Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Matakao dan Sasi Kearifan Lokal Masyarakat Maluku yang Sangat Berbahaya untuk Pencuri

13 Maret 2021   06:35 Diperbarui: 13 Maret 2021   07:07 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di setiap daerah pastinya mempunyai kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di tengah kehidupan masyarakat. Kearifan lokal sendiri merupakan cara dan praktik yang dikembangkan oleh sekumpulan kelompok yang bersumber dari pemahaman mereka akan lingkungan setempat yang terbentuk dan kemudian secara turun temurun dilakukan. Kearifan lokal sangat berkaitan erat dengan budaya pada daerah tertentu dan merupakan cermin dari pada cara hidup suatu masyarakat tertentu. Kearifan lokal biasanya menjadi acuan dalam kehidupan bermasyarakat mengatur hidup masyarakat agar lebih baik dan terarah.  


Kali ini penulis akan membahas kearifan lokal yang berasal dari Maluku yakni Matakao dan Sasi sebenarnya keduanya sama saja yaitu sama-sama sebagai suatu cara mencega para pencuri yang ingin mencuri hasil pertanian, kebun, hutan maupun sumberdaya alam lainya. Kedua kearifan lokal ini menjadi suatu cara agar mengajarkan masyarakat untuk tidak mengambil barang yang bukan miliknya. Lalu apa itu Matakao dan Sasi?

Matakao

Matakao adalah suatu cara masyarakat Maluku untuk menjaga tanaman atau hasil pertanian agar tidak dicuri oleh orang,biasanya matakao di pasang pada saat mendekati hasil panen. Ketika tanda matako suda di letakan di perkebunan maka kita tidak bole melintas daerah yang sudah di pasang matako apalagi sampai mencuri

Biasanya matakao yang sudah di pasang di suatu kebun akan di tandai dengan ikatan kain merah kemudian bulu ayam, dan papan bertulisaan peringatan kalo di kebun tersebut sedang di pasang matako, sebenarnya untuk tanda matakao sendiri tergantung dari jenis matako itu sendiri dan sangat bermacam-macam tapi pada umumnya tetap ada bulu ayam dan ikatan kain berwarna merah. Matakao sangat bermacam-macam seperti matakao tikus yang mana jika kalian mencuri atau melewati kebun maka tikus akan memakan habis pakaian yang ada di rumah anda, kemudian ada matakao kepala sakit sesuai namanya matakao ini akan membuat kepala kita sakit terus menerus, ada juga matakao kincing darah.

Dan konon matakao sangat erat kaitanya dengan ilmu mistis atau ilmu hitam, dan jika kita terkena matakao maka salah satu caranya kita harus pergi ke pemilik kebun untuk meminta maaf kemudian pemilik kebun akan membacakan mantera dan memberikan air penawar kepada kita setelah itu kita akan sembuh. Namun jika kita tidak meminta air penawar maka kita akan merasakan sakit hinga akhirnya kita akan meninggal. Matakao biasanya di turunkan turun temurun dan hanya orang tertentu saja yang bisa membuat matakao, jika kita sebagai pemilik kebun yang ingin kebunya di jaga agar tidak di curi maka kita bisa ke orang yang bisa membuat matako tersebut nantinya mereka akan memberikan matakao untuk dipasang. Pemasangan matakao biasanya bisa di pasang dan digantung pada pohon di depan pojok dan tengah-tengah lahan, jika anda berjalandan melihat tanda tersebut sebaiknya anda memutar jalan dan jangan melewati daerah tersebut.

Sasi

Sama halnya dengan matako, sasi juga berfungsi sebagai suatu tanda larangan agar tidak mencuri barang milik orang. Sasi sendiri merupakan cara untuk mengatur panen sumberdaya tertentu baik itu sumberdaya yang ada di laut maupun sumberdaya yang ada di darat. Jika suatu kebun atau wilayah laut yang sudah di sasi maka kita tidak boleh mengambil segala sesuatu yang ada di dalam lokasi tersebut dalam jangka waktu yang sudah di tetapkan.

Jika kita mencuri barang yang ada di daerah yang disasi makan kita akan merasakan sakit, dan harus ke tuan kebun meminta maaf baru sakit itu hilang. Sasi biasnya ada secara adat dan ada secara agama, kalo sasi adat yaitu sasi yang di lakukan lewat upacara adat. Sedangkan sasi secara agama yaitu sasi yang dilakukan secara upacara keagamaan, atau biasa di kenal sasi gereja. Pendeta akan mendoakan kebun-kebun yang disasi di gereja kemudian air yang sudah di doakan akan di siram di kebun. Sasi biasanya di tandai dengan papan bertulisan sasi dan nama gereja yang melakukan sasi terhadap kebun tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun