Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perihal Keadilan

26 Juni 2021   11:30 Diperbarui: 26 Juni 2021   11:45 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di republik demokrasi

kaum berdasi lebih banyak cari sensasi

menebar janji sana-sini

mencari suara untuk sesuap nasi

kemudian terpilih lalu menutup telingan

ketika rakyat minta nasi

di republik kami yang katanya demokrasi

keadilahan hanya ada di undang-undang

hukum tertinggi adalah uang dan kuasa

keadilan akan tegak bagi yang beruang

kata orang cinta itu buta

tapi nyatanya ada yang lebih buta

yaitu hukum di negara kita

mencuri sendal di vonis penjara

yang mencuri uang rakyat di bela

bukan malah dihukum sampai mati

preman pasar yang sok keras

akan kalah dari preman negara yang sok suci

memalak uang negara

untuk beri makan keluarga

keadilan di negara kita

hanya cerita dongeng

hukum di negara kita hanya tumpukan kitab-kitab pidana

untuk para pengacara mencari dana

hukum di negara kita adalah bisnis

dan keadilan selalu di perjual belikan

mata hakim akan melihat keadilan

ketika rupiah diselipkan diantara kertas-kertas perkara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun