Maluku dikenal sebagai daerah kepulauan yang dikelilingi oleh lautan, masyarakatnya banyak hidup di pesisir pantai, ketika kita berkunjung ke Maluku kita akan menemui banyak sekali permukiman yang ada di sekitaran pantai.Â
Hal tersebut kemudian membuat banyak sekali tradisi tumbuh berkembang seputar kehidupan pesisir, terutama terkait dengan bagimana masyarakatnya melestarikan budaya menangkap hasil laut terutama ikan secara bersama-sama.
Cara mereka menangkap ikan terkesan unik karena dilakukan secara bersama-sama pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, di Negeri Haruku terkenal dengan "sasi ikan lompa".
Kemudian di Kepulauan Kei,  terdapat tradisi menangkap ikan yang diberi nama Wer Warat yang mana merupakan cara mencari ikan di laut dengan membuat lingkaran. Serta di Negeri Makariki ada yang namanya tradisi timba ikan nasi.
Apa Itu Ikan Nasi?
Ikan ini biasa ditemui di muara air tawar, menurut masyarakat setempat ikan tersebut merupakan anak ikan air tawar yang biasa mereka sebut dengan "ikan mol". Pada waktu-waktu tertentu ikan ini akan turun ke air asin atau sekitar muara  untuk bertelur, kemudian anak-anak dari ikan inilah yang ditemui sebagai ikan nasi.
Biasanya masyarakat dapat menemuinya pada muara-muara tertentu seperti muara Ruata, Aminahano dan Uruael. Telur dari ikan mol sangatlah banyak, ketika waktunya menetas maka lahirlah ribuan bahkan jutaan ikan nasi. Ikan-ikan kecil ini biasanya akan berenang di sekitaran muara secara bergerombolan.
Ikan Nasi Sebagai Berkat dari Tete Manis
"Kalo su mau dekat-dekat gereja basar, lia kalo su ujang-ujang sadiki siap tango-tango skali jua, lah jaga-jaga ikan nasi"
"Kalau sudah dekat perjamuan kudus, terus hujan sudah mulai turun gerimis, maka siap tango-tango (alat tangkap ikan nasi), lalu siap-siap panen ikan nasi" (terjemahan).
Karena kemunculan ikan nasi (Orang setempat menyebut ikan nasi nae) Bertepatan dengan Kenaikan Yesus Kristus maka masyarakat setempat yang mayoritas beragama Kristen Protestan meyakini bahwa ikan nasi merupakan berkat dari "Tete Manis" (sebutan Tuhan Yesus oleh orang Maluku).Â
Bukan hanya untuk dikonsumsi sendiri lantaran jumlahnya yang begitu banyak, jika ikan nasi ditemukan pertama kali oleh nelayan yang pertama menemukan tempat ikan tersebut berada maka akan menjadi rejeki bagi dia, lantaran permintaan pasar begitu banyak dan persediaan ikan nasi masih begitu sedikit.
Cara Menangkap Ikan Nasi
Dan dipasang jaring-jaring berukuran kecil yang biasa diambil dari kelambu atau kain jenis sifon, kemudian dibuat menyerupai kantong agar ketika ditimba ikannya akan masuk kedalam kantong tersebut.
Tradisi timba ikan nasi merupakan keajaiban alam bagi orang-orang Makariki. Ketika waktunya tiba, nelayan akan berbondong-bondong dalam beberapa hari berpatroli mencari dimana letak ikan nasi muncul, setiap muara tempat ikan nasi biasanya naik akan mereka sisir satu persatu.
Para nelayan akan berbondong-bondong dengan perahu menuju muara tempat ikan nasi naik, kemudian beramai-ramai menimba ikan nasi dengan kareng-kareng (alat tangkap) yang sudah disediakan.
Ketika ikan nasi sudah ada maka masyarakat akan beramai-ramai baik  yang tua, muda, besar, kecil, laki-laki maupun perempuan semua akan menuju pesisir pantai tempat perahu-perahu mendarat.Â
Kaum perempuan atau mama-mama biasanya menunggu di pinggiran pantai para laki-laki yang pergi menimba ikan nasi.Â
Oleh sebab itu, pada saat musim ikan nasi, pesisir pantai akan ramai, pedagang banyak yang  datang untuk membeli ikan nasi dari nelayan kemudian dibawa ke pasar Binaya Masohi untuk dijual maupun dibawa ke Kota Ambon. Ada pula mama-mama menjual ikan nasi disepanjang jalan Negeri.
Saling Berbagi dengan Hasil yang Ada
Satu hal yang begitu unik biasanya bagi masyarakat yang tidak bisa menimba ikan nasi maka bagi mereka yang mempunyai berkat lebih ketika menimba ikan nasi maka akan diberikan secara cuma-cuma, masyarakat Makariki begitu baik hati dan suka sekali berbagi dengan berkat yang mereka miliki.Â
Bukan hanya warga setempat yang boleh menimba ikan nasi akan tetapi ikan nasi boleh ditimba oleh semua orang, biasanya ketika musim ikan nasi tiba kampung tetangga yang berada di dekat Negeri Makariki akan datang untuk ikut bersama memanen berkat Tuhan tersebut.
Biasanya mereka yang datang dari negeri-negeri yang berada di Kecamatan Teon Nila Serua, Kecamatan Amahai, Kota Masohi dan masyarakat sekitarnya.Â
Masyarakat Makariki meyakini ikan nasi bukan hanya milik orang Makariki semata akan tetapi merupakan berkat Tuhan jadi jangan dipanen sendiri tetapi harus saling berbagi.
Mereka percaya dengan  berbagi maka ketika musim berikutnya ikan nasi akan naik lebih banyak namun jika tidak dan misalnya  ada sesuatu yang tidak beres dalam artian ada permasalahan di dalam negeri mereka.
Maka, nantinya Tuhan akan menutup pintu berkat dan pada musim berikutnya ikan nasi tidak akan naik, maka harus menunggu hingga semua persoalan sudah selesai barulah ikan nasi bisa muncul kembali.
Berbagai Pengolahan dan Kuliner dari ikan nasi
- Ikan Nasi Karing
Biasanya bertahan  sampai satu tahun hingga lebih tergantung dari proses pengeringan.
Berbagai kuliner bisa dibuat dari ikan nasi karing misalnya sambal kacang, serta bisa dimasak dengan cara dicampur pada hidangan sayur-sayuran lainnya.
- Ikan Nasi Rabus dan Masker
Sedangkan ikan nasi masker (masa kering) merupakan ikan nasi yang dimasak dengan cara ditambahkan bumbu-bumu penyedap lainnya seperti bawang, cabe, penyedap rasa dll, atau bisa juga ditambahkan kunyit agar warnanya terlihat kekuningan.
- Ikan Nasi Goreng Tepung
Sangat enak kalau dinikmati dengan sayur kangkung tumis, nasi hangat ditambah dengan sambal terasi apalagi pada saat hujan lebat turun, suasana dingin tersebut akan membuat kalian makin semangat makan siang dengan hidangan ikan nasi goreng yang sungguh membuat ingin makan berkali-kali.
Nilai-nilai yang Bisa Dipetik dari Tradisi Timba Ikan Nasi
Setiap kebudayaan dan tradisi yang turun temurun dilakukan oleh masyarakat memiliki makna serta nilai-nilai yang terkandung dan bisa dipetik oleh kita generasi muda untuk dicontohi. Kekayaaan alam dan budaya merupakan anugerah Tuhan, menjadikan suatu tempat memiliki ciri khas yang begitu unik.
Perwujudan dari rasa cinta masyarakat terhadap kekayaan alam yang ada yaitu menjaga, merawat dan melestarikannya agar tidak punah oleh zaman dan teknologi.Â
Agar kelak menjadi warisan berharga buat anak cucu. Alam haruslah dijaga seperti kita menjaga kedua bola mata kita. Jika kita menjaga alam, maka alam akan memberikan berkat yang melimpah bagi kita sebagai ungkapan terima kasihnya kepada manusia.
Adapun nilai-nilai dari tradisi timba ikan nasi oleh masyarakat negeri Makariki yaitu sebagai berikut:
- Gotong royong
- Tolong-menolong
- Saling berbagi
- Selalu bersyukur atas berkat Tuhan
Nah, bagaimana menarik bukan? Jika kalian ingin berkunjung ke Maluku terutama Pulau Seram jangan lupa mampir di Negeri Makariki dijamin kalian akan betah dan senang lantaran orang-orangnya begitu ramah serta baik hati.Â
Jangan lupa kalau berkunjung usahakan sekitar waktu panennya ikan nasi agar kalian bisa menikmati betapa nikmatnya berkat sang pencipta yang satu itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI