Petang itu suasana di tepi danau teramat hening setelah rombongan anak2 kami telah memacu perahu kecil mereka kearah tengah danau.Dari tempat kami berdua berdiri, penampakan perahu hanya berupa sebuah noktah bergambar bendera Amerika disisinya dan lambat laun semakin kecil lalu kemudian hilang di bungkus kabut puti tipis.
Disisi kiriku, ponakan perempuan kami, Jennifer, masih berdiri memandangi perahu yang membawa ke empat anaknya berkeliling danau kecil di daerah pedalaman kota Philadelphia.Suasana tenang dan hening diselingi hembusan lembut angin kering musim Summer, membuat ku sedikit kaku  berduaan dengan perempuan paruh baya ini.Dulu, sewaktu kecil, kami telah menanggapnya  sebagai putri sendiri sangking seringnya bermain berduaan dengan putri kami.Kini, setelah berkeluarga dan telah lama berdian di Idaho, membuat kami jarang ngomong.Akhirnya kocoba memecah ke sunyian dengan berbasa-basi:
"Gimana kabar kalian, Jen?"
"Baik, sehat Om.Peter masih kerja di tempat dulu.Anak2 juga sekolahnya tidak mengecewakan," jawabnya
"Om sendiri dan tante gimana?"
"Puji Tuhan, sehat.Fredericksburg memberi kami ketenangan, kedamaian dan sedikit kebosanan.Maklum sebagai New Yorker, Om  sudah terbiasa dengan kesibukan,"
"Yeah, Virginia, cocok buat lansia, pensioner seperti Om.Coba cari kesibukan lain, atau lanjutkan hobbynya  dulu,"Â
"Betul, sudah ikut Work Out di sebuah Gym dekat rumah, seminggu tiga kali.Selain itu, Om isi dengan membaca dan menulis.Habis mau ngapain lagi?Oh yah, Om juga ikut  pendalaman agama katolik di website bernama Institute of Catholic Culture,"
"Good for you.It keeps you active,'
"Indeed,"