Mohon tunggu...
Hendra Sidratul Azis
Hendra Sidratul Azis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Noted! Main bola memang seru dan menyehatkan. 😊⚽

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan sebagai Sarana Pembentukan Demokrasi di Madrasah

26 November 2024   10:22 Diperbarui: 26 November 2024   12:39 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaksanaan Demokasi di MAN 1 Jembrana (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2024)

Demokrasi bukan hanya sebuah sistem politik, tetapi juga merupakan fondasi penting dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis, diperlukan pembentukan sikap dan perilaku demokratis sejak dini. Pendidikan, khususnya di madrasah, memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi kepada generasi muda. 

Di Madrasah, pembelajaran demokrasi diwujudkan melalui kegiatan Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM), yang menjadi wadah penting untuk menginternalisasi pengetahuan, asas-asas demokrasi, serta kewajiban dan hak dalam demokrasi.

Hari ini, MAN 1 Jembrana melaksanakan pemilihan Ketua OSIM periode 2024/2025. Proses ini melibatkan tiga kandidat yang bersaing secara sehat, memberikan gambaran nyata tentang bagaimana sistem demokrasi bekerja. 

Proses ini tidak hanya menjadi ajang memilih pemimpin organisasi siswa, tetapi juga menjadi pembelajaran praktis bagi siswa dalam memahami mekanisme pemilu, seperti proses kampanye, debat kandidat, hingga pemungutan suara. 

Dalam sambutannya, Hendra Sidratul Azis, Kepala Seksi Pendidikan Islam Kemenag Jembrana, menyampaikan, "Lembaga pendidikan sangat cocok untuk membangun demokrasi yang kuat." Pernyataan ini mencerminkan keyakinan bahwa pendidikan adalah pilar utama dalam menciptakan masyarakat yang demokratis dan berdaya.

Internalisasi Nilai Demokrasi Melalui OSIM

Melalui OSIM, siswa tidak hanya diajarkan teori tentang demokrasi, tetapi juga mendapatkan pengalaman langsung dalam praktik berdemokrasi. Kegiatan seperti pemilihan Ketua OSIM memberikan ruang bagi siswa untuk memahami nilai-nilai demokrasi seperti kebebasan, keadilan, toleransi, dan partisipasi aktif. 

Mereka diajarkan untuk menghormati perbedaan pendapat, menerima hasil pemilihan dengan lapang dada, serta mengedepankan musyawarah dalam mengambil keputusan.

Proses ini juga melatih siswa untuk memahami pentingnya menghormati hak dan kewajiban sebagai bagian dari masyarakat yang demokratis. Para kandidat yang maju dalam pemilihan harus mampu menyampaikan visi dan misi mereka secara jelas, mengajak siswa lain untuk mendukung program-program yang mereka tawarkan, serta menunjukkan integritas dalam bersaing. 

Dengan demikian, siswa tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi aktor aktif dalam pembelajaran demokrasi.

Persiapan untuk Pemilu di Masa Depan

Kegiatan seperti ini juga menjadi gambaran awal bagi siswa dalam menghadapi pemilu di masa depan. Ketika mereka bergabung dalam masyarakat, mereka sudah memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman praktis tentang pentingnya menggunakan hak suara dengan bijak. Hal ini penting untuk menciptakan pemilih yang rasional dan kritis, yang mampu memilih pemimpin berdasarkan kompetensi dan integritas.

Sebagai generasi muda, siswa Madrasah juga diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu membawa semangat demokrasi ke lingkungannya. Dengan memahami nilai-nilai demokrasi, mereka akan mampu menghadapi tantangan seperti polarisasi sosial, intoleransi, dan apatisme politik yang masih menjadi ancaman dalam kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan sebagai Pilar Demokrasi

Sebagaimana disampaikan oleh Hendra Sidratul Azis, pendidikan memiliki peran vital dalam membangun demokrasi yang kuat. Madrasah sebagai lembaga pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai wahana pembentukan karakter dan sikap siswa. Melalui kegiatan OSIM, siswa dilatih untuk berpikir kritis, bekerja sama, dan mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi.

Proses pembelajaran seperti ini menjadi cerminan bagaimana pendidikan dapat menjadi sarana efektif dalam menciptakan masyarakat yang sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan terus mendorong kegiatan-kegiatan berbasis demokrasi, seperti pemilihan Ketua OSIM, MAN 1 Jembrana telah memberikan kontribusi signifikan dalam mencetak generasi muda yang siap membangun masa depan bangsa.

Kegiatan pemilihan Ketua OSIM MAN 1 Jembrana hari ini adalah salah satu contoh nyata bagaimana pendidikan dapat menjadi wahana pembelajaran demokrasi. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pemilihan, madrasah telah menciptakan pengalaman berharga yang akan menjadi bekal mereka di masa depan. 

Generasi muda yang memahami dan menerapkan nilai-nilai demokrasi adalah harapan bagi terciptanya masyarakat yang lebih adil, damai, dan sejahtera.

Penulis: Hendra Sidratul Azis (Mahasiswa Pascasarjana S3 UNDIKSHA).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun