“ Jujur, itu sebetulnya pengajuan BG bukan inisiatif Presiden,” begitu kurang lebihnya yang dikatakan oleh Tim Independen.
Sebelumnya ramai para “pengamat” di media sosial mengatakan bahwa presiden tersandera. Ada juga yang mengatakan presiden sungkan dengan seorang atau beberapa tokoh pendukungnya. Ada juga yang menyatakan presiden perlu dukungan politik jadi presiden “terpaksa” berkompromi dengan itu.
Sebetulnya pernyataan dan pengakuan tersebut di atas membenarkan tudingan sebagian orang bahwa Presiden jokowi adalah presiden boneka. Yah penggemar Jokowi mau pakai alasan apa lagi untuk membantah jargon “presiden boneka” yang tersemat di dada Jokowi. Merasa sungkan, merasa berhutang budi, merasa susah menolak permintaan orang sebetulnya adalah hal biasa dalam hidup. Tapi bila perasaan tersebut mempengaruhi keputusan yang dibuat dan berdampak merusak, maka jelaslah orang tersebut pantas untuk disebut “bisa diatur”, “boneka” dan lain sebagainyaa
Artinya bisa jadi “Itu sebetulnya pengajuan beberapa orang menteri kabinet bukan inisiatif presiden” merujuk kepada “waktu yang agak lama” pada saat penyusunan cabinet.
Artinya bisa juga “Itu sebetulnya pengajuan Jaksa Agunag bukan inisiatif presiden” merujuk kepada “lamanya” penunjukan Jaksa Agung. Demikian pula penunjukan hakim MK dan lain-lain.
Bangsa Indonesia patut bersyukur dengan KPK. KPK lah yang “berhasil” membongkar topeng kebonekaan Jokowi. Coba kalau KPK tidak mentersangkakan BG, bisa jadi orang “titipan” tersebut bisa melenggang menjadi Kapolri.
Secara khusus Jokowi patut amat sangat bersyukur kepada KPK karena sudah “ditabok” dan diingatkan oleh KPK. Bahasa gaulnya sih KPK bilang “Pak, bangun jangan mau lagi disuruh-suruh, ini orang berpotensi bermasalah jangan mau disetir untuk meloloskannya”.
Jadi apakah sudah terlambat. Belum. Presiden Jokowi masih mempunyai banyak waktu untuk melepaskan “status presiden boneka” yang suka atau tidak suka sedang disandangnya. Masih banyak sekali urusan pemerintahan ini yang mesti diurusnya. Pemilihan pimpinan KPK akhir tahun ini jangan sampai “titipan” diloloskan lagi. Banyaknya proyek-proyek infrastruktur yang akan dibangun sampai 2019 jangan sampai menjadi “objekan” para politisi.
Bagaimana caranya. Ah presiden Jokowi pasti jauh lebih tahu dibandingkan seluruh pengamat yang ‘hanya” bisa berkomentar. Hati kecil beliau pasti sudah memberikan petunjuk-petunjuk kemana semestinya melangkah. Petunjuk-petunjuk yang pastinya lebih mujarab dibanding masukan dari watinpres atau tim independen.
Bola ada di tangan anda Pak Presiden. Ayo jadilah Presiden Republik Indonesia yang bisa dibanggakan