“Aku mencintaimu nak”.Sebuah dekapan. Ucapan selama tidur. Dan bisikan lembut, “Ayah percaya anakku orang yang hebat”.
Bagi Margaret pengalamannya tidak ada artinya selain sesuatu yang memilukan. Kehidupan terobang-ambing. Ia terperosok dalam ke dunia yang mungkin tidak ia pahami. Masa depannya hampir saja habis. Tapi ia berjuang untuk bangki kembali.
Namun bagi saya ini kejujurannya dan kesediaan untuk berbagi cerita dengan saya, bak pesan dari Tuhan bagi saya dan para ayah. Ada banyak anak yang tumbuh dan kembang tanpa menikmati cinta seorang ayah. Mungkin bagi kami kebanggan seorang ayah adalah karir dan kekayaan. Padahal kita tidak hidup hanya dari roti saja. Demikian putra-putri kita.
Sayup-sayup terdengar lau Glenn Fredly, “Malaikat tahu”. Aku menghayati salah satu syairnya,
Namun kau tak lihat terkadang malaikat. Tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan. Dan aku percaya dalam hal ini, dia adalah Margaret.
Hendra Sipayung, Writer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H