Mohon tunggu...
Hendra Surya
Hendra Surya Mohon Tunggu... Freelancer - saya seorang penulis lepas untuk penerbit elex media komputindo, obor, erlangga dan bhuana ilmu populer

saya seorang penulis lepas untuk penerbit elex media komputindo, obor dan bhuana ilmu populer.\r\nBuku-buku karya saya, antara lain:\r\nFiction (Novel): \r\nWarriors of Dream Pursuer, 2013.\r\nBookish Style of Lovemaking, 2013.\r\nReinhart, The Incarnation Five Supreme Knights Of Eirounos, 2013.\r\nRahasia Sang Maestro Cilik , 2009.\r\nReinhart, Titisan Lima Ksatria Agung Eirounos, 2007. \r\nCinta Sang Idola, 2007. \r\nBiarkan Aku Memilih, 2006. \r\n\r\nNon-fiction: \r\nCara Cerdas (Smart) Mengatasi Kesulitan Belajar, 2014. \r\nCara Belajar Orang Jenius, 2013. \r\nStrategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar, 2011.\r\nRahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul, 2010.\r\nMenjadi Manusia Pembelajar, 2009.\r\nPercaya Diri Itu Penting, 2007. \r\nTim Penyusun, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini, 2007. \r\nAgar Perkawinan Menjadi Langgeng, 2006. \r\nKiat Membina Anak Agar Senang Berkawan, 2006.\r\nKiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak 2, 2005. \r\nRahasia Membangun Percaya Diri, 2004. \r\nKiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak, 2004. \r\nKiat Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi, 2003.\r\nKiat Mengatasi Kesulitan Belajar, 2003.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ilmu Penakluk Cewek

3 Januari 2022   16:40 Diperbarui: 3 Januari 2022   16:42 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu Ridho pun mengusungkan tangannya menyambut tantangan Toro.

"Oke, deal!!!"

Toro pun menyambut tangan Ridho dan tersenyum. Dalam hati dia menertawai Ridho. Lalu Toro menepuk bahu Ridho mengalihkan perhatiannya.

 "Nah, sekarang buruan. Entar kita nggak ketemu Ibu Mega lagi di rumahnya."

Kebetulan memang mereka berdua bermaksud untuk temui Ibu Mega, Dosen Pembimbingnya.

Dengan terpaksa Ridho menstarter mobilnya dan segera beranjak dari pelataran parkir kampus itu. Ridho merasa berat mengalihkan perhatiannya, sukmanya benar-benar sudah terbetot ama itu cewek. Apalagi Ridho, yang namanya pacaran belum pernah dia lakukan. Lihat cewek yang telah memikat hati, tentu terasa berat untuk meninggalkannya. Kalau dia boleh pilih, ingin rasanya untuk menghampiri cewek yang telah menggoda hatinya itu, ketimbang temui Dosen Pembimbingnya yang dikenal galak. Hati Ridho pun semakin gundah. Apalagi tiba-tiba di tengah jalan, Toro berkomentar.

 "Paling-paling, kamu patah hati Dho?"

"Mengapa pula kamu berkata seperti itu Toro?" Dipandangnya wajah Toro dengan penasaran.

"Aku gak bermaksud ngecilkan hatimu, Dho. Aku hanya sekedar ingatkan kamu. Kayaknya cewek tadi, bukan sembarang cewek deh. Dari gayanya kulihat dia cewek yang sudah matang. Aku yakin banyak cowok yang telah berlabuh di hatinya."

"Alaaa, jangan berprasangkalah kamu, Toro! Sebelum janur kuning menghias di depan rumahnya, berarti kan masih ada peluang, Toro," kilah Ridhco, membesarkan hati. Dia pun tersenyum kecut. Apa pun yang dikatakan Toro, maka Ridho sudah nggak peduli. Dia telah bertetapan hati untuk mengenal itu cewek. Dia pun menduga, paling-paling Toro sengaja untuk melemahkan hatinya saja, agar kalah taruhan.

"Aku kasihan ama kamu, Ridho. Otakmu boleh kuakui, tapi masalah cewek, kamu itu seperti bau kencur. Entar kamu salah pilih lagi," ujar Toro memanas-manasi Ridho.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun