Mohon tunggu...
Hendra Josuf
Hendra Josuf Mohon Tunggu... Lainnya - berdiam di new york city, usa

sekolah tinggi bahasa asing di tangerang

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Awal Musim Gugur

8 Desember 2023   09:14 Diperbarui: 9 Desember 2023   09:09 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DocumentPribadi/Fredericksburg/Virginia

Hempasan  angin dingin  menerpa wajahku disaat melewati pintu exit bandara JFK New York.Tubuh yang mulai mengigil membuatku ter-gopoh2 melempar kopor2 keatas mobil jemputan kami.Begitu mobil meluncur, wajah2 baru kota Queens/New York City memperlihatkan polesan baru dengan warna kuning keemasan.Barisan pohan di kedua belah jalan utama nampak seragam berselimut daun2 berwarna kuning atau merah moron yang kadang melayang  satu persatu  di tiup angin.Seluruh ruang kota berselimut daun2 kering.Ada pula yang berserakan di pinggir jalan.

Mobil terus melaju siang itu,melewati mobil2 lain  yang tidak terlalu banyak.Suasana tenang dan damai di awal musim ini, di bubuhi dengan rombongan kecil penduduk New York yang tetap berkutat seperti biasanya  mancari nafkah.Bedanya kali ini mereka harus keluar mengenakan pakain tebal dan ketat buat menahan hawa dingin.

Sebeuah pemandanga kontrast setelah menghabiskan waktu wisata di Indonesia selama sebulan.Disana, hampir setiap hari di suguhi cuaca dan pemandangan  yang sama.Di Bali, kami pindah2 lokasi buat mengenyam suasana dan pemandangan yang berbeda.Di Surabaya, kami ber-lama2 di pasar Atom buat ngisi perut, dengan berbagai macam masakan.

Tiba2 aku kaget dan lamunan yang barus saja aku rangkai jadi buyar  sewaktu mendengar klakson mobil dari belakang  disusul teriankan  seseoraang.

"Hurry up man, it's jellow"

Ipar kami  yang bertindak sebagai sopir nampak tersenyum mendengar ocehan ini.Rupanya dia sedang asyik mendengar  ceritera sang istri 

sampai2 tidak perhatikan  lampu kuning di depan.

"New Yorkers," gumannya sambil  geleng2 kepala.

Tiba di dekat taman luas Forest Park, vibe musim ini bertambah semarak denga orang2 yang ingin merasakan perubahan alam.

Banyak dari mereka duduk2 di taman meski memakai baju tebal sambil merasakan hembusan angin.

Rasanya akupun tak tahan buat berbaur, sampai berteriak kecil:

"Stop, stop sebentar Jim,"

Aku bergegas keluar mobil lalu mendaki sebuah gundukan tanah.Dari situ aku bisa melayangkan pandangan  ke segala penjuru.Dari Woodhaven Ave, bisa kulihat barisan mobil2 dengan lampu2 merah di belakangnya berjejer patuh dan  rapih.Di sebelah kananku, kerumunan  warga New York  lagi  bersantai menikmati keindahan .

Aku  menengadah keatas dengan  mata terpejam.Perlahan kubentangkan kedua tangan sembari mengirup udara dingin nan sejuk.

Disaat mata ku buka kembali, kulihat lampu lalu lintas berganti warna putih, dan para pejalan kaki mulai menyeberang.Ada yang cepat, ada pula yang santai.Di bagian terahir kulihat seorang bocah perempuan mendorong sebuah kereta bayi kecil.Tentu sang adik ada di dalam.Mungkin sedang tidur kelelahan.

Namun pemandangan terahir ini, dengan  tidak sadar membuatku tersenyum karena mengingatkan  sesuatu.

Ceriteranya, kemarin dulu ketika kami masih di tanah air, tepatnya di daerah Karawaci, Tangerang.Kami terjebak macet ditenagh hujan  gerimis yang mulai lebat.Eh, tiba2 istriku, bertetiak nyuruh putra kami menghentikan mobil.Kemudian dia dengan cepat merogoh dompet dan mencabut beberapa lembar uang dan melemparnya kebelakang.

Dari balik kaca mobil. kulihat seorang bocah berseragam sekolah  yang sedang menarik sebuah  kereta sampah,  dengan sigap memungut lembaran uang itu sambil tersenyum melambaikan tangan. Aku juga terseyum puas, nampaknya  kami  semua tersenyum.Ada perasan damai di hati masih bisa berbagi rejeki di tengah orang2 yang bergumul bertahan hidup.

Kami tidak saling kenal.Tapi sang bocah telah menoreh sesuatu di balik dada ini, pentingnya rasa bersyukur.Masih  terbayang wajah kusutnya di balut seragam ssekolah..Tak terasa mataku kabur  dan ber-kaca2 dan aku bergegas ke mobil ketika mendengar panggilan istriku.

Dalam hati aku ngomel,

Kadang dia cerewet, tapi dia tidak bisa melihat orang susah.Dia paksa dirinya berbuat sesuatu.

Mobil meluncur kembali.

dokpribadi/manhattan/nyc

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun