Mohon tunggu...
Hendra Josuf
Hendra Josuf Mohon Tunggu... Lainnya - berdiam di new york city, usa

sekolah tinggi bahasa asing di tangerang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Trotoar

7 Agustus 2024   10:42 Diperbarui: 7 Agustus 2024   11:05 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdiam di dua negara bagian di AS, terasa melelahkan, tapi  sejujurnya kadang mengasyikkan juga.Yang pertama, negara bagian Virginia Selatan, di mana kami berdiam di sebuah kota kecil tapi berkembang pesat bernama Frederiksburg.

Rumah kami letaknya sedikit jauh dari pusat kota, dan bercokol diatas perbukitan yang asri. Setiap hari kami di suguhi pemandangan yang itu2 juga.Jalan  raya yang kosong di apit pepohonan dengan daun lebat  bergoyang lembut di hembus angin segar.

Sudah biasa saya berdiri lama bengong sendirian di tengah trotoar. Tanpa seseorang manusia atau binatang yang lewat.Nyamukpun tidak  terdengar mendengung. Cuman sekali2 seekor anjing peliharaan lewat di temani tuannya. Atau mobil muncul satu2.

Sedang di Queens, New York, kami kost2an. Sekali sebulan kami kesini buat check up kesehatan.Soalnya primary Doctor kami prakte di kota ini.Kalau aku pindah dokter rasanya sudah malas karena sudah cocok dengan dokter perempuan China ini.

Ada baiknya juga kami riwa-riwi ke New York sekali sebulan atau  dua bulan sekali.Hitung2 melepas rasa jenuh di Virginia. Di kota Queens, kami dapat kemana saja pakai angkuta umum.

Mau belanja,mau nonton, mau makan segala macam hidangan semua ada yang jual..Belum lagi taman2nya yang luas di tengah kota.Kalau mau lebih exciting, bisa berkunjung ke kota Manhattan, pusat hiburan dan perdagangan yang remai terus setiap hari sehingga di juluki The City never sleeps, atau Ibukota  Dunia.

Setiap kali saya berdua dengan istri, bilamana check up lagi, pasti kami lewat di sebuah perempatan Queens Blvd dengan 55 str, di mana terpancang sebuah rambu lalu lintas yang di pakai seseorang buat mengikat bunga2 plastik di tengahnya.

Kalau tiba dekat sini, pasti kami berhenti sebentar, terpekur, lalu memanjatkan doa sebisanya.Tak perlu aku baca pengumuman diatas kertas didepanku karena saya sudah hafal isinya, dimana tertulis :

 Seorang pengendara sepeda meninggal disini

Beristirahatlah Dengan Tenang

Kemudian ada code website dari si pemasang bunga.

Siapapun orangnya, si pelaku tentu ingin mengingatkan supaya  orang ber-hati2 melintasi jalan Queens Blvd, karena lebarnya yang cukup panjang dan ramai.

Di kedua pojok ada nomor2 di gital sebagai pembantu nyebrang, namun masih belum cukup aman buat pejalan kaki yang misalnya membawa kereta bayi, atau kereta Laundry.Juga buat lansia, atau orang cacat yang tidak dapat berjalan cepat  supaya sampai di seberang jalan tepat waktu.

Hal serupa saya jumpai juga di dekat komplex perumahan kami di Salem Field, Frederiksburg.Disini seonggok bunga di taruh disudut trotoar di jalan Rapahanock yang berhadapan dengan sebuah kolam kecil.

Di tempat sunyi dengan kerimbunan pohon2, terlihat bunga2  di taruh  di sudut trotoar selama ber-tahun2.Baru2 ini ketika saya lewat, ada sebuah lampu surya LED  di letakkan di bagian tengah. Yang saya ingat, ada tulisan mengenai  si korban kecelakaan.

Seperti, nama, tanggal lahir dan tanggal wafat, tercantum disitu.Juga sederet doa tertulis dibawahnya.

Saya bisa bayangkan betapa sedihnya keluarga  yang dia tinggalkan.Sampai2 mereka  tetap menjaga kerapihan  trotoar.Mungkin saja mereka tinggal dekat situ.

Ada keheningan  disaat saya panjatkan doa kecil.Setelah selesai, saya layangkan pandang di sekitar jalan sepi, dimana terhampar sebuah kolam dengan pepohonan dan jalan setapak di sekelilingnya. Pandangan saya alihkan kembali kabawah, keatas tumpukan bunga2 kuning dan pink.

Dalam hati saya berkata:

" Beristirahatlah dengan tenang.Pasti Tuhan bersamamu di tempat yang asri ini"

Perlahan, saya lamjutkan jalan sore.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun