tidak mampu beradaptasi dengan sistem kurikulum nasional yang di terapkan oleh pemerintah pusat karena watak dari para pengajar yang kaku dan tak mampu beradaptasi dengan keadaan.
Dunia kampus harus benar-benar berubah total, dosen harus menjadi support system yang baik buat mahasiswa. Antara dosen dan mahasiswa tak boleh ada jarak, saling menghargai dan menghormati itu lebih baik.
Jadilah dosen yang melayani dengan setulus hati, mengerti persoalan yang dialami mahasiswa, ajak dia diskusi jika ada persoalan yang dia alami lalu bimbing dia dengan baik bawalah dia mencari solusi sama-sama.
Ingat, hidup hanya sekali. Jadi orang baik apa susahnya? Mahasiswa harus dianggap seperti anak sendiri, jika sudah dianggap anak sendiri maka jangan dibuat susah. Karena tak ada orang tua yang mau anaknya susah, bukankah begitu?
Mahasiswa dan dosen harus jadi sahabat karib, dosen perlu memperlakukan mahasiswa sebagai kawan berpikir, berkarya dan mengembangkan potensi yang ada dalam meningkatkan prestasi dan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas.