Mohon tunggu...
Hendra Halomoan Sipayung
Hendra Halomoan Sipayung Mohon Tunggu... Penulis dan konsultan pencitraan -

Saya adalah seorang penulis buku, ghostwriter, marketing online, personal brand consultant. Tinggal di Depok dan bekerja di daerah Ragunan, Jakarta Selatan. Saya bisa dihubungi di nomor 085925077652..Situs: http://konsultasimenulisbuku.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenali Pasukan Pembela Jokowi Vs Prabowo di Media Sosial

26 Agustus 2018   14:56 Diperbarui: 2 September 2018   17:02 2149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi media sosial: pixabay.com

Tapi sebelum saya mengulas lebih, saya mengajak Anda kembali pada titik awal. Adanya sebuah kekuatan politik yang ingin mendapatkan kekuasaan melalui simpati massa adalah critical point.

Struktur Kubu yang Bertarung

Satu hal yang menjadi fakta di media sosial adalah siapapun dapat bersuara. Tanpa adanya batasan usia, umur, pendidikan Anda bisa menyerang seorang professor atau seorang Doktor.

Lalu jika Anda selama ini adalah seorang pemalu dengan sistem komunikasi yang anonim seolah Anda bisa berlindung di balik akun tertentu. Toh, Anda tidak berhadap-hadapan dengan seorang pakar dalam sebuah ruang seminar.

Di medsos tidak ada moderator yang akan memotong pendapat Anda jika dirasa sudah ngawur. Hebatnya Anda bisa memasuki rumah siapapun di media massa dan meninggalkan sumpah serapah.  Asyik bukan?

Ini adalah kondisi yang membuat banyak orang mendadak menjadi seorang ahli dan pemberi opini yang kritis di media sosial. Tanpa Anda harus menunjukkan ijazah, latar belakang ilmu, CV dan sebagainya.

Namun di sisi lain medsos saat ini mendadak menjadi realitas banyak orang. Sahabat saya mengatakan, "Hari ini terjadi kegaduhan", maksudnya adalah keributan di medsos bukan di kantor atau rumahnya, karena ia menghabiskan 40 persen senggangnya untuk melihat perkembangan di dunia maya melalui smartphonenya. Medsos menjadi ruang sosial dari masyarakat modern.

Hebatnya siapapun dapat mengisi ruang itu dengan seenak udelnya. Termasuk para pemain politik yang ingin mendapatkan kekuasaan.

Lalu siapakah mereka yang menciptakan hiruk pikuk di media sosial? Pertama para pelaku politik yang mengamuflasekan dirinya seolah-olah tidak berafiliasi dengan partai tertentu. Dengan kata lain menampilkan diri layaknya masyarakat biasa. Lalu mereka menyebarkan opini dan fakta ke ruang sosial kita.

Hebatnya dalam dunia medsos ini sebuah jalan rusak di negara lain bisa menggantikan realitas jalan bagus di Papua. Orang bisa membuat kota dengan udara kotor menjadi bersih dengan photo editing. Anda bisa membuat kesan jika negara kita besok akan bubar. Anda mendadak menjadi Tuhan di Medsos.

Tapi kembali lagi, ketika ini adalah "dunia kita" maka semua fenomena yang kita lihat seolah-olah riil apalagi jika informasi tersebut berupa foto, video dibagikan berulang-ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun