Karena mereka juga pernah mencicipi bangku sekolah di Indonesia, mereka juga gerah dengan sistem pendidikan tanah air yang menekankan pada hafalan, les sana sini dan ditambah pula beberapa mata pelajaran yang dinilai tidak berguna.
Life style and way of thinking
"Di Indo duit itu dewa, kalau gak ada jangan harap lu bakal dianggap" komentar Adi. Menurutnya kebanyakan orang Indonesia menomor satukan gengsi. Jika ingin menjalin hubungan dengan teman baru atau rekan bisnis, Adi merasa harus pakai barang 'branded' baru ditanggapi serius. Dia melihat sendiri bagaimana teman-temannya rela menumpuk hutang kartu kredit demi kelihatan sukses. Sementara di Sydney dia merasa jauh lebih santai, tidak merasa peer pressure untuk pamer biar bisa diterima dalam group, Adi sempat kaget ketika tahu HP boss lebih butut darinya. Singkat kata, dia lebih bebas menjadi diri sendiri.
Sementara Dewi asal Jakarta mengaku betah tinggal Sydney karena ada kejelasan hukum, birokrasi simple dan masyarakatnya lebih tertib dibanding Jakarta. Semua bisa diurus sendiri dari pengurusan passport, perpanjang SIM dan visa PR, sementara di Indonesia jasa makelar hampir pasti butuh kalau tidak mau makan hati.
Dia juga lebih nyaman dengan pola berpikir masyarakat Australia yang lebih terbuka dan menghargai privasi. Pertanyaan private seputar gaji berapa, sudah kawin belum, agama apa rasanya cuma di Indonesia.
Go back home
Melanjutkan bisnis keluarga
Ini alasan delapan puluh persen teman-teman jaman kuliah memilih (atau disuruh) balik for good. Kalangan ini biasa termasuk keluarga berduit atau setidaknya punya toko. Ibaratnya mobil sudah ada mereka tinggal menjalankan saja, syukur kalau bisa mengembangkan. Kemapamanan bisnis orang tua mereka memungkinkan mereka menjadi 'big fish in a small pond'.
Ketika tulisan ini diturunkan, kebanyakan PR mereka sudah hangus dan  mereka tidak merasa menyesal.
Demi orang tua dan keluarga
Michael memutuskan pulang for good setelah bapaknya meninggal karena tidak ada saudara kandung yang bisa menjaga ibunya meskipun dia mengaku lebih suka tinggal di Sydney. Dia sudah berusaha membujuk ibunya untuk tinggal di Sydney lewat family sponsor namun tidak berhasil. Selain kendala bahasa dan cuaca, ibunya lebih kerasan tinggal dekat saudara. Kabar terakhir dia membuka toko online lantaran sulit mendapat kerja mengingat umurnya tidak muda lagi.