"Memang kamu benar. Namun semua buku ini, kurang detail bahasannya, khusus masalah kesulitan belajar dan problem solvingnya. Aku yakin dalam buku Cara Cerdas (Smart) Mengatasi Kesulitan Belajar itu pasti akan ketemukan apa yang aku cari. Boleh-tidak aku pinjam sebentar  buku itu?"
        Akhirnya Aditya memahami kesulitan yang sedang aku hadapi. Dia tidak ingin membiarkan diriku dalam kebingungan terus.
        "Mengapa tidak Nona? Saya merasa senang kok, jika dapat membantu kamu. Silahkan nona pergunakan buku ini! Toh, aku sudah membaca secara menyeluruh isi buku ini."
        Lantas tanpa babibu lagi, maka langsung saja aku sambar buku yang disodorkan Aditya itu padaku. Lalu aku bolak-balik halaman demi halaman buku itu. Tak lama kemudian, aku merasa puas setelah apa yang aku cari ternyata dibahas dalam buku ini. Sementara Aditya terus memperhatikanku, sembari mempermainkan pennya. Lalu aku mengangkat wajahku kembali, memandang Aditya dengan wajah sumringah.
"Terima kasih Aditya!"
        Tahu nggak? Aditya ini semakin terperangah melihat diriku begitu sumringah  mendapatkan buku yang sangat berarti sekali dalam perjalanan perkuliahanku. Dia semakin terkagum-kagum pada pesona kecantikan diriku. Seolah-olah sukmanya tersedot oleh magnit yang aku miliki. Keinginannya untuk lebih mengenalkupun semakin kuat. Maka dengan hati-hati dia beranikan dirinya menanyakan namaku.
"Oya, boleh aku mengenal nama kamu?"
        Aku menjadi merasa tersanjung,  dengar Aditya ingin mengenal diriku. Sudah barang tentu tanpa diminta pun, aku dengan senang hati untuk memperkenalkan diri padanya. Siapa yang tidak bangga dapat berkenalan dengan Aditya, seorang kesohor gitu loh... Yang menjadi incaran para mahasiswi USU...  Aku pun lantas mengumbar senyuman pemikatku.
        "Namaku Mardiana, tapi panggil saja aku, Ana..."
        "Ini suatu kehormatan bagiku dapat mengenal dirimu Ana..." sambutnya dengan halus dan polos tanpa ada kesan merayu. Hatiku semakin berdebar-debar. Ada gejolak perasaan menggebu-gebu menyelinap ke dalam relung hatiku, takkala Aditya berbicara padaku. Akupun langsung bereaksi spontan.
        "Idiiih...Aku menjadi malu kamu buat Adit. Kamu terlalu merendahkan diri. Siapa yang tidak mengenal dirimu di antero kampus ini Adit. Aku bukan apa-apa dibandingkan dirimu. Jangan gitu ah!!!"