Mohon tunggu...
Hendra Surya
Hendra Surya Mohon Tunggu... Freelancer - saya seorang penulis lepas untuk penerbit elex media komputindo, obor, erlangga dan bhuana ilmu populer

saya seorang penulis lepas untuk penerbit elex media komputindo, obor dan bhuana ilmu populer.\r\nBuku-buku karya saya, antara lain:\r\nFiction (Novel): \r\nWarriors of Dream Pursuer, 2013.\r\nBookish Style of Lovemaking, 2013.\r\nReinhart, The Incarnation Five Supreme Knights Of Eirounos, 2013.\r\nRahasia Sang Maestro Cilik , 2009.\r\nReinhart, Titisan Lima Ksatria Agung Eirounos, 2007. \r\nCinta Sang Idola, 2007. \r\nBiarkan Aku Memilih, 2006. \r\n\r\nNon-fiction: \r\nCara Cerdas (Smart) Mengatasi Kesulitan Belajar, 2014. \r\nCara Belajar Orang Jenius, 2013. \r\nStrategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar, 2011.\r\nRahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul, 2010.\r\nMenjadi Manusia Pembelajar, 2009.\r\nPercaya Diri Itu Penting, 2007. \r\nTim Penyusun, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini, 2007. \r\nAgar Perkawinan Menjadi Langgeng, 2006. \r\nKiat Membina Anak Agar Senang Berkawan, 2006.\r\nKiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak 2, 2005. \r\nRahasia Membangun Percaya Diri, 2004. \r\nKiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak, 2004. \r\nKiat Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi, 2003.\r\nKiat Mengatasi Kesulitan Belajar, 2003.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Meningkatkan Kualitas Belajar Anak

9 Januari 2017   14:56 Diperbarui: 27 Maret 2017   04:00 2375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Mengapa itu perlu kita pelajari, Mir?

- Apa yang bisa kita perbuat dengan mengetahui materi pelajaran itu?

- Bagaimana cara mempelajarinya, Mir?

Dengan mengajukan pertanyaan seperti di atas, berarti kita telah berusaha untuk memokuskan perhatian anak dan mengarahkannya pada tujuan untuk mempelajari suatu materi pelajaran. Dengan mengembangkan perhatian secara terpusat tersebut, bisa membangkitkan minat belajar anak. Anak pun akan merasa tertantang untuk mempelajari pelajaran itu lebih lanjut. Dengan kata lain, timbulnya minat dan berkembangnya keinginan untuk menguasai kecakapan tertentu dari hasil proses belajar, tentu menjadi motif atau alasan yang cukup kuat bagi anak untuk memotivasi dirinya melakukan pembelajaran. Penting diperhatikan: luangkan waktu kita sebanyak mungkin untuk mendampingi anak dan mendiskusikan materi pelajaran anak.

Bagaimana membangkitkan sadar metode pada anak?

Coba bayangkan, kita melihat jaringan komponen komputer yang menghasilkan data-data yang sungguh menakjubkan, tentu bagi yang awam terlihat ruwet dan memusingkan kepala. Tapi bagi yang ahli komputer, dia memandangnya biasa saja. Karena dia mengetahui rangkaian operasional jaringan komputer tersebut.

Nah, sebenarnya untuk memahami apa yang dipelajari, anak tidak boleh dalam keadaan pikiran pasif dan pikiran kosong dengan menampung mentah-mentah apa yang diberikan atau disajikan. Sebab, jika pikiran pasif, maka anak mudah kehilangan konsentrasi. Sebab, pikiran mudah bercabang atau menerawang pada ingatan atau pikiran lain yang tidak ada hubungannya dengan apa yang dipelajari. 

Parahnya, anak pun mudah terjebak belajar menghafal. Ingat, belajar menghafal membuat pengetahuan yang peroleh sangat rendah atau tataran yang terbangun hanya pada tingkatan ingatan belaka atau sekedar mengingat saja. Makanya, .agar materi yang diberikan dapat anak mengerti atau pahami, maka anak perlu tahu bagaimana cara membangun koneksi atau mempersiapkan simpul-simpul syarat otaknya dengan informasi yang diberikan padanya. Atau dengan kata lain, cara anak membangun asosiasi atau hubungan intelektual antara stimulus dan respon otaknya. 

Caranya anak itu harus membiasakan diri bersikap dan berpikir aktif, yaitu merangsang daya nalar untuk menghubungkan daya tangkap dengan informasi baru yang dibahas. Anak sejak dini diajarkan untuk belajar berpikir abstrak sesuai dengan tingkat penalarannya. Anak berusaha merangkai, menyusun, menggiring atau menyusun asosiasi jalan pikiran secara terfokus. Caranya, buka pikiran dan giring (arahkan) pikiran secara taktis dan terfokus pada pokok masalah dengan mempertanyakan objek yang anak pelajari. Misalnya, apa itu/ini? Mengapa bisa begitu? Apa yang mau dikatakannya? apa maksudnya? bagaimana rangkaiannya? bagaimana kelanjutannya, ? darimana memulainya? apa saja unsur yang membentuk atau membangunnya? bagaimana bentuk rangkaiannya? siapa pencetusnya? dan sebagainya, hingga tuntas. Proses berpikir demikian yang dinamakan berpikir taktis.

Kelanjutan berpikir taktis, yaitu berpikir metodologis. Berpikir Metodologis mengandung arti kemampuan menyusun kerangka berpikir secara step by step atau menyusun prosedur kerja bagaimana cara menggerakkan proses penalaran dan tindakan efektif dalam memproses pokok masalah, sehingga dapat mengurai, menyusun, menimbang dan memecahkan pokok masalah dalam bentuk pola tindakan atau prakarsa.

Pendek kata, tanamkan pada anak pemikiran bagaimana cara membuat sesuatu mudah dikuasai atau dikerjakan. Fokuskan pada belajar proses yang menguatkan, seperti kata sugesti kamu bisa, kamu mampu, kamu dapat menyusun langkah bertahap untuk menyelesaikannya. (Catatan hindari penggunaan kata yang membebani dan melemahkan semangat belajar, seperti kamu harus belajar keras, ulet dan sebagainya). Walau kata-kata tersebut mempunyai makna membangun, namun dapat menimbulkan makna antiklimaks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun