Mohon tunggu...
Hendra Josuf
Hendra Josuf Mohon Tunggu... Lainnya - berdiam di new york city, usa

sekolah tinggi bahasa asing di tangerang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Halimun Menyapa

27 Juni 2022   05:34 Diperbarui: 20 Agustus 2022   23:01 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pinterest

Ada selajur jalan setapak di hutan rimbun

Berpagar balok hitam panjang melingkar

Aku sering  bersandar disana

Menatap silhouette di saat fajar merasuk

Dan si Cloy berbaring malas dekat kakiku

Dendaunan berdesis di tiup lembut sang bayu

Dibawah  pancaran ribuan  silhouette

Tersentak, si Cloy bangun mendengar si ulan burung

Menatapku tajam lalu berbaring kembali

Halimun tipis melayang mengelus wajahku

Dingin, terasa basah di ubun-ubun

Seolah ingin menghalau ke galauan di dada

Atau membisikiku mimpi  adalah bunga tidur semata

Sesungguhnya telah lama kusadari

Di tengah  kerapuhan tubuh di makan usia

Kucoba terus mengerti dan bertahan

Kalau tidak, aku bersandar lagi disana

Mengeluh, namun  tiada yang peduli

Mengerti, namun sakit tak terkira

Di kala semua pada  membisu

Kuingin bertanya pada angin,pada halimun, dan pada silhouette

"Berapa lama lagi kita bersama."

Tapi  hanya kekosongan dan  halimun yang  kutemui

Angin sepoi mendesir perlahan

Seolah  ingin menghiburku untuk  menerima 

Proses penuaan terjadi setiap detik

Kucoba sungging senyuman lebar

Semanis mungkin, setulus mungkin

Tapi hanya sanggup menyungging  senyuman kecut 

Fredericksburg, Virginia, 6/26/22

Dipenghujung senja, Minggu 5.13 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun