Mohon tunggu...
Hendra Josuf
Hendra Josuf Mohon Tunggu... Lainnya - berdiam di new york city, usa

sekolah tinggi bahasa asing di tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gerimis Seharian di Musim Gugur

29 Oktober 2024   10:06 Diperbarui: 29 Oktober 2024   10:06 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Councellor Ayah di New Jersey,"

"Oh, pantas.Itu kan tugasnya.Dia memang di bayar untuk itu,"

"Betul, dia cocok dengan bidangnya,"

Keduanya terdiam sesaat.Ada kicauan burung terdengar dekat situ.Budi memandang kearah cakrawala;Matahari buram telah jatuh di bawah pohon2 cemara.Namun gerimis masih saja merintik.Cuaca buruk masih belum berubah sejak pagi.

Budi perlahan menarik nafas panjang, lalu berkata;

"Negara ini telah banyak membantu kita.Jaminan sosial ada, jaminan kesehatanpun juga ada, di tambah uang pensiun Ayah, rasanya sudah lebih dari cukup.Tapi akhir2 ini kesehatan Ayah tambah menurun.Ayah tak juga luput dari penuaan.Di tengah kesepian,Ayah kadang ngeluh bila di dera cuaca dingin.Badan terasa sakit semua, reumatik nya tambah parah,"

"Ayah kan bisa ke dokter. atau berkunjung lagi ke councellor,"

Kalimat terahir membuat Budi tersentak kaget, namun dia pura2  tidak  gubris.

"Ah, dia pasti sudah pindah.Sudah lama tidak ketemu,"

Sesungguhnya dia berbohong, dr Mei masih  nempel di kepalanya.Sekali2 kenangan itu timbul ke permukaan.Sekalipun dia tidur, perempuan itu tetap mengerjarnya  dalam mimpi.

(Untrue story, only the work of fiction)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun