Dengan merangkul sudut pandang yang berbeda dan menceritakan cerita dari berbagai perspektif, film dokumenter membantu mengatasi ketidaksetaraan representasi.
"Citizenfour" (2014) karya Laura Poitras, menggambarkan pengungkapan informasi oleh Edward Snowden, memberikan suara pada mereka yang membocorkan rahasia pemerintah.
7. Membangun Solidaritas dan Empati
Film dokumenter dapat membantu membangun solidaritas dan empati di antara penontonnya. Dengan menyoroti kesamaan pengalaman manusia, ketidakadilan yang dialami, atau tantangan yang dihadapi oleh kelompok tertentu, film-film ini menciptakan rasa persatuan.
"The Square" (2013) menggambarkan perjuangan aktivis di Mesir selama Revolusi 2011, menciptakan rasa solidaritas global terhadap perjuangan mereka.
8. Mendorong Reformasi dan Perubahan Kebijakan
Film dokumenter seringkali menjadi alat yang efektif dalam mendorong reformasi dan perubahan kebijakan. Dengan membawa isu-isu penting ke mata publik, film ini dapat memicu tekanan masyarakat untuk tindakan lebih lanjut.
"Super Size Me" (2004) karya Morgan Spurlock, sebagai contoh, menggambarkan dampak buruk makanan cepat saji, dan berkontribusi pada perubahan perilaku konsumen serta perubahan kebijakan industri makanan.
9. Membangkitkan Gerakan Sosial dan Perlawanan
Beberapa film dokumenter berhasil membantu membangkitkan gerakan sosial dan perlawanan terhadap ketidakadilan. Mereka tidak hanya menyajikan fakta-fakta, tetapi juga menggugah semangat perlawanan dalam masyarakat.
"Gasland" (2010) karya Josh Fox, misalnya, membahas dampak eksploitasi gas bumi, merangsang gerakan anti-fracking di berbagai belahan dunia.