Mohon tunggu...
Hendra Cahyadi
Hendra Cahyadi Mohon Tunggu... PNS -

Manusia yang ingin terus berkembang\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mentalitas Uang

5 Juli 2017   16:49 Diperbarui: 5 Juli 2017   17:04 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uang memang sering membuat manusia lupa atau melupakan mana yang benar mana yang salah. Segala-galanya dihitung dengan uang. Uang kadang jadi berhala di zaman modern ini. Uang sering jadi alasan untuk perbuatan kiya yang salah dan khilaf. Beberapa mentalitas yang menyangkut uang antara lain:

  • KORUPSI = KOmpak Rampok Uang Palsukan kuitanSI. Nah ini mungkin yang tanpa kita sadari sering kita lakukan. Laporan pertanggungjawaban keuangan dibuat sedemikian rupa, misalnya mengada adakan kegiatan yang tidak kita lakukan. Atau kegiatan tersebut kita lakukan, namun dilakukan mark up harga. Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan pembuatan kuitansi abal-abal.
  • KUHP = Kasih Uang Habis Perkara. Ini yang paling umum dilakukan. Misal mau meraih suatu predikat tertentu, namun kemampuan dan kapasitas terbatas, kita lalu berusaha melakukan "pendekatan" dengan tim penilai biar skor kita bisa memenuhi syarat untuk meraih predikat tersebut. Kasus tertangkapnya oknum auditor BPK dan juga tertangkapnya beberapa kepala daerah yang memperoleh WTP menjadikan hasil audit BPK sedikit dipertanyakan. Apakah predikat BPK bisa dibeli??? Tentunya kita tidak berharap nila setitik merusak susu sebelanga. Tertangkapnya satu oknum BPK tidak seharusnyalah membuat kita meragukan hasil audit BPK. Tapi penilaian ini terserah masyarakat
  • APBN = Asyik Pikirin Bagaimana Ngerampoknya. Bila kita ketika mendapatkan satu proyek atau pekerjaan, hal pertama yang kita pikirkan adalah berapa jatah saya/berapa jatah kami, maka yakinlah kita sudah kena mentalitas APBN ini
  • BPJS = Budget Pas pasan Jiwa Sosialita. Kadang gaya hidup kita tidak sesuai dengan penghasilan kita. Besar pasak daripada tiang. Kalau hal ini dibiarkan, lama-lama kita akan mencari segala macam cara untuk memenuhi hasrat gaya hidup kita. Kalau sudah begini, bisa mengancam kesehatan raga dan jiwa kita sendiri.
  • EKTP = Enaknya Korupsi Tanpa Perasaan. Sudah mengambil yang bukan haknya, kita nyantai nyantai saja. Seolah-olah apa yang kita lakukan adalah suatu kewajaran. Mungkin saja itu kita lakukan karena merasa banyak yang melakukan, atau mungkin saja karena mental kita sudah mental korup.
  • MANOHARA = Makan NOngkrong HAbiskan AnggaRAn. No comment lah kalau begini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun