Tahap pertama kita di terapi acupuncture, tahapan kedua diberikan acupressure ( koreksi otot ) dan tahapan ketiga posisi tulang yang bengkok mulai diluruskan (koreksi tulang belakang)Â Dari ketiga tahapan itu, tahapan ketiga yang bikin aku berhenti bernafas yaitu ketika tulang belakangku yang membengkok diperbaiki kelurusannya, rasanya mantap (baca : nyesek).
Namun, usai terapi pertama yang dilakukan oleh Hendrawan Pratama, saat itu juga aku merasakan adanya keringanan dari rasa sakitku ini. Aku yang datang kesana dengan berjalan terbungkuk dan melangkah tertatih, sudah bisa berjalan pulang dengan tegak dan langkahku terasa ringan meski masih merasakan sakit.Â
Kemudian pada pengulangan usai di terapi kedua kalinya, Alhamdulillah aku sudah tidak lagi merasakan sakit.
Kesimpulan yang bisa aku ambil, bagi siapapun penderita HNP ini, ada 2 hal yang perlu dilakukan, berobat ke dokter harus dilakukan karena dari dokterlah kita mendapatkan obat penghilang rasa sakit dan penghilang radangnya, sementara ke alternatif semacam Pak Hendrawan Pratama, posisi tulang yang menekan saraf kita diperbaiki.Â
Kombinasi kedua cara ini membuat proses penyembuhannya menjadi cepat. Yang pasti, dari beberapa keterangan yang aku baca, HNP tidak akan hilang apabila hanya diobati oleh obat saja, perlu penanganan secara fisik pula untuk menuntaskan penyakit ini.Â
Adapun pelajaran yang aku ambil dari kasusku, jangan pernah menganggap remeh sebuah pekerjaan sekalipun hanya mengangkat sebuah bangku.Â
Hal lainnya, selalu berusaha mencari kesembuhan dan bersabarlah dalam menjalani pengobatan karena kesembuhan tidak datang secara tiba-tiba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H